Debat Calon Kanselir Jerman, SPD Ungguli Konservatif

Reporter

Terjemahan

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 13 September 2021 13:09 WIB

Annalena Baerbock bersama Armin Laschet (kanan) dan Olaf Scholz (kiri) berfoto sebelum debat televisi calon kanselir Jerman di Berlin, 12 September 2021. (Michael Kappeler/Pool via REUTERS)

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga calon kanselir Jerman tampil dalam debat terbuka di televisi, Minggu malam. Kandidat Partai Sosial Demokrat (SPD) Olaf Scholz, yang saat ini menjadi menteri keuangan, unggul dalam survei yang digelar sesaat setelah debat itu.

Pemilu Jerman akan digelar 26 September 2021 untuk memilih pengganti kanselir Angela Merkel.

Scholz memimpin atas kaum konservatif dalam jajak pendapat setelah ia berhasil menepis serangan verbal dari kandidat Partai Kristen Demokrat (CDU) Armin Laschet atas catatannya dalam menangani pencucian uang dan apakah dia akan bersekutu dengan partai sayap kiri.

Jajak pendapat singkat untuk televisi ARD yang diambil segera setelah debat 90 menit menunjukkan bahwa 41 persen dari 1.500 responden yang ditanya berpikir Scholz adalah calon paling meyakinkan. Laschet mendapat dukungan 27 persen dan kandidat Partai Hijau, Annalena Baerbock, mendapat 25 persen.

Menurut Reuters, dalam debat itu Laschet menuduh Scholz gagal dalam tanggung jawab pengawasannya sehubungan dengan penggerebekan minggu lalu di kementerian keuangan dan kehakiman yang merupakan bagian dari penyelidikan terhadap badan anti pencucian uang pemerintah.

Advertising
Advertising

"Jika menteri keuangan saya bekerja seperti Anda, maka kita akan menghadapi masalah serius," kata Laschet.

Scholz yang terlihat tenang membuat Laschet menuduh lawannya memutarbalikkan fakta dan menjadi "tidak jujur" dengan menyarankan ada penyelidikan terhadap kementeriannya, sedangkan penyelidik hanya membutuhkan informasi darinya.

Kaum konservatif kehilangan daya tarik Merkel, seorang konservatif, yang tidak mencalonkan diri lagi setelah empat kemenangan pemilu dan 16 tahun memimpin negara dengan ekonomi terbesar Eropa itu.

Sebuah jajak pendapat pada hari Minggu menunjukkan bahwa SPD telah memperpanjang keunggulan mereka atas kaum konservatif. Jajak pendapat INSA menempatkan SPD mendapat dukungan 26 persen, naik satu poin dari seminggu lalu dan pada peringkat tertinggi sejak Juni 2017. Konservatif tidak berubah pada angka 20 persen dan Partai Hijau turun 1 poin pada 15 persen.

Dalam tiga bulan terakhir kaum konservatif telah kehilangan 8-9 poin persentase. Laschet, pemimpin dari negara bagian Rhine-Westphalia Utara Jerman yang paling padat penduduknya, berusaha menebus kesalahan selama kampanye.

Citranya turun ketika tertangkap kamera sedang tertawa saat berkunjung ke kota yang dilanda banjir mematikan pada bulan Juli. Dia meminta maaf.

Majalah Spiegel edisi minggu ini memasang gambar sampul depan Laschet memegang tangannya di depan mulutnya dengan judul "Oooops".

Dalam debat tersebut, Laschet juga menekan Scholz apakah dia akan membentuk aliansi dengan Partai Hijau dan partai sayap kiri Linke, yang menentang NATO dan kritis terhadap banyak aspek Uni Eropa.

Scholz sekali lagi menolak untuk mengesampingkan bekerja dengan Linke, dengan alasan pertama bahwa pemilih harus memiliki suara mereka dalam pemilihan. Namun, dia menjelaskan bahwa ada perbedaan yang jelas antara partai-partai yang akan membuat koalisi menjadi sangat sulit.

"Pengakuan hubungan transatlantik, NATO dan Uni Eropa diperlukan untuk pemerintahan yang baik," katanya.

Baerbock, yang Partai Hijaunya juga telah kehilangan sekitar 10 poin persentase sejak tertinggi pada April dan Mei, mengatakan Jerman menghadapi pilihan yang sulit antara awal yang baru atau terjebak dalam "lebih banyak hal yang sama".

"Jerman dapat melakukan lebih banyak lagi ... Ini adalah kesempatan besar bagi negara kita," katanya.

Isu Lingkungan

Dalam debat itu, Baerbock terlihat unggul saat bicara soal isu lingkungan dan menantang kedua lawannya tentang apa yang telah dilakukan partai mereka dalam mengatasi krisis iklim.

