Australia Tak Menyesal Batalkan Perjanjian Kapal Selam 40 Miliar dengan Prancis

Minggu, 19 September 2021 20:30 WIB

Perdana Menteri Australia Scott Morrison tiba di bandara Haneda di Tokyo, Jepang, 17 November 2020. [REUTERS/Issei Kato]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia Scott Morrison membela diri soal keputusannya menghentikan kesepakatan pengadaan kapal selam dengan Prancis dan beralih ke Amerika dan Inggris. Menurutnya, pihaknya mengambil keputusan yang tepat dan sudah memberi tahu Prancis soal batalnya pengadaan kapal selam.

"Saya tidak menyesali keputusan tersebut karena saya memprioritaskan kepentingan Australia lebih dulu," ujar Morrison, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 19 September 2021.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Australia menghentikan pengadaan belasan kapal salam diesel dengan Prancis yang diteken pada 2016 lalu. Sebagai ganti atas proyek US$40 miliar itu, Australia beralih ke Amerika - Inggris, meneken perjanjian AUKUS untuk mengadakan delapan kapal selam nuklir.

Langkah Australia menimbulkan kemarahan dari pihak Prancis yang merupakan sekutu Amerika dan Inggris di NATO. Mereka merasa dikhianati oleh Australia dan mengklaim tidak diberi tahu bahwa perjanjian akan dibatalkan. Sebagai respon, Prancis menarik dubes di Amerika dan Australia.

Cina juga mengecam kesepakatan AUKUS itu. Menurutnya, pengadaan kapal selam nuklir oleh Australia, Amerika, dan Inggris akan menimbulkan ketidakstabilan regional di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, juga akan menggenjot perlombaan teknologi persenjataan nuklir. Cina, perlu diketahui, memiliki banyak kepentingan di Indo-Pasifik seperti klaim Laut Cina Selatan.

Morrison melanjutkan bahwa dirinya bisa memahami kekesalan Prancis. Namun, ia kembali menegaskan bahwa sebagai PM dirinya harus mengambil keputusan yang paling menguntungkan Australia.

"Dan saya sudah mengangkat isu ini beberapa bulan lalu dan kami terus membahasnya melalui Kementerian Pertahanan dan lembaga lainnya."

"Saya mengabari Prancis soal kesepakatan AUKUS pada pukul 20.30 (waktu setempat) di hari Rabu. Saya, Joe Biden, dan PM Inggris Boris Johnson membuat pengumuman pada pukul 07.00 keesokan harinya," ujar Morrison menegaskan.

Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, mengatakan pihaknya selama ini telah bersikap jujur dan terbuka terhadap Prancis. Oleh karenanya, kata ia, tidak benar tidak ada pemberitahuan apapun ke Prancis. "Kabar bahwa kami tidak memberi kabar bertentangan dengan catatan publik," ujar Dutton soal sikap Prancis terhadap Australia.

Baca juga: Dubes Prancis: Australia Membuat Kesalahan Diplomatik Besar dengan Pakta AUKUS

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

57 menit lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

1 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

3 jam lalu

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

Mayoritas penduduk Kaledonia Baru adalah orang Jawa. Kini kolonial Prancis tersebut sedang dilanda kerusuhan terburuk dalam 30 terakhir.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

3 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

15 jam lalu

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

Jaringan 3G berkembang sejak 2001 lalu, menjadi awal mula internet dapat diakses lewat telepon genggam.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

20 jam lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

20 jam lalu

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

Prancis memberlakukan keadaan darurat di Kaledonia Baru menyusul kerusuhan yang menewaskan anggota polisi.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

21 jam lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

21 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

1 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya