Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kedutaan Besar AS di Afganistan Mulai Hancurkan Materi Sensitif Sebelum Evakuasi

image-gnews
Pemandangan bagian konsuler di Kedutaan Besar AS di Kabul, Afganistan, 30 Juli 2021. [REUTERS/Stringer]
Pemandangan bagian konsuler di Kedutaan Besar AS di Kabul, Afganistan, 30 Juli 2021. [REUTERS/Stringer]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa kedutaan besar di Afganistan terutama kedutaan besar Amerika Serikat, telah mulai membakar materi sensitif sebelum evakuasi, kata para diplomat, ketika Pentagon memperingatkan Taliban berupaya mengisolasi Kabul setelah menguasai kota-kota besar.

Kedubes AS di ibu kota Afganistan memberi tahu staf bahwa tempat pembakaran sampah dan insinerator tersedia untuk menghancurkan bahan termasuk kertas dan perangkat elektronik, untuk mengurangi jumlah bahan sensitif di properti itu, menurut sebuah instruksi yang dilihat oleh Reuters, dilaporkan 14 Agustus 2021.

Menurut pemberitahuan manajemen yang dikirim Jumat kepada staf kedutaan, dilihat oleh CNN dan dijelaskan oleh sumber lain yang dikenal, mengatakan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul menginstruksikan personel untuk menghancurkan materi sensitif serta barang-barang "yang dapat disalahgunakan dalam upaya propaganda."

Pemberitahuan tentang Emergency Destruction Services menggarisbawahi situasi yang mengerikan di Afganistan karena kota-kota terus jatuh ke tangan Taliban.

Kelompok militan itu menguasai setengah dari ibu kota provinsi negara itu, termasuk kota terbesar kedua Kandahar, pada Jumat. Sebuah sumber diplomatik mengatakan kepada CNN bahwa satu penilaian intelijen menunjukkan bahwa Kabul dapat diisolasi oleh Taliban dalam seminggu, mungkin dalam 72 jam ke depan, tetapi menekankan bahwa tidak berarti kelompok militan akan memasuki ibu kota.

Dalam persiapan evakuasi, pemberitahuan kedutaan besar hari Jumat mengatakan fasilitas akan memberikan "dukungan penghancuran" setiap hari dan meminta personel untuk mengurangi jumlah materi sensitif di properti Kedubes AS, termasuk kertas dan elektronik.

"Tolong sertakan juga barang-barang dengan logo kedutaan atau agensi, bendera Amerika, atau barang-barang yang dapat disalahgunakan dalam upaya propaganda," katanya.

Pemberitahuan itu mengatakan akan ada berbagai cara untuk menghancurkan bahan-bahan ini, termasuk tungku pembakaran, alat pengurai, pembakar, alat pemadat, dan peralatan penghancur berat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa ini adalah bagian dari prosedur standar yang diterapkan ketika meminimalisir jejak AS.

"Penarikan di pos diplomatik kami di seluruh dunia mengikuti prosedur operasi standar yang dirancang untuk meminimalkan jejak kami di berbagai kategori, termasuk staf, peralatan, dan persediaan. Kedutaan Besar Kabul melakukan penarikan mereka sesuai dengan prosedur operasi standar ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Situasi di lapangan sangat menantang bagi diplomat AS, yang mengatakan bahwa rencana berubah dari menit ke menit, seorang diplomat mengatakan kepada CNN.

Pada Kamis, pemerintahan Joe Biden mengumumkan akan menarik personel Amerika dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul, hanya menyisakan staf inti diplomatik. 3.000 tentara AS yang terdiri dari dua batalion Marinir dan satu batalion infanteri akan tiba di Kabul pada Minggu malam untuk membantu evakuasi, yang dilakukan beberapa minggu sebelum militer Amerika ditarik sepenuhnya dari Afganistan, Reuters melaporkan.

Baca juga: Taliban Makin Ganas, Bagaimana Nasib WNI di Afghanistan?

