Panglima Militer Inggris: Beri Taliban Kesempatan Membuktikan Diri

Rabu, 18 Agustus 2021 17:30 WIB

Milisi Taliban memasuki istana kepresidenan Afganistan beberapa jam setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu, 15 Agustus 2021, dalam tangkapan gambar dari Al Jazeera TV.[Al Jazeera]

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Militer Inggris, Nick Carter, optimistis bahwa Taliban sekarang berbeda dengan Taliban yang dulu. Bahkan, ia beranggapan komunitas internasional perlu memberi ruang dan kesempatan pada Taliban untuk membuktikan bahwa mereka sudah berubah, lebih masuk akal.

"Kita harus bersabar, menahan diri, dan memberi Taliban ruang untuk membentuk pemerintahan yang baru dan menunjukkan kualitasnya. Taliban sekarang bisa jadi berbeda dengan Taliban 90an yang kita kenal," ujar Carter, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 18 Agustus 2021.

Carter juga mengingat bahwa Taliban bukanlah kelompok pemberontak yang homogen. Mereka adalah gabungan dari beberapa kelompok yang tersebar di seluruh penjuru Afghanistan. Oleh karenanya, bisa saja susunan dalamnya telah berubah seiring berjalannya waktu.

Mereka yang mengisi Taliban, kata Carter, kebanyakan adalah pemuda daerah yang mereka sebut sebagai "Pashtunwali". Carter berkata, mereka menerapkan ajaran hidup yang dibangun oleh orang-orang Pashtun.

"Taliban bisa jadi lebih masuk akal sekarang, tidak serepresif dulu. Jika kamu lihat, mereka sekarang memimpin Kabul ada indikasi mereka lebih logis dalam memimpin," ujar Carter.

Kebanyakan orang berbeda pandangan dengan Carter. Mantan veteran Inggris yang sempat bertugas di Afghanistan dan sekarang menjadi penasihat NATO, Charlie Herbert, memperingatkan komunitas internasional untuk tidak tertipu janji-janji manis Taliban.

Diberitakan sebelumnya, Taliban berjanji akan menghargai hak asasi manusia warga lokal dan tidak memberangus kebebasan berpendapat. Mereka juga akan mengakui hak-hak perempuan. Bahkan, Taliban menyatakan siap membuka komunikasi diplomatik dengan berbagai negara untuk memperbaiki hubungan dan diakui secara internasional.

"Warga jangan tertipu oleh janji-janji manis itu. Taliban membutuhkan pengakuan internasional. Mereka sudah mengambil alih pemerintahan dengan kekerasan dan sekarang mereka membutuhkan pengakuan dari Cina, Rusia, dan Barat. Jadi, tentu saja mereka akan berkata-kata manis sekarang,"

"Mereka sekarang sedang menunggu waktu yang tepat di mana semua pasukan internasional dan jurnalis meninggalkan Afghanistan. Setelah itu, pertumpahan darah akan terjadi lagi," ujar Herbert soal Taliban.

Baca juga: Inggris Evakuasi Warganya dari Afganistan

ISTMAN MP | REUTERS






Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

21 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

3 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

4 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

5 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

5 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya