Rusuh Unjuk Rasa Anti-Lockdown COVID-19 di Australia, Polisi Tangkap 200 Orang

Minggu, 19 September 2021 18:30 WIB

Seorang perempuan mengenakan masker berjalan melalui pusat kota selama penguncian untuk mengekang penyebaran wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Sydney, Australia, 7 Juli 2021. [REUTERS/Loren Elliott]

TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa Anti-Lockdown di Australia pada Sabtu kemarin berujung rusuh. Aparat dan demonstran bentrok yang menyebabkan sejumlah orang mengalami cedera. Menurut laporan kantor berita Reuters, Kepolisian Australia telah menangkap kurang lebih 270 orang demonstran. Rinciannya, 235 orang ditangkap di Melbourne dan 35 ditangkap di Sydney.

"Enam polisi membutuhkan pertolong medis. Beberapa dari mereka terjatuh dan terinjak-injak," ujar keterangan Kepolisian Negara Bagian Victoria, Ahad, 19 September 2021.

Di Melbourne, kurang lebih ada 700 demonstran yang berkumpul untuk menggelar unjuk rasa. Untuk mengendalikan unjuk rasa, kepolisian setempat menerjunkan 2000 personil dan menutup akses ke pusat kota. Di beberapa titik kota Melbourne juga didirikan pusat pemeriksaan dan barikade. Selain itu, transportasi publik dimatikan.

Kepolisian di Sydney melakukan hal serupa. Mereka menerjunkan pasukan anti huru-hara, polisi lalu lintas, hingga detektif untuk mengawal dan mengendalikan jalannya unjuk rasa. Mereka tidak ingin sampai terjadi perkumpulan dalam jumlah besar dan kerusuhan. Sebagaimana disebutkan di atas, upaya pengendalian itu gagal.

Sebagai catatan, Australia sudah beberapa bulan terakhir berhadapan dengan varian Delta COVID-19. Sejak pertengahan Juni 2021, kebijakan lockdown beberapa kali diterapkan untuk mengendalikan pandemi. Dari sekian banyak kota, Sydney, Melbourne, dan Canberra adalah kota yang paling terdampak dan seudah menjalani lockdown selama berminggu-minggu.

Pemerintah Australia telah menyampaikan, lockdown di Sydney, Melbourne, dan Canberra akan dibuka apabila 70 persen penduduknya tetalh tervaksinasi penuh. Mengacu pada kecepatan kampanye vaksinasi COVID-19 sekarang, Pemerintah Australia memasang estimasi target tercapai Oktober atau November.

Menggunakan strategi lockdown, pertumbuhan kasus dan kematian baru relatif terkendali di Australia. Per berita ini ditulis, total ada 85.648 kasus dan 1.162 korban meninggal akibat COVID-19. Per harinya, jumlah kasus bisa bertambah hingga 1800 orang. Tantangannya adalah mempertahankan pengendalian tersebut di saat masih banyak warga yang memprotes dan mempertanyakannya.

"Sungguh mengecewakan melihat kejadian di mana minoritas kecil mengabaikan protokol kesehatan dan keamanan tidak hanya untuk polisi, tetapi juga warga Victoria lainnya," ujar Kepolisian Victoria, Australia, dalam keterangannya.

Baca juga: Pandemi Memburuk, Australia dan Selandia Baru Belanja Ekstra Vaksin COVID-19

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

9 jam lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

15 jam lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Cerita WNI Terkesima Menonton Aurora Australis dari Australia

1 hari lalu

Cerita WNI Terkesima Menonton Aurora Australis dari Australia

Seorang WNI, menceritakan pengalamannya bisa menikmati fenomena alam Aurora Australis, di negara bagian Victoria, Australia.

Baca Selengkapnya

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

2 hari lalu

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

Pemerintah Australia menyiapkan 20 program beasiswa untuk Indonesia Timur pada tahun ini guna memperkuat hubungan diplomatik.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

2 hari lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

4 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

4 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

5 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

5 hari lalu

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

Australia meningkatkan jumlah minimum tabungan untuk visa pelajar sebagai upaya menekan angka migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

5 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB

Baca Selengkapnya