Taliban Akui Ingin Negosiasi Perdamaian dengan Pemerintah Afganistan

Rabu, 11 Agustus 2021 14:00 WIB

Anggota kantor politik Taliban Abdul Latif Mansoor (kiri), Shahabuddin Delawar (tengah) dan Suhail Shaheen (kanan) menghadiri konferensi pers di Moskow, Rusia, 9 Juli 2021. [REUTERS/Tatyana Makeyeva]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang juru bicara kantor politik Taliban mengatakan kepada Al Jazeera TV pada Selasa bahwa kelompok itu berkomitmen untuk jalur negosiasi perdamaian di Doha dan tidak ingin negosiasi itu gagal.

Seorang anggota delegasi pemerintah Afganistan dalam negosiasi Doha juga berbicara kepada saluran yang berbasis di Qatar, mengatakan pemerintah menuntut mediator dalam negosiasi untuk menentukan keseriusan para pihak.

Juru bicara Taliban mengatakan bahwa pemerintah Afganistan yang menolak prinsip mediator, bukan Taliban, menurut Al Jazeera.

"Kami meminta masyarakat internasional untuk menilai secara akurat realitas di lapangan," katanya, dikutip dari Reuters, 11 Agustus 2021.

Anggota delegasi pemerintah Afganistan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Taliban tidak tertarik untuk bernegosiasi, melainkan dalam mencapai tujuannya dengan kekerasan.

Advertising
Advertising

"Komunitas internasional harus menekan Taliban untuk menunjukkan keseriusan," kata delegasi itu.

Anggota Pasukan Khusus Afganistan bersiap-siap sebelum misi tempur melawan Taliban, di Provinsi Kandahar, Afganistan, 11 Juli 2021.[REUTERS/Danish Siddiqui]

Pembicaraan antara Taliban dan pemerintah Afganistan pada kesepakatan damai, yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya, telah gagal membuat kemajuan yang signifikan.

Gerilyawan Taliban menguasai sekitar 65% wilayah Afganistan, setelah membuat kemajuan pesat melawan pasukan lokal yang sebagian besar berjuang sendiri saat pasukan asing mundur, Reuters melaporkan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan rakyat Afganistan harus berjuang untuk negara mereka sendiri ketika Taliban merebut kota demi kota. Biden pada Selasa mengatakan dia tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan AS, menekankan bahwa AS telah menghabiskan lebih dari US$1 triliun (Rp14.395 triliun) selama 20 tahun dan kehilangan ribuan tentara. Joe Biden mengatakan Amerika Serikat terus memberikan dukungan udara, makanan, peralatan, dan keuangan yang signifikan kepada pasukan Afganistan melawan Taliban.

Baca juga: Uni Eropa: Taliban Telah Menguasai 65 Persen Afghanistan

REUTERS | AL JAZEERA

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

11 menit lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

22 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

5 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

5 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

7 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

7 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

7 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

8 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

10 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya