Mantan Pemimpin Khmer Merah Muncul ke Publik

Reporter

Tempo.co

Jumat, 20 Agustus 2021 14:32 WIB

Mantan pemimpin khmer merah di Kamboja, Khieu Samphan muncul ke publik. Nhet Sok Heng/Extraordinary Chambers in the Courts of Cambodia/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Satu-satunya Pemimpin Khmer Merah di Kamboja yang masih hidup Khieu Samphan, 90 tahun, pada Kamis, 19 Agustus 2021, muncul ke publik untuk pertama kalinya. Kehadirannya untuk menyatakan dia tidak terlibat dalam pembantaian (genosida) dan tidak bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan.

Samphan muncul ke publik terakhir kalinya pada 2018 atau saat dia hadir di sidang banding, yang memvonisnya bersalah. Samphan adalah satu dari segelintir pemimin kelompok Khmer Merah, yang dituntut pertanggung jawabannya atas kematian sekitar 1,7 juta warga negara Kamboja pada 1975 – 1979.

Wisatawan melihat tengkorak korban pembantaian rezim komunis Khmer Merah di Monumen Choeung Ek atau ladang pembantaian, Phnom Penh, Kamboja, Selasa, 26 Februari 2019. Tragedi kemanusiaan tersebut terjadi pada rentang waktu 1975 hingga 1979. ANTARA/Nyoman Budhiana

Advertising
Advertising

Tidak ada satu pun pemimpin Kmer Merah yang mengaku dalang dibalik pembantaian hampir satu-per-empat populasi warga Kamboja itu.

“Saya dengan tegas membantah tuduhan dan keyakinan kalau saya memiliki niat untuk melakukan kejahatan. Tidak peduli kapan kejahatan itu dilakukan, bentuknya seperti apa pun terhadap kemanusiaan, tak peduli genosida terhadap warga Vietnam, pembunuhan, saya tidak pernah melakukannya,” kata Samphan.

Samphan mengatakan tugasnya sebagai presiden ketika itu adalah memastikan kedaulatan negara dan kemerdekaan bagi Vietnam. Sebagian besar korban kelompok Khmer Merah meninggal karena kelaparan, penyiksaan, kelelahan atau penyakit karena kerja paksa di kamp-kamp atau dipukul sampai mati dalam eksekusi massal.

Baca juga: Kamerad Duch, Algojo Utama Pembunuhan Massal Khmer Merah Meninggal

Sumber: Reuters

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

3 jam lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

21 jam lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

1 hari lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

3 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

3 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

4 hari lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

5 hari lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

5 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

6 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya