Dapat Dukungan Banyak Negara, Tedros Adhanom Ghebreyesus Bakal Pimpin WHO Lagi

Reporter

Tempo.co

Jumat, 24 September 2021 10:30 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19 di markas WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Tedros Adhanom Ghebreyesus telah memperoleh dukungan luas untuk masa jabatan kedua sebagai kepala Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, yang secara resmi dicalonkan oleh sedikitnya 17 anggota Uni Eropa dan didukung oleh negara-negara di kawasan lain, kata para diplomat pada Kamis.

Ketika tenggat waktu pencalonan berlalu, para diplomat mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya nama lain yang diajukan, menunjukkan bahwa Tedros tidak akan memiliki pesaing dalam pemilihan Mei.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, mantan menteri kesehatan dan luar negeri Ethiopia yang terpilih sebagai direktur jenderal Afrika pertama WHO pada Mei 2017, telah memimpin perjuangan global melawan pandemi Covid-19.

Dia telah mengarahkan badan PBB itu melalui serangan terhadap penanganannya terhadap krisis, yang dipicu oleh virus corona baru yang muncul di Cina pada akhir 2019 dan hingga kini telah membunuh 4,9 juta orang.

Tetapi di dalam negeri sendiri dia telah dijauhi oleh pemerintah Ethiopia karena gesekan atas konflik Tigray, sehingga perlu bagi negara lain untuk mengajukan namanya untuk masa jabatan lima tahun kedua.

Advertising
Advertising

"Dia aman, tetapi secara luas masyarakat internasional merasa sangat penting untuk mendukungnya," kata seorang diplomat senior dari negara non-Uni Eropa kepada Reuters, dikutip 24 September 2021.

Sumber-sumber pemerintah Jerman menjelaskan kepada Reuters pada Rabu, Jerman akan secara resmi mencalonkan Tedros dan mencari dukungan dari negara-negara anggota Uni Eropa lainnya.

Setidaknya 17 negara Uni Eropa mengatakan mereka juga akan mengajukan namanya untuk pencalonan. Seorang diplomat Barat mengatakan, "saya mengerti dia sedang dicalonkan oleh daerah lain."

Sebuah sumber dengan pengetahuan langsung tentang proses pencalonan mengatakan kepada Reuters, tidak ada yang menyebutkan penantang dan bahwa banyak amplop suara yang menominasikan Tedros.

Negara-negara Afrika secara luas mendukung Tedros yang telah memperjuangkan akses mereka ke vaksin, tetapi tidak ingin memutuskan hubungan dengan Ethiopia, kata para diplomat.

Amerika Serikat tidak menentang masa jabatan barunya, tambah mereka.

Namun, di bawah proses WHO, amplop suara harus tetap disegel sampai setelah 29 Oktober, yang berarti tidak dapat dikesampingkan bahwa suatu negara dapat mencalonkan kandidat lain. Ini dirancang untuk membatasi kampanye terlalu dini.

Pemerintahan Donald Trump menuduh kepemimpinan WHO Tedros sebagai Cina-sentris, tuduhan yang dia tolak. Sekarang kepala WHO itu memiliki hubungan hangat dengan pemerintahan Joe Biden, terutama setelah Tedros Adhanom Ghebreyesus secara terbuka mendukung penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui asal-usul virus corona, termasuk audit laboratorium Cina, kata para diplomat.

Baca juga: WHO Minta Negara-negara Kaya Tahan Vaksinasi COVID-19 Dosis Ketiga Hingga 2022

REUTERS

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

1 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

5 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

5 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya