TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyelidikan asal-usul virus corona di Cina terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebarannya di sana.
"Kami meminta Cina untuk transparan dan terbuka dan bekerja sama," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers hari Kamis, Reuters melaporkan, 15 Juli 2021.
"Kami berutang kepada jutaan orang yang menderita dan jutaan orang yang meninggal untuk mengetahui apa yang terjadi," katanya.
Bulan lalu Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku skeptis tentang kerja sama Cina dengan penyelidikan WHO.
"Cina berusaha sangat keras untuk memproyeksikan dirinya sebagai negara yang bertanggung jawab dan sangat, sangat terbuka, dan mereka berusaha sangat keras untuk berbicara tentang bagaimana mereka membantu dunia dalam hal COVID-19 dan vaksin," kata Biden.
"Dengar, hal-hal tertentu yang tidak perlu Anda jelaskan kepada orang-orang di dunia, mereka melihat hasilnya. Apakah Cina benar-benar mencoba untuk sampai ke dasar ini?"
Biden pada Mei memerintahkan para pembantunya untuk menemukan jawaban atas asal usul virus yang menyebabkan Covid-19, yang pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan di Cina, dan mengatakan badan-badan intelijen AS sedang melihat teori-teori lain, yang berpotensi termasuk kemungkinan kebocoran laboratorium di Cina, Reuters melaporkan.
Anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal muasal virus corona atau COVID-19 mengunjungi pameran tentang Cina memerangi Covid-19 di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 30 Januari 2021. WHO mengatakan berencana mengunjungi pasar makanan laut di pusat wabah awal serta Institut Virologi Wuhan. REUTERS/Thomas Peter
Sebuah tim yang dipimpin WHO, yang menghabiskan empat minggu di dalam dan sekitar Wuhan pada Januari dan Februari dengan para peneliti Cina, mengatakan dalam laporannya bahwa virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain, dan bahwa "insiden laboratorium" sangat tidak mungkin.
Tetapi para ahli mengatakan beberapa data telah disembunyikan, dan AS mengatakan penelitian itu "tidak cukup dan tidak meyakinkan."
Tetapi Beijing telah mempromosikan teori bahwa COVID-19 masuk ke Cina dari luar negeri melalui makanan beku yang terkontaminasi, sementara sejumlah politisi Barat juga menyerukan penyelidikan lebih lanjut tentang kemungkinan bocornya dari laboratorium.
Cina telah berulang kali mengatakan bahwa mempolitisasi masalah ini akan menghambat penyelidikan. Sementara Cina telah mendesak AS harus diselidiki untuk asal-asul Covid-19.
Seorang ahli epidemiologi senior Cina mengatakan Amerika Serikat harus menjadi prioritas dalam fase penyelidikan berikutnya tentang asal-usul virus corona setelah sebuah penelitian menunjukkan penyakit itu mungkin telah beredar di sana pada awal Desember 2019, kata media pemerintah Cina Global Times pada Juni.
Baca juga: Ahli Epidemiologi Cina Minta AS Diselidiki Terkait Asal Covid-19
REUTERS