Top 3 Dunia: Amrullah Saleh Lawan Taliban Hingga AS Musnahkan Paspor Afganistan
Reporter
Tempo.co
Editor
Eka Yudha Saputra
Kamis, 19 Agustus 2021 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler dunia sepanjang Rabu, 18 Agustus 2021, di antaranya wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan mengajak rakyat bergabung melawan Taliban, UNICEF optimistis Taliban akan mengizinkan anak perempuan Afganistan bersekolah, hingga Amerika Serikat musnahkan paspor warga Afganistan yang dievakuasi dari Kabul.
Tiga berita terpopuler internasional tersebut dirangkum dalam Top 3 Dunia.
1. Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, telah meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban dan menunjukkan bahwa Afganistan tidak seperti Vietnam.
"Kami orang Afganistan harus membuktikan bahwa Afganistan bukan Vietnam dan Taliban bahkan tidak seperti Vietcong," tulis Amrullah Saleh di Twitter.
"Tidak seperti AS/NATO, kami tidak kehilangan semangat dan melihat peluang besar di masa depan. Bergabunglah dengan perlawanan!" cuitnya.
Amrullah Saleh tampaknya telah mundur ke front pertempuran terakhir yang tersisa di Afganistan, Lembah Panjshir yang terletak di timur laut Kabul, menurut laporan media.
Terkenal karena pertahanan alaminya, Lembah Panjshir tidak pernah jatuh ke tangan Taliban selama perang saudara tahun 1990-an, juga tidak pernah ditaklukkan oleh Uni Soviet satu dekade sebelumnya. Bagaimana Amrullah Saleh membentuk front perlawanan di Lembah Panjshir? Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. UNICEF: Sejumlah Pemimpin Taliban Ingin Anak Perempuan Afganistan Bersekolah
Kepala operasi UNICEF menyatakan optimisme bekerja sama dengan pejabat Taliban setelah beberapa pemimpin Taliban mengatakan ingin melihat pendidikan anak perempuan Afganistan.
UNICEF masih memberikan bantuan ke sebagian besar Afganistan dan pertemuan awal dengan perwakilan baru Taliban di kota-kota yang baru saja direbut seperti Kandahar, Herat dan Jalalabad.
"Kami memiliki diskusi yang sedang berlangsung, kami cukup optimis berdasarkan diskusi tersebut," kepala operasi lapangan UNICEF di Afganistan, Mustapha Ben Messaoud, mengatakan selama briefing PBB pada Selasa.
Taliban memerintah Afganistan antara tahun 1996 hingga 2001, dengan menerapkan syariat Islam yang ketat dan melarang perempuan bekerja. Anak perempuan tidak diperbolehkan sekolah dan perempuan harus menutupi wajah mereka, atau ditemani kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar dari rumah.
Sekjen PBB Antonio Guterres pada hari Senin mengkhawatirkan hak asasi manusia di bawah Taliban dan pelanggaran yang meningkat terhadap anak perempuan dan anak laki-laki. Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. Amerika Musnahkan Paspor Warga Afganistan yang Diungsikan dari Kabul
Proses evakuasi warga Afganistan dari Kabul terus berjalan seiring dengan mulai terkendalinya situasi di bandara. Namun, personel Amerika Serikat memusnahkan paspor dari sejumlah warga Afganistan yang hendak mereka evakuasi, termasuk sejumlah material sensitif dari Kedutaan Besar Amerika, CNN melaporkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh anggota DPR AS Andy Kim. Kim tidak tahu kenapa paspor warga Afganistan yang diungsikan mesti dihancurkan. Namun, ia menduga hal tersebut berkaitan dengan keselamatan warga mengingat Taliban bisa saja mengincar mereka yang pernah bekerja untuk Amerika.
Anggota DPR AS lain, Tom Malinowski, mengatakan proses evakuasi warga Afganistan merupakan tantangan tersendiri. Selain karena ancaman dari Taliban dan jumlah pengungsi yang besar, tidak semua warga memegang berkas lengkap. Dengan adanya pemusnahan paspor di Kedubes AS, ia menyebut pemerintah harus menemukan cara untuk mengidentifikasi warga Afganistan setibanya di lokasi tujuan. Baca berita selengkapnya di sini.
TEMPO