Rusia Anggap Kabul Terlihat Lebih Aman di Tangan Taliban Daripada Afghanistan

Selasa, 17 Agustus 2021 13:30 WIB

Sejumlah milisi Taliban berjaga di luar bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021. Puluhan ribu warga Afganistan yang pernah bekerja dengan pemerintahan negara asing dikhawatirkan terancam bahaya saat Taliban menguasai Kabul. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Afghanistan, Dmitry Zhirnov, memuji keberhasilan Taliban mengambil alih Kabul pada Senin kemarin. Bahkan, menurut Zhirnov, Taliban membuat Kabul terlihat lebih aman dibanding di bawah pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Uniknya, di Rusia, Taliban masih tercatat sebagai organisasi teroris.

Pernyataan Zhirnov secara tidak langsung menggambarkan upaya Rusia untuk memperkuat pengaruhnya di Afghanistan, tak terkecuali dengan Taliban. Walau begitu, Rusia berupaya menjaga jarak dengan Taliban dengan tidak/ belum mengakuinya sebagai pemerintah Afghanistan yang baru.

"Pendekatan mereka bagus, positif, dan berorientasi bisnis. Situasinya damai, segalanya sudah mereda di kota Kabul. Kabul di bawah Taliban lebih baik dibanding di bawah Presiden Ashraf Ghani," ujar Zhirnov, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 17 Agustus 2021.

Zhirnov berkata, di masa Ghani, ia merasakan pemerintahan berjalan kacau, apalagi ketika invasi Taliban kian dekat. Di momen itu, kata ia, Kabul terasa kacau dengan tidak jelasnya rantai komando, kekosongan kekuasaan, dan penjarah turun ke jalan. Ia tak heran administrasi Ghani jatuh begitu cepat hingga memaksanya untuk kabur.

Anggota Taliban memberi memeriksa kendaraan di sebuah jalan di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021. Taliban diberitakan berjaga di sekitar bandara Internasional Hamid Karzai. REUTERS/Stringer


"Rezim sebelumnya runtuh seperti susunan kartu," ujar Zhirnov.

Zhirnov melanjutkan bahwa ia akan bertemu dengan perwakilan Taliban dalam waktu dekat. Pertemuan itu ia klaim berkaitan dengan keamanan di kompleks kedutaan besar yang menampung 100 orang staff. Jika tak ada halangan, pertemuan digelar Selasa ini.

Taliban, kata Zhirnov, sudah berjanji bahwa mereka tidak akan mengincar ataupun membahayakan diplomat-diplomat Rusia. Menurutnya, hal itu menegaskan betapa paranoid-nya negara-negara Barat yang menganggap keselamatan mereka terancam oleh Taliban.

Secara terpisah, utusan khusus Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, menyatakan investasi Presiden Vladimir Putin untuk membangun hubungan dengan Taliban akhirnya terbayarkan. Kabulov berkata, Putin menyakini Taliban akan berperan besar dalam menentukan masa depan Afghanistan.

"Kami sudah melihat bahwa Taliban pada akhirnya akan berkuasa dan berperan dalam menentukan masa depan Afghanistan. Tidak sia-sia kami membangun komunikasi dengan Taliban selama tujuh tahun terakhir," ujar Kabulov.

Baca juga: Joe Biden Salahkan Afghanistan dan Trump Soal Kemenangan Taliban

ISTMAN MP | REUTERS


Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

7 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

21 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

22 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

1 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya