Joe Biden: Keberadaan Tentara Amerika di Afghanistan Bisa Diperpanjang

Kamis, 19 Agustus 2021 11:30 WIB

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan di Gedung Putih pada perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat "Fourth of July" di Washington, AS, 4 Juli 2021. [REUTERS/Evelyn Hockstein/File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden tidak menutup kemungkinan memperpanjang durasi keberadaan tentara Amerika yang membantu proses evakuasi di Afghanistan. Hal itu melihat situasi di Afghanistan yang kian genting dengan Taliban mencoba mencegah warga untuk kabur. Namun, untuk saat ini, tentara akan tetap berada di Afghanistan sesuai jadwal yaitu hingga 31 Agustus 2021.

Joe Biden menjelaskan, fokus utamanya adalah menyelamatkan seluruh warga Amerika. Jadi, perpanjang atau tidak bergantung pada seberapa banyak warga Amerika yang belum berhasil dievakuasikan.

"Jika masih ada warga Amerika yang tersisa, maka kita akan lanjut terus (melewati deadline) hingga semua berhasil diselamatkan," ujar Joe Biden, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 18 Agustus 2021.

Diberitakan sebelumnya, Joe Biden dikritik karena dianggap tidak becus mengurus penarikan pasukan Militer Amerika dari Afghanistan. Ia dianggap terlalu terburu-buru yang kemudian memicu keberhasilan Taliban mengambil alih Afghanistan.

Ratusan orang berlari mengejar pesawat kargo militer AU Amerika Serikat yang hendak tinggal landas di bandara Kabul, Afganistan, dalam cuplikan video yang diunggah pada Senin, 16 Agustus 2021. Beberapa warga Afganistan bahkan nekat bergelantungan di roda dan ban pesawat tersebut. Mereka berbondong-bondong meninggalkan negaranya setelah Taliban menguasai Kabul. Twitter/@morkazemian


Hal itu, sekarang, memicu kekacauan di bandara Kabul di mana baik warga lokal maupun internasional mencoba kabur dari Afghanistan. Mereka berusaha masuk ke dalam pesawat-pesawat yang tersedia. Bahkan, ada yang sampai bergelantungan dan jenazahnya ditemukan di roda pesawat.

Proses evakuasi sempat dihentikan sementara di hari Senin untuk menertibkan warga. Di hari Selasa, evakuasi dilanjutkan dengan semakin banyaknya bantuan. Taliban, di satu sisi, berjanji tidak akan menghalang-halangi evakuasi walaupun perkembangan terbaru bertentangan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin menyatakan ada 4500 personil militer di Kabul untuk membantu evakuasi. Sejauh ini, kata ia, tak ada ketegangan dengan Taliban dan jalur komunikasi tetap terbuka. Walau begitu, pihaknya tetap siaga untuk kemungkinan terburuk.

"Kami akan mengupayakan segala cara untuk meredam konflik dan membuka jalur untuk warga ke bandara. Saya pribadi tidak memiliki kapabilitas untuk memperpanjang masa operasi mereka di Kabul."

"Kami belum puas dengan hasil evakuasi. Sangat jelas kita belum mendekati target yang diinginkan," ujar Lloyd Austin soal situasi evakuasi warga lokal dan internasional di Afghanistan.

Baca juga: Militer Amerika Serikat di Afganistan Sampai 31 Agustus 2021

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

16 jam lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

1 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

2 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

2 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

2 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

3 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

5 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

5 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

6 hari lalu

DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

DPR Amerika Serikat pada Sabtu, 20 April 2024, mendukung lolosnya paket bantuan keamanan untuk Ukraina, Israel dan Taiwan total senilai USD95 miliar

Baca Selengkapnya