Dianggap Gagal Tangani Situasi Afghanistan, Joe Biden Bakal Dimakzulkan?

Jumat, 27 Agustus 2021 17:30 WIB

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan di Gedung Putih pada perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat "Fourth of July" di Washington, AS, 4 Juli 2021. [REUTERS/Evelyn Hockstein/File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Republikan di Parlemen Amerika, Kevin McCarthy, mengatakan Presiden Joe Biden bakal mendapatkan "balasan" atas dampak penarikan pasukan di Afghanistan. Hal itu menyusul makin intensenya serangan dan kritikan Republikan terhadap Joe Biden soal penarikan pasukan, evakuasi warga, dan ancaman teror di Kabul.

Dikutip dari CNN, McCarthy sudah berbicara dengan Joe Biden pada Kamis kemarin perihal perkembangan di Afghanistan pasca-teror ISIS-K. Adapun dalam pembicaraan tersebut, keduanya sepakat bahwa fokus sekarang adalah menyelamatkan warga Amerika dan Afghanistan sebanyak mungkin sebelum 31 Agustus 2021.

"Kami akan meminta pertanggungjawaban dari segala pihak yang terlibat," ujar McCarthy, Kamis, 26 Agustus 2021.

Menurut laporan CNN, perbincangan di antara keduanya berlangsung beberapa jam setelah serangan bom ISIS-K di Bandara Hamid Karzai, Kabul yang menewaskan 13 tentara Amerika.

Kerumunan orang menunggu giliran evakuasi di luar bandara Kabul, Afghanistan, 25 Agustus 2021. Dalam 12 hari terakhir, negara-negara Barat telah mengevakuasi hampir 100.000 orang dari bandara ini. Twitter/DAVID_MARTINON melalui REUTERS/File Foto


Sebelum berbicara dengan Joe Biden, McCarthy lebih dulu meminta Ketua Parlemen Amerika Nancy Pelosi untuk membawa isu Afghanistan ke Kongres. Tujuannya, agar anggota Kongres bisa mendapat keterangan secara jelas dan komprehensif dari Joe Biden soal kekacauan yang terjadi di Afghanistan beberapa pekan terakhir.

Sebagaimana diketahui, sejak Presiden Joe Biden memutuskan untuk melanjutkan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan, berbagai peristiwa terjadi di sana. Peristiwa terpenting terjadi 14 Agustus lalu di mana Taliban mengambil alih pemerintahan yang kemudian memicu evakuasi besar-besaran dan serangan teror oleh ISIS-K.


"Kami akan membuat rancangan legislasi untuk mencegah penarikan pasukan hingga semua warga Amerika berhasil diselamatkan dari Afghanistan," ujar McCarthy.

Sejumlah politisi Republikan dikabarkan sudah mulai bergerilya untuk mendapatkan informasi dan fakta soal penanganan situasi di Afghanistan oleh administrasi Joe Biden. Annggota Komite Intelijen Parlemen Amerika, Devin Nunes, misalnya dikabarkan telah mengirim surat ke Direktur Intelijen Nasional untuk meminta keterangan.

Tangkapan layar evakuasi korban terluka ke rumah sakit setelah serangan bom bunuh diri di bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan, 26 Agustus 2021. Bom bunuh diri yang didalangi kelompok ISIS-K menewaskan sedikitnya 60 warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat. REUTERS TV/1TV/Handout via REUTERS

Beberapa anggota Republikan, dikutip dari CNN, ada juga yang terang-terangan menyalahkan Joe Biden atas situasi di Afghanistan. Elise Stefanik, anggota parlemen dari New York, menyebut ada "darah di tangan Joe Biden". Sementara itu, Senator Marsha Blackburn mengatakan pejabat-pejabat tinggi dan Joe Biden harus mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban.

"Joe Biden, Kamala Harris, Menlu Antony Blinken, Menhan Lloyd Austin, dan Panglima Militer Mark Milley harus mengundurkan diri atau bakal menghadapi pemakzulan." ujar Blackburn.

Partai Demokrat, tempat Joe Biden berasal, memantau terus perkembangan situasi baik di Afghanistan maupun di Kongres Amerika. Sementara itu, juru bicara Pemerintah Amerika Jen Pskai enggan berkomentar banyak soal kabar pemakzulan yang beredar.

"Ini bukan hari yang tepat untuk berpolitik. Ini adalah hari di mana anggota Militer Amerika tewas di tangan teroris. Kami meminta seluruh warga Amerika untuk bersama-sama mendukung kami mengejar dan menghukum pembunuh mereka," ujar Jen Psaki soal serangan ISIS-K di Afghanistan yang total menewaskan 85 orang.

Baca juga: Joe Biden Sebut Evakuasi Jalan Terus Pasca-Serangan ISIS-K di Afghanistan

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

3 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

3 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

4 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

5 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

6 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

6 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya