Band Rock Pertama Gaza Suarakan Penderitaan Palestina Lewat Lagu

Jumat, 6 Agustus 2021 21:00 WIB

Akuntan Palestina, Raji El-Jaru, bernyanyi dan bermain gitar saat latihan untuk band musik rock pertama Osprey V di Kota Gaza 1 Agustus 2021. [REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang akuntan, dua pengacara, seorang ahli agronomi dan seorang pekerja kemanusiaan Swiss, telah membentuk band rock pertama Gaza, menyuarakan penderitaan perang di wilayah Palestina dengan lagu berbahasa Inggris.

Lima pria itu berkumpul lebih dari dua tahun lalu untuk membuat Osprey V. Kini, Osprey V siap menjadi pusat perhatian, dengan lagu-lagu yang sarat dengan emosi konflik Israel-Palestina.

Pada April, sebulan sebelum perang 11 hari antara militan Gaza dan Israel, mereka tampil di "Live for Gaza", sebuah konser online untuk mengumpulkan dana bagi para musisi di Palestina. Aktivis pro-Palestina dan anggota Pink Floyd, Roger Waters, juga ambil bagian.

Penulis lagu band tersebut, Moamin El-Jaru, mengatakan Osprey V ingin menyampaikan pesan universal dan unik ke Gaza, yang dijalankan oleh kelompok militan Islam Hamas sejak 2007.

"Saya mencoba untuk mengatasi situasi atau masalah yang dihadapi semua orang di dunia, tetapi karena saya berasal dari tempat yang telah dikutuk dengan begitu banyak perang dan konflik, saya mencoba untuk mengatakan itu dari sudut pandang saya, dari tempat saya dari Gaza," kata El-Jaru yang berprofesi sebagai pengacara, dikutip dari Reuters, 6 Agustus 2021.

Advertising
Advertising

"Kami akan meneriakkan rasa sakit kami - dapatkah Anda mendengar teriakan itu?" bunyi lirik salah satu lagu berjudul "Home".

Akuntan Palestina, Raji El-Jaru, bernyanyi dan bermain gitar saat latihan untuk band musik rock pertama Osprey V di Kota Gaza 1 Agustus 2021. [REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa]

Vokalis Raji El-Jaru, seorang akuntan dan sepupu Moamin El-Jaru, adalah sosok pendorong di balik pembentukan band, menyebutnya sebagai perwujudan mimpi masa kecil.

Pada sesi latihan, dia mengatakan kepada Reuters bahwa Osprey V bernyanyi dalam bahasa Inggris agar semua orang akan mengerti dan semua orang akan tersentuh oleh pesannya, yang dia gambarkan sebagai jeritan kemarahan terhadap ketidakadilan.

Dan bagi Moamin El-Jaru, lagu "Home" memiliki makna yang pedih bagi warga Palestina yang terlantar akibat perang dengan Israel.

"Ketika saya bernyanyi tentang rumah, saya menyanyikan (tentang) rumah untuk orang Palestina dan semua orang dalam situasi sulit yang tidak bisa merasa (di) rumah," katanya.

Berbicara dari Swiss, drummer Osprey V, Thomas Kocherhans, mengatakan dia bergabung dengan band tiga tahun lalu saat melakukan pekerjaan kemanusiaan di Gaza.

"Ketika saya mendengar mereka untuk pertama kalinya, saya benar-benar terkejut, tetapi dalam arti yang sangat baik. Saya tidak pernah berpikir musik berkualitas seperti itu akan ada di Gaza," kata Kocherhans, yang harus meninggalkan Gaza awal tahun ini setelah misi kemanusiannya berakhir.

Meskipun kurangnya minat pada musik Barat di Gaza yang konservatif, band, yang dinamai sesuai nama burung pemangsa, memiliki harapan besar untuk sukses.

"Saya ingin sekali menjadi Metallica versi Palestina atau Pink Floyd, Roger Waters," kata sang vokalis Osprey V Raji El-Jaru.

Baca juga: Bocah Palestina itu Ditembak Tentara Israel Saat Membeli Permen

REUTERS

Berita terkait

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

4 menit lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

6 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

6 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

7 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

7 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

8 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

8 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

9 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

9 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya