Taliban Enggan Berkomitmen Memberikan Hak Pendidikan untuk Perempuan Afghanistan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 12 Oktober 2021 08:00 WIB

Sejumlah anak-anak perempuan bersiap memasuki ruang kelas di sebuah sekolah di Kabul, Afghanistan, 18 September 2021. Mereka mulai kembali bersekolah dibawah kekuasaan Taliban. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri Taliban pada Senin meminta dunia untuk menjalin hubungan baik dengan pemerintahan baru Afghanistan, tetapi menghindari membuat komitmen tegas pada pendidikan anak perempuan meskipun komunitas internasional menuntut semua anak Afghanistan untuk diizinkan bersekolah.

Hampir dua bulan setelah mantan pemerintah yang didukung Barat runtuh dan pasukan Taliban menguasai Kabul, pemerintahan baru Taliban telah mendorong untuk membangun hubungan dengan negara-negara lain untuk membantu mencegah krisis ekonomi.

"Masyarakat internasional perlu mulai bekerja sama dengan kami," kata penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Doha Institute for Graduate Studies, dikutip dari Reuters, 12 Oktober 2021.

"Dengan ini kita akan dapat menghentikan ketidakamanan dan pada saat yang sama kita akan dapat terlibat secara positif dengan dunia," katanya.

Namun Taliban sejauh ini menolak memberikan alasan kenapa tidak mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah, salah satu tuntutan utama masyarakat internasional setelah keputusan bulan lalu bahwa sekolah di atas kelas enam hanya akan dibuka kembali untuk anak laki-laki.

Advertising
Advertising

Muttaqi mengatakan pemerintah Imarah Islam Taliban bergerak dengan hati-hati dan baru berkuasa selama beberapa minggu. Ia mengklaim Taliban belum bisa menyelesaikan reformasi masyarakat internasional yang telah diimplementasikan dalam 20 tahun terakhir.

"Reformasi itu memerlukan banyak sumber keuangan dan memiliki dukungan internasional yang kuat, tetapi pada saat yang sama kalian meminta kami untuk melakukan semua reformasi dalam dua bulan?" katanya.

Pemerintahan baru telah mendapat kecaman terus-menerus atas pendekatannya terhadap pendidikan anak perempuan, yang dianggap sebagai salah satu dari sedikit keuntungan positif dari keterlibatan Barat selama dua dekade di Afghanistan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Taliban telah melanggar janji untuk menjamin hak-hak perempuan dan anak perempuan, dan tidak mungkin ekonomi dapat diperbaiki jika perempuan dilarang bekerja.

Muttaqi mengulangi permintaan agar Amerika Serikat mencabut pembekuan aset lebih dari US$9 miliar (Rp127,8 triliun) dari cadangan bank sentral Afghanistan yang disimpan di luar negeri, tetapi mengatakan pemerintah memiliki pendapatan sendiri dari pajak, tarif bea cukai dan pertanian jika dana itu tetap dibekukan.

Dia juga mengatakan pasukan Taliban memiliki kendali penuh atas Afghanistan dan mampu mengendalikan ancaman dari militan ISIS-K, yang telah mengklaim serangkaian serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk pemboman pekan lalu di sebuah masjid Syiah di kota utara Kunduz.

"Isu Daesh sejauh ini dikendalikan oleh Imarah Islam," katanya menggunakan julukan untuk ISIS, tetapi menambahkan tekanan internasional pada pemerintahan Taliban bisa mendorong ISIS untuk melakukan teror di Afghanistan.

Baca juga: 13 Aturan Taliban untuk Perempuan

REUTERS

Berita terkait

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

19 jam lalu

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

Dokter anak menyebut anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibanding laki-laki dengan perbandingan 9:1. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

21 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

3 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

4 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

4 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

11 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

12 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Dikaruniai Anak Ketiga Perempuan, Namanya Lia

16 hari lalu

Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Dikaruniai Anak Ketiga Perempuan, Namanya Lia

Alyssa Soebandono dan Dude Harlino menyambut kelahiran anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Aisyah Aulia Putri Harlino.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

16 hari lalu

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

Peran orang tua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan pendidikan seksual kepada anak, khususnya anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Sering Makan Makanan Olahan pada Menstruasi

17 hari lalu

Pengaruh Sering Makan Makanan Olahan pada Menstruasi

Sering makan makanan olahan dibanding makanan rumahan menjadi salah satu penyebab anak perempuan lebih cepat mengalami menstruasi.

Baca Selengkapnya