Taliban di Gerbang Menuju Kabul, Presiden Afganistan Adakan Pembicaraan Darurat

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 14 Agustus 2021 20:00 WIB

Presiden Afganistan Ashraf Ghani berbicara di parlemen di Kabul, Afganistan 2 Agustus 2021. [REUTERS/Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengatakan dia sedang dalam pembicaraan mendesak dengan para pemimpin lokal dan mitra internasional ketika pemberontak Taliban semakin dekat ke Kabul, merebut kota kunci di selatan ibu kota yang merupakan salah satu pintu gerbang ke kota itu.

"Sebagai Presiden Anda, fokus saya adalah mencegah ketidakstabilan lebih lanjut, kekerasan, dan rakyat saya yang terlantar," kata Ghani dalam pidato singkat yang disiarkan televisi, ketika Amerika Serikat dan negara-negara lain bergegas mengerahkan pasukan untuk membantu mengevakuasi kedutaan besar mereka.

Ghani tidak memberikan tanda-tanda menanggapi permintaan Taliban agar dia mengundurkan diri untuk imbalan gencatan senjata dan penyelesaian politik.

"Integrasi kembali pasukan keamanan dan pertahanan adalah prioritas kami, dan langkah-langkah serius sedang diambil dalam hal ini," kata Ghani, dikutip dari Reuters, 14 Agustus 2021.

Dia berbicara segera setelah gerilyawan merebut Pul-e-Alam, ibu kota Provinsi Logar yang berjarak 70 km selatan Kabul, menurut seorang anggota dewan provinsi setempat.

Advertising
Advertising

Taliban tidak menghadapi banyak perlawanan, kata anggota dewan provinsi kepada Reuters dengan syarat anonim.

Perebutan kota itu, yang akan menjadi titik penting untuk serangan potensial ke Kabul, terjadi sehari setelah para pemberontak merebut kota-kota terbesar kedua dan ketiga di negara itu.

Milisi Taliban berjaga-jaga di Provinsi Ghazni, Afganistan 14 Agustus 2021. [REUTERS/Stringer]

Pasukan Amerika telah mulai terbang ke Kabul untuk membantu evakuasi personel kedutaan dan warga sipil lainnya, kata seorang pejabat AS.

Pentagon mengatakan dua batalion Marinir dan satu batalion infanteri akan tiba di Kabul pada Minggu malam, yang melibatkan sekitar 3.000 tentara.

"Mereka telah tiba, kedatangan mereka akan berlanjut sampai besok," kata pejabat itu kepada Reuters tanpa menyebut nama.

Sebuah tim tempur brigade infanteri juga akan pindah dari Fort Bragg, North Carolina, ke Kuwait untuk bertindak sebagai pasukan reaksi cepat untuk keamanan di Kabul jika diperlukan, kata Pentagon.

Inggris dan beberapa negara Barat lainnya juga mengirim pasukan ketika perlawanan dari pasukan pemerintah Afganistan runtuh dan kekhawatiran tumbuh bahwa serangan di Kabul bisa terjadi hanya beberapa hari lagi.

Seorang pejabat pemerintah Afghanistan mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa Kandahar, pusat ekonomi wilayah selatan, berada di bawah kendali Taliban ketika pasukan internasional pimpinan AS menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang.

Herat di barat, dekat perbatasan dengan Iran, juga jatuh ke tangan kelompok Islam garis keras.

Kekalahan Kandahar merupakan pukulan berat bagi pemerintah. Ini adalah jantung dari Taliban - gerilyawan etnis Pashtun yang muncul pada tahun 1994 di tengah kekacauan perang saudara, dan dekat dengan Kota Spin Boldak, salah satu dari dua titik masuk utama ke Pakistan dan sumber utama pendapatan pajak bagi Afganistan.

Juru bicara Pentagon mengatakan saat ini belum ada ancaman potensial ke Kabul, tetapi mengatakan Taliban kemungkinan berupaya mengisolasi Kabul.

"Kabul saat ini tidak berada dalam situasi mengancam yang akan segera terjadi, tetapi jelas...jika Anda hanya melihat apa yang telah dilakukan Taliban, Anda dapat melihat bahwa mereka mencoba mengisolasi Kabul," kata juru bicara Pentagon John Kirby pada Jumat.

Pentagon mengatakan Taliban berusaha untuk mengisolasi Kabul dengan mengambil alih penyeberangan perbatasan, jalan raya, dan jalur pendapatan, dalam perjalanannya melalui kota-kota utama Afganistan.

Seorang anak menghibur adiknya yang menangis saat mengungsi bersama keluarganya di sebuah taman umum di Ibu Kota Kabul, Afganistan, Selasa, 10 Agustus 2021. Sejak pasukan Amerika Serikat menarik diri dari Afganistan pada awal Mei 2021, pemberontak Taliban semakin gencar menyerang pasukan pemerintah. REUTERS/Stringer

Terlepas dari kemajuan cepat Taliban dan bahaya yang akan segera terjadi di Kabul, Kirby mengatakan bahwa pertempuran yang lebih luas untuk mengamankan Afganistan akan tetap berada di tangan pasukan keamanan Afganistan.

"Mereka memiliki angkatan udara, Angkatan Udara yang mumpuni. Mereka memiliki struktur organisasi. Mereka mendapatkan manfaat dari pelatihan yang telah kami berikan kepada mereka selama 20 tahun. Mereka memiliki materi fisik yang berwujud keunggulan. Saatnya sekarang untuk menggunakan kelebihan itu," ujar Kirby.

Angkatan Udara Afganistan telah secara signifikan meningkatkan jumlah serangan udara yang dilakukan terhadap Taliban, menurut sumber diplomatik kepada CNN, dengan memusatkan serangan-serangan itu di bagian selatan negara itu.

Dalam 72 jam terakhir, Kementerian Pertahanan Afganistan mengklaim di Twitter bahwa mereka membunuh sekitar 1.000 gerilyawan Taliban di distrik-distrik di seluruh negeri, termasuk wilayah selatan.

Ketika Taliban maju dengan cepat dan diplomat serta militer Amerika pergi, banyak orang di Afganistan dibiarkan dalam keadaan gelisah, takut, dan putus asa.

Ada kekhawatiran di kalangan perempuan Afganistan, minoritas, dan mereka yang bekerja untuk pemerintah AS, karena berpotensi menghadapi penindasan dan pembalasan oleh Taliban.

Baca juga: Menguak Sumber Uang Taliban, dari Opium Hingga Sumbangan Asing

REUTERS | CNN

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

22 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

22 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

7 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

11 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

39 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

57 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

58 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya