Pengadilan Filipina Hentikan Kasus Fitnah Wartawan Maria Ressa

Reporter

Tempo.co

Jumat, 13 Agustus 2021 14:30 WIB

Maria Ressa.[Rappler]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Filipina menghentikan sebuah kasus fitnah yang diajukan untuk melawan Maria Ressa, wartawan senior di Filipina yang juga pendiri Rappler, sebuah situs berita online di Filipina, yang juga punya biro di Jakarta, Indonesia. Kabar ini disampaikan oleh pengacara Ressa pada Kamis, 12 Agustus 2021.

Ressa saat ini menghadapi sejumlah tuntutan, yang disebutnya memang untuk mengincarnya karena dia telah bersikap kritis terhadap Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Maria Ressa selama pembukaan "70th World News Media Congress and 25th World Editors Forum" di Cascais, Portugal, 6 Juni 2018. [The European Sting]

Kasus pencemaran nama baik terhadap Ressa, yang dihentikan oleh pengadilan ini, dilayangkan oleh seorang profesor di sebuah perguruan tinggi dan seorang reporter di website berita, Rappler, pada Oktober 2020. Gugatan dilayangkan atas sebuah pemberitaan yang diyakini menuduh profesor itu telah memberikan mahasiswa nilai yang lebih baik karena telah mendapat imbalan uang.

Advertising
Advertising

Selain kasus tersebut, Ressa juga menghadapi beberapa gugatan hukum lainnya. Salah satunya, dugaan pelanggaran pajak dan pelanggaran terhadap aturan kepemilikan asing di media.

Theodore Te, pengacara Ressa, mengatakan pada Kamis, 12 Agustus 2021, bahwa pengadilan menghentikan kasus pencemaran nama baik itu karena profesor perguruan tinggi menggugat Ressa mengatakan bahwa dia sudah tidak tertarik lagi untuk mengejarnya.

Ini merupakan kasus kedua pencemaran nama baik lewat dunia maya untuk melawan Ressa yang dikeluarkan oleh pengadilan setelah para pelapor mengundurkan diri.

Ressa adalah wartawan senior yang memiliki dwi kewarganegaraan yakni Amerika Serikat dan Filipina. Dia pernah memenangkan sejumlah penghargaan internasional karena liputannya.

Dia pernah terpilih menjadi Time Magazine Person of the Year pada 2018 karena usaha nya dalam mempertanyakan tanggung jawab kekuasaan di lingkungan yang semakin memusuhinya.

Penangkapan berulang-ulang terhadap Ressa telah menuai kecaman internasional dan menimbulkan kekhawatiran tentang semakin memburuknya kebebasan pers di Filipina, yang sebelumnya pernah dilihat sebagai pembawa standar kebebasan pers di Asia.

Harry Roque, juru bicara Kepresidenan Filipina mengatakan berulang kali bahwa Presiden Duterte mendukung kebebasan berbicara bahkan ketika Duterte secara terbuka mengecam Rappler, dengan menyebutnya sebagai “outlet berita palsu” yang disponsori oleh mata-mata Amerika.

Baca juga: Amerika Sesalkan Vonis Atas Jurnalis Maria Ressa di Filipina

Afifa Rizkia Amani | Reuters | CNN

Berita terkait

PR Besar Timnas Indonesia Putri U-17 Usai Dibantai Filipina 1-6 di Laga Awal Piala Asia Putri U-17 2024

1 hari lalu

PR Besar Timnas Indonesia Putri U-17 Usai Dibantai Filipina 1-6 di Laga Awal Piala Asia Putri U-17 2024

Pelatih Timnas Indonesia Putri U-17, Satoru Mochizuki, mengevaluasi performa para pemain usai dibantai Filipina di Piala Asia Putri U-17 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

2 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

5 hari lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

6 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

6 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

7 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

7 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

9 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

9 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

11 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya