Darurat Perubahan Iklim, Panel Iklim PBB Beberkan Lima Skenario Masa Depan Bumi

Selasa, 10 Agustus 2021 13:00 WIB

Asap dan uap mengepul dari Pembangkit Listrik Belchatow, pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar di Eropa, dekat Belchatow, Polandia, 28 November 2018. [REUTERS / Kacper Pempel]

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan panel iklim PBB yang dirilis pada Senin tentang ilmu fisika perubahan iklim menggunakan lima kemungkinan skenario untuk masa depan Bumi.

Lima skenario ini hasil dari perhitungan kompleks yang bergantung pada seberapa cepat manusia mengekang emisi gas rumah kaca. Tetapi perhitungan juga dimaksudkan untuk menangkap perubahan sosial ekonomi di berbagai bidang seperti populasi, kepadatan kota, pendidikan, penggunaan lahan, dan kekayaan.

Misalnya, peningkatan populasi diasumsikan menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk bahan bakar fosil dan air. Pendidikan dapat mempengaruhi laju perkembangan teknologi. Emisi meningkat ketika lahan dikonversi dari hutan menjadi lahan pertanian.

Setiap skenario diberi label untuk mengidentifikasi tingkat emisi dan apa yang disebut Shared Socioeconomic Pathway atau SSP, yang digunakan dalam perhitungan tersebut.

Berikut lima skenario masa depan panel iklim PBB, seperti dikutip dari Reuters, 10 Agustus 2021.

SSP1-1.9

Advertising
Advertising

Ini adalah skenario paling optimistis dari Konferensi Perubahan Iklim PBB (IPCC). Ini menggambarkan dunia di mana emisi CO2 global dikurangi menjadi nol bersih sekitar tahun 2050. Masyarakat beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan, dengan fokus beralih dari pertumbuhan ekonomi ke kesejahteraan secara keseluruhan. Investasi di bidang pendidikan dan kesehatan meningkat. Ketimpangan jatuh. Cuaca ekstrem lebih sering terjadi, tetapi dunia telah menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.

Skenario pertama ini adalah satu-satunya yang memenuhi tujuan Perjanjian Iklim Paris untuk menjaga pemanasan global sekitar 1,5 derajat Celcius di atas suhu pra-industri, dengan pemanasan mencapai 1,5 derajat Celcius tetapi kemudian turun kembali dan stabil di sekitar 1,4 derajat Celcius pada akhir abad ini.

SSP1-2.6

Dalam skenario terbaik berikutnya, emisi CO2 global sangat berkurang, tetapi tidak secepat, mencapai nol bersih setelah tahun 2050. Ini membayangkan pergeseran sosial ekonomi yang sama menuju keberlanjutan seperti SSP1-1.9. Tetapi suhu stabil sekitar 1,8C lebih tinggi pada akhir abad ini.

SSP2-4.5

Ini adalah skenario "jalan tengah". Emisi CO2 berkisar pada tingkat saat ini sebelum mulai turun pada pertengahan abad, tetapi tidak mencapai nol bersih pada tahun 2100. Faktor sosial ekonomi mengikuti tren historisnya, tanpa perubahan yang mencolok. Kemajuan menuju keberlanjutan lambat, dengan pembangunan dan pendapatan tumbuh tidak merata. Dalam skenario ini, suhu naik 2,7C pada akhir abad ini.

SSP3-7.0

Di jalur ini, emisi dan suhu meningkat dengan mantap dan emisi CO2 kira-kira dua kali lipat dari tingkat saat ini pada tahun 2100. Negara-negara menjadi lebih kompetitif satu sama lain, bergeser ke arah keamanan nasional dan memastikan pasokan makanan mereka sendiri. Pada akhir abad ini, suhu rata-rata telah meningkat sebesar 3,6C.

SSP5-8.5

Ini adalah skenario masa depan yang harus dihindari bagaimanapun caranya. Tingkat emisi CO2 saat ini kira-kira dua kali lipat pada tahun 2050. Ekonomi global tumbuh dengan cepat, tetapi pertumbuhan ini didorong oleh eksploitasi bahan bakar fosil dan gaya hidup yang intensif energi. Pada tahun 2100, suhu rata-rata global mencapai 4,4C lebih tinggi.

BAGAIMANA SELANJUTNYA?

Laporan iklim tidak dapat memberi tahu kita skenario mana yang paling mungkin, yang akan ditentukan oleh faktor-faktor termasuk kebijakan pemerintah. Tapi itu menunjukkan bagaimana pilihan hari ini akan mempengaruhi masa depan.

Dalam setiap skenario, pemanasan global akan berlanjut setidaknya selama beberapa dekade. Permukaan laut akan terus naik selama ratusan atau ribuan tahun, dan Arktik akan praktis bebas dari es laut setidaknya dalam satu musim panas dalam 30 tahun ke depan.

Tetapi seberapa cepat laut akan naik dan seberapa bahayanya cuaca masih tergantung pada jalan mana yang dipilih dunia untuk menyelamatkan Bumi dari pemanasan global dan perubahan iklim.

Baca juga: Suhu Bumi Makin Panas, Inggris Serukan Dunia Bikin Tindakan Nyata

REUTERS

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

5 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

6 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

9 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

10 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

10 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

11 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya