9 Aktivis Hong Kong Divonis Hingga 10 Bulan Penjara karena Peringatan Tiananmen

Reporter

Tempo.co

Rabu, 15 September 2021 15:00 WIB

Wakil Ketua Aliansi Hong Kong dalam Mendukung Gerakan Demokratik Patriotik China, Tonyee Chow Hang-tung, terlihat di dalam kendaraan setelah ditahan di Hong Kong, China, 8 September 2021. [REUTERS/Tyrone Siu/File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan aktivis Hong Kong dijatuhi hukuman antara enam hingga 10 bulan penjara pada Rabu karena terlibat dalam peringatan demonstrasi alun-alun Tiananmen 1989 tahun lalu.

Hong Kong, bekas koloni Inggris yang kembali ke pemerintahan China pada 1997 dengan janji kebebasan luas, setiap tahun mengadakan peringatan penumpasan berdarah China tiap 4 Juni.

Namun, dua peringatan terakhir dilarang oleh polisi dengan alasan pembatasan virus corona pada pertemuan publik. Tetapi larangan ini diberlakukan setelah protes massa pro-demokrasi di Hong Kong pada 2019, dan dilihat oleh banyak aktivis sebagai upaya untuk menutup segala bentuk pembangkangan terhadap Beijing. Pihak berwenang Hong Kong membantah tuduhan itu.

Meskipun ada larangan, ribuan orang menyalakan lilin di seluruh kota pada tahun 2020, dan kerumunan yang lebih kecil melakukan hal yang sama pada tahun 2021.

"Para terdakwa mengabaikan dan meremehkan krisis kesehatan masyarakat yang sebenarnya," kata Hakim Pengadilan Negeri Amanda Woodcock, dikutip dari Reuters, 15 September 2021.

Advertising
Advertising

"Mereka secara keliru dan arogan percaya bahwa tujuan bersama mereka lebih penting daripada melindungi komunitas atau hak publik atas perlindungan dari risiko kesehatan yang serius."

Tiga aktivis Hong Kong lainnya menerima hukuman percobaan.

Ke-12 orang itu, termasuk penyelenggara dan aktivis senior Albert Ho, mantan anggota parlemen Eddie Chu dan Figo Chan, mantan pemimpin Front Hak Asasi Manusia Sipil yang dikenal mengorganisir demonstrasi pro-demokrasi skala besar, telah mengaku bersalah.

Mahasiswa bersiap untuk memperingati tragedi pembunuhan dalam Tiananmen 1989 di Universitas Hong Kong, Cina, 4 Juni, 2021. REUTERS/Lam Yik

Pekan lalu, polisi menangkap anggota Aliansi Hong Kong dalam Mendukung Gerakan Demokratik Patriotik di China, penyelenggara acara peringatan, di bawah Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong yang diberlakukan oleh Beijing tahun lalu. Polisi menuduh Aliansi sebagai "agen pasukan asing", tuduhan yang dibantah oleh Aliansi.

Pemimpin aliansi Albert Ho, Lee Cheuk-yan dan Chow Hang Tung, pekan lalu didakwa dengan tuduhan menghasut subversi. Ho dan Lee sudah dipenjara karena peran mereka dalam protes tahun 2019. Chow ditolak jaminannya.

Polisi pekan lalu juga menggerebek lokasi museum yang ditutup pada 4 Juni yang didedikasikan untuk para korban penumpasan Tiananmen.

Museum Tiananmen, yang ditutup pada 2 Juni karena penyelidikan oleh Departemen Kebersihan Makanan dan Lingkungan Hong Kong atas perizinannya, dibuka kembali secara online sebagai "Museum 8964" dan sekarang beroperasi secara independen dari Aliansi.

Baca juga: Presiden Taiwan Minta Cina Akui Insiden Tiananmen 1989

REUTERS

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

55 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

11 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

20 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

23 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

23 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya