Sekitar 200 Warga AS Bertahan di Afganistan

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 1 September 2021 14:52 WIB

Pasukan Taliban berjaga di Bandara Internasional Hamid Karzai yang telah ditinggalkan tentara Amerika Serikat, di Kabul, Afghanistan, 31 Agustus 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat menyatakan masih ada sekitar 100 sampai 200 warganya di Afganistan saat evakuasi sudah berakhir. Namun Presiden Joe Biden berkomitmen membantu mereka yang berniat meninggalkan negara yang dikuasai Taliban itu.

Biden kepada awak media di Gedung Putih, Selasa (31/8/2021), mengatakan sebagian besar warga AS tersebut memiliki kewarganegaraan ganda dan penduduk lama yang sebelumnya sudah memutuskan untuk tinggal di sana sebab akar keluarga mereka di Afganistan.

“Bagi warga AS yang masih berada di sana, tidak ada batas waktu (untuk pergi). Kami tetap berkomitmen untuk mengeluarkan mereka jika mereka menghendakinya,” kata Biden seperti dikutip Reuters.

Dia menyebutkan bahwa 90 persen warga AS yang berada di Afganistan sudah dievakuasi. Gedung Putih memperbarui transkripsi pernyataan Biden untuk menunjukkan bahwa angka yang benar adalah 98 persen.

Dia mengatakan Menterl Luar Negeri AS Antony Blinken memimpin upaya diplomatik lanjutan itu guna memastikan perjalanan yang aman bagi setiap warga AS, mitra Afganistan, atau warga negara asing yang ingin meninggalkan negara tersebut setelah kekuasaan diambil alih oleh Taliban pada 15 Agustus 2021.

Advertising
Advertising

Biden mengatakan masyarakat internasional akan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Taliban atas janji mereka untuk mengizinkan kebebasan bepergian.

“Taliban telah membuat komitmen publik, disiarkan di televisi dan radio di seluruh wilayah Afganistan untuk memastikan perjalanan yang aman bagi setiap orang yang ingin pergi, termasuk mereka yang bekerja dengan warga AS,” katanya.

“Kami tidak menganggap mereka hanya dengan kata-kata mereka, tetapi tindakan mereka dan kami memiliki pengaruh agar komitmen tersebut terpenuhi,” katanya.

Biden mengatakan Pemerintah AS sudah mengontak warga AS di Afganistan sebanyak 19 kali sejak Maret, menawarkan kepada mereka untuk meninggalkan negara itu.

Setelah evakuasi yang dipimpin militer AS dimulai sejak 17 hari lalu, lanjut dia, pejabat-pejabat AS kembali mengontak dan mengidentifikasi ada sekitar 5.000 warga AS yang pada awalnya memutuskan untuk tinggal, tetapi saat ini mereka ingin keluar Afganistan.

Lebih dari 5.500 warga AS sudah dievakuasi bersama ribuan warga dan diplomat dari negara-negara sekutu, 2.500 anggota staf lokal yang bekerja di Kedutaan Besar AS berikut keluarga mereka, dan ribuan warga Afganistan yang merupakan penerjemah, serta pihak-pihak lainnya yang mendukung AS selama 20 tahun di negeri itu.

Baca juga: Lembah Panjshir, Benteng Terakhir Afganistan untuk Melawan Taliban

ANTARA | REUTERS

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

6 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

7 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

8 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

9 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

10 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

10 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

11 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

15 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya