Peneliti Singapura Mengubah Kulit Durian Jadi Perban Antibakteri
Reporter
Tempo.co
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 20 September 2021 20:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan di Nanyang Technological University (NTU) di Singapura sedang menangani limbah makanan dengan mengubah kulit durian yang dibuang menjadi perban gel antibakteri.
Prosesnya mengekstrak bubuk selulosa dari kulit buah setelah diiris dan dikeringkan, kemudian dicampur dengan gliserol. Campuran ini menjadi hidrogel lunak, yang kemudian dipotong menjadi strip perban.
"Di Singapura, kami mengonsumsi sekitar 12 juta durian per tahun, jadi selain dagingnya, kami tidak bisa berbuat banyak tentang kulit dan bijinya dan ini menyebabkan pencemaran lingkungan," kata Profesor William Chen, direktur program ilmu dan teknologi pangan di NTU Singapura, dikutip dari Reuters, 20 September 2021.
Kulit buah durian, yang merupakan lebih dari setengah komposisi durian, biasanya dibuang dan dibakar, sehingga menyebabkan limbah lingkungan.
Chen mengatakan teknologi tersebut juga dapat mengubah limbah makanan lainnya, seperti kacang kedelai dan biji-bijian bekas, menjadi hidrogel, membantu membatasi limbah makanan negara.
Dibandingkan dengan perban konvensional, perban organo-hidrogel juga mampu menjaga area luka lebih dingin dan lembab, yang dapat membantu mempercepat penyembuhan.
Para peneliti mengatakan menggunakan bahan limbah dan ragi untuk perban antimikroba lebih hemat biaya daripada produksi perban konvensional, yang sifat antimikrobanya berasal dari senyawa logam yang lebih mahal seperti ion perak atau tembaga.
Pedagang grosir durian, Tan Eng Chuan, mengatakan, ia menjual setidaknya 30 peti durian sehari selama musim durian atau sekitar 1.800 kg. Bisa memanfaatkan bagian buah durian yang biasanya dibuang, kata dia, merupakan inovasi yang membuatnya lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Dalam 50 Menit, Durian Senilai Rp 216 Miliar Ludes Dibeli Peserta Flash Sale
REUTERS