Warga Afghanistan Kecewa Presiden Ashraf Ghani Kabur dari Taliban

Senin, 16 Agustus 2021 11:00 WIB

Presiden Afganistan Ashraf Ghani berbicara di parlemen di Kabul, Afganistan 2 Agustus 2021. [REUTERS/Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Kaburnya Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dari Kabul saat hendak diduduki Taliban mendapat kecaman dari warga dan bawahan-bawahannya. Menurut mereka, Ghani mengambil langkah yang memalukan dan tidak patriotik di saat ia seharusnya tampil keras terhadap Taliban.

Diberitakan sebelumnya, kaburnya Ghani dari Kabul diumumkan pada Ahad malam. Ia kabur bersama sejumlah anggota kabinetnya. Kabar yang beredar, ia keluar dari Afghanistan. Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional menjadi pihak yang pertama kali mengumumkan kaburnya Ghani, diikuti dengan kecaman.

"Ia berbohong kepada warganya selama ini (soal berjuang melawan Taliban). Ia membiarkan warga Afghanistan meraba-raba dalam gelap," ujar seorang pejabat pemerintahan Afghanistan, yang ditinggalkan Ghani, dikutip dari Al Jazeera, Senin, 16 Agustus 2021.

Sehari sebelum kabur, Ghani membuat pengumuman kepada warganya bahwa ia akan melindungi mereka dengan mengkonsentrasikan serangan ke Taliban. Namun, dalam rentang dua jam sejak pengumuman dibuat, Taliban malah berhasil mengambil alih dua kota yaitu Jalalabad dan Mazar-i-Sharif. Keesokan harinya, giliran Kabul diambil alih Taliban.

Kaburnya Ghani kontras dengan janji yang ia buat sehari sebelumnya. Hal itulah yang disebut salah satu pejabat pemerintahannya bahwa Ghani telah berbohong ke warganya sendiri.

Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan penjabat menteri pertahanan Bismillah Khan Mohammadi mengunjungi korps militer di Kabul, Afganistan 14 Agustus 2021. [Istana Kepresidenan Afghanistan/Handout via REUTERS]

Kritikan juga datang dari pihak militer. Atta Mohammad Noor, mantan komandan milisi di Balkh, menuding pemerintahan Ghani pengecut dengan mempertimbangkan untuk kabur. Bahkan, ia menyakini Ghani dengan sengaja membiarkan kawasan-kawasan Afghanistan jatuh ke tangan Taliban dan kemudian kabur meninggalkannya.

Kritik terkeras datang dari mantan Kepala Intelijen Afghanistan dan mantan kompetitornya, Rahmatullah Nabil. Ia, yang kalah dalam Pilpres 2019, menyatakan Ghani sudah terlalu lama berbohong kepada warganya.

"Sepanjang ia memimpin tujuh tahun ini, ia telah membuktikan bahwa apapun yang ia katakan ke warga, ia akan melakukan yang sebaliknya," ujar Nabil.

Beberapa pihak menyebut pemerintahan Ghani dengan cepat akan dilupakan. Kalaupun diingat, mereka menyebut Ghani akan diingat akan kegagalannya melindungi Afghanistan. Walau begitu, mereka mengakui bahwa jatuhnya Afghanistan ke Taliban tak terhindarkan dan Ghani tahu itu hanya masalah waktu ketika Amerika menarik pasukannya.

"Sebagai Presiden, Ashraf Ghani sudah melihat bahwa hal itu (masuknya Taliban) tak terhindarkan. Dia sebenarnya bisa saja mengupayakan transisi pemerintahan yang damai sebelum meninggalkan Afghanistan. Sayangnya, dia tidak," ujar mantan Duta Besar Afghanistan yang enggan disebutkan namanya.

Baca juga: Taliban Masuk Kabul, Presiden Ashraf Ghani Tinggalkan Afganistan

ISTMAN MP | AL JAZEERA

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

39 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

56 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

58 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

1 Februari 2024

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

Ini menjadi pembunuhan kedua terhadap kandidat terkait dengan partai mantan PM Pakistan Imran Khan

Baca Selengkapnya