REUTERS | CNN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Walau Sudah Kehabisan Pendanaan, Amerika Serikat Pastikan Tetap Dukung Ukraina

4 jam lalu

Menteri Pertahanan A.S. Lloyd Austin menghadiri Sesi Pleno Pertama Dialog Shangri-La IISS ke-20 di Singapura, 3 Juni 2023. REUTERS/Caroline Chia
Walau Sudah Kehabisan Pendanaan, Amerika Serikat Pastikan Tetap Dukung Ukraina

Amerika Serikat tetap mendukung Ukraina walau sulit untuk mengucurkan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina karena pendanaan menipis


Putin Menang Pemilu, Begini Reaksi Dunia

1 hari lalu

Putin Menang Pemilu, Begini Reaksi Dunia

Kemenangan Putin sebagai presiden Rusia untuk kesekian kalinya ini memicu komentar, kebanyakan negatif, dari dunia internasional.


Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik di Tengah Kunjungan Menlu AS ke Seoul

1 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong bersama putrinya menyaksikan peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-18 saat latihan di lokasi yang tidak diketahui pada 18 Desember 2023. Korea Utara telah menembakkan ICBM dengan jangkauan yang dapat menyerang di mana saja di Amerika Serikat. KCNA via REUTERS
Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik di Tengah Kunjungan Menlu AS ke Seoul

Aksi Korea Utara menembakkan rudal balistik dilakukan di tengah kunjungan Antony Blinken ke Korea Selatan.


Israel Tolak Tunduk pada Tekanan Internasional untuk Hentikan Serangan ke Rafah

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz (tidak digambarkan) di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS
Israel Tolak Tunduk pada Tekanan Internasional untuk Hentikan Serangan ke Rafah

PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan internasional untuk menghentikan serangan di Jalur Gaza, termasuk Rafah.


Warga Negara Rusia di Bali Rela ke Jakarta demi Bisa Ikuti Pemilu Rusia

1 hari lalu

Seorang pria meninggalkan bilik suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan presiden di desa Vyndin Ostrov di Wilayah Leningrad, Rusia 15 Maret 2024. REUTERS/Anton Vaganov
Warga Negara Rusia di Bali Rela ke Jakarta demi Bisa Ikuti Pemilu Rusia

Warga negara Rusia yang tinggal di Indonesia datang dari Jakarta hingga Bali untuk mengikuti pemilu Rusia.


Joe Biden Meledek Mental Donald Trump Tak Cocok Jadi Presiden

1 hari lalu

Pendukung Presiden AS Donald Trump berunjuk rasa menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Tokyo, Jepang 20 Januari 2021. [REUTERS / Issei Kato]
Joe Biden Meledek Mental Donald Trump Tak Cocok Jadi Presiden

Joe Biden meledek Donald Trump dengan menyebutnya sudah tua dan tak cocok mentalnya untuk menjadi presiden Amerika Serikat


Begini Proses Pemungutan Suara Rusia di Jakarta

1 hari lalu

Proses pemungutan suara pemilihan umum Rusia 2024 di Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta Selatan pada Minggu, 17 Maret 2024. Sumber: Nabila | Tempo
Begini Proses Pemungutan Suara Rusia di Jakarta

Warga negara Rusia yang tinggal di Indonesia dapat mengikuti pemungutan suara pemilu di Kedutaan Besar Federasi Rusia.


Ratusan Warga Negara Rusia Ikut Pemilu 2024 dari Indonesia

1 hari lalu

Proses pemungutan suara pemilihan umum Rusia 2024 di Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta Selatan pada Minggu, 17 Maret 2024. Sumber: Nabila | Tempo
Ratusan Warga Negara Rusia Ikut Pemilu 2024 dari Indonesia

Ratusan warga negara Rusia berpartisipasi dalam pemilu dari Indonesia, tepatnya di TPS yang bertempat di Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta Selatan.


Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

2 hari lalu

Presiden AS Donald Trump meniup lilin ulang tahunnya saat makan siang bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, di Singapura, Senin, 11 Juni 2018. Kejutan kue ulang tahun tersebut diberikan oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. Ministry of Communications and Information Singapore via AP
Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

Donald Trump memprediksi akhir dari pemilu di AS jika ia kalah dari Joe Biden pada November mendatang.


TikTok Makin Disukai sekaligus Tambah Dibenci di Amerika Serikat

2 hari lalu

Ilustrasi TikTok. shutterstock.com
TikTok Makin Disukai sekaligus Tambah Dibenci di Amerika Serikat

TikTok untuk kembali jadi objek perdebatan petinggi Amerika Serikat dan China setelah DPR AS meloloskan RUU pemblokirannya.