"Kita kehilangan target iklim kita, dengan konsekuensi dramatis, dan Anda berdua telah menjelaskan bahwa Anda tidak mengorientasikan diri Anda pada solusi, tetapi hanya saling menyalahkan tentang siapa yang menghalangi apa," katanya seperti dikutip dari dw.com.

Baerbock berpendapat bahwa pemerintah berikutnya akan menjadi salah satu yang terakhir memiliki efek aktif pada krisis iklim.

"Artinya kita harus lepas dari pembangkit listrik batu bara lebih awal, dan harus lebih cepat dari 2038 (target saat ini)," katanya. "Tapi kita tidak bisa melanjutkan selama 17 tahun ke depan seolah-olah tidak ada yang terjadi."

Baik Olaf Scholz dan Laschet mengklaim bahwa pihak mereka menanggapi krisis dengan serius, meskipun keduanya menekankan pentingnya melindungi industri terkemuka Jerman — khususnya industri otomotif dan kimia.

Baca juga Konservatif Anjlok, Angela Merkel Peringatkan Pemilih Akan Pemerintahan Kiri

Berita terkait

Top 3 Dunia: Ucapan Selamat dari Olaf Scholz dan Joe Biden untuk Prabowo

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Ucapan Selamat dari Olaf Scholz dan Joe Biden untuk Prabowo

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 23 Maret 2024 masih terkait kemenangan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih dalam pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Menang Pilpres 2024, Prabowo Subianto Dapat Ucapan Selamat dari Kanselir Jerman Olaf Scholz

37 hari lalu

Menang Pilpres 2024, Prabowo Subianto Dapat Ucapan Selamat dari Kanselir Jerman Olaf Scholz

Kanselir Olaf Scholz melalui Kedutaan Besar Jerman di Jakarta mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto yang akan menjadi presiden RI berikutnya.

Baca Selengkapnya

Kanselir Jerman Olaf Scholz Serukan Deeskalasi di Laut Cina Selatan

46 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz Serukan Deeskalasi di Laut Cina Selatan

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan deeskalasi sengketa Laut Cina Selatan harus menjadi prioritas.

Baca Selengkapnya

PM Malaysia Bela Dukungan terhadap Hamas dalam Lawatan ke Jerman

47 hari lalu

PM Malaysia Bela Dukungan terhadap Hamas dalam Lawatan ke Jerman

Berbicara pada konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, PM Anwar Ibrahim berulang kali ditanya tentang hubungan lama Malaysia dengan Hamas

Baca Selengkapnya

Rusia Panggil Duta Besar Jerman Soal Rencana Bantuan Militer ke Ukraina

55 hari lalu

Rusia Panggil Duta Besar Jerman Soal Rencana Bantuan Militer ke Ukraina

Kemlu Rusia memanggil Dubes Jerman untuk Moskow Alexander Graf Lambsdorff menyusul publikasi kebocoran penyadapan percakapan rahasia militer Jerman

Baca Selengkapnya

Kanselir Jerman Digugat Aktivis Pro-Palestina, Apakah akan Berhasil?

27 Februari 2024

Kanselir Jerman Digugat Aktivis Pro-Palestina, Apakah akan Berhasil?

Para pejabat tinggi Jerman, termasuk Kanselir Jerman, digugat atas dugaan 'membantu genosida' dalam kasus yang meningkatkan kewaspadaan dan tekanan.

Baca Selengkapnya

Profil Mark Rutte, PM Belanda yang Didorong Jerman dan Sekutu Lain Menjadi Sekjen NATO

24 Februari 2024

Profil Mark Rutte, PM Belanda yang Didorong Jerman dan Sekutu Lain Menjadi Sekjen NATO

PM Belanda, Mark Rutte digadang-gadang akan menjadi Sekjen Nato setelah selesai masa jabatannya. Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Tiga Tahun Invasi Rusia, Zelensky Teken Pakta Keamanan dengan Jerman dan Prancis

16 Februari 2024

Tiga Tahun Invasi Rusia, Zelensky Teken Pakta Keamanan dengan Jerman dan Prancis

Kunjungan Zelensky ke dua negara terbesar Uni Eropa ini terjadi saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki tahun ketiga.

Baca Selengkapnya

Parlemen Jerman Tolak Usulan Pengiriman Rudal Taurus ke Ukraina

18 Januari 2024

Parlemen Jerman Tolak Usulan Pengiriman Rudal Taurus ke Ukraina

Koalisi tiga partai yang berkuasa di Jerman menentang mosi pengiriman rudal Taurus ke Ukraina

Baca Selengkapnya

Hamas Kritik Langkah Jerman Pasok Amunisi untuk Israel

17 Januari 2024

Hamas Kritik Langkah Jerman Pasok Amunisi untuk Israel

Hamas menyebut langkah pemerintah Jerman itu akan menjadikan Jerman "mitra langsung dalam perang melawan rakyat (Palestina) kami di Gaza."

Baca Selengkapnya