Jadi Tumpuan Menyelamatkan Lebanon dari Krisis, Siapa Sosok Najib Mikati?

Selasa, 27 Juli 2021 08:00 WIB

Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati menghadiri konferensi pers pada sesi pembukaan Konferensi Donor Suriah di Bayan Palace Liberation Hall di Kuwait City, 15 Januari 2014. [REUTERS/Stephanie McGehee]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang konglomerat telekomunikasi kaya Lebanon dan mantan perdana menteri, Najib Mikati, memperoleh cukup suara dalam konsultasi parlemen pada Senin untuk ditunjuk sebagai perdana menteri lagi setelah mendapat dukungan dari partai-partai besar.

Penunjukannya sebagai perdana menteri terjadi setelah politisi veteran Muslim Sunni, Saad al-Hariri, mundur dari upaya pembentukan kabinet awal bulan ini, setelah sembilan bulan mengalami kebuntuan dengan Presiden Michel Aoun, kepala negara Kristen Maronit.

Isu-isu yang menghambat upaya Hariri dalam pembentukan kabinet, termasuk tuntutan Aoun akan hak veto yang efektif di pemerintahan, mungkin akan terus memperumit tugas, dikutip dari Reuters, 26 Juli 2021.

Pertikaian politik telah meninggalkan Lebanon tanpa pemerintahan yang efektif karena negara itu telah tenggelam lebih dalam ke dalam krisis ekonomi dan keuangan.

Perdana Menteri Hassan Diab, yang kabinetnya mengundurkan diri pada Agustus setelah ledakan pelabuhan Beirut, terus menjabat dalam kapasitas sementara sampai pemerintahan baru terbentuk.

Advertising
Advertising

Najib Mikati mendapatkan cukup suara dalam konsultasi parlemen pada Senin untuk dinominasikan sebagai perdana menteri Lebanon, mendapat 73 suara dari 118 anggota parlemen, Reuters melaporkan.

Mantan perdana menteri Lebanon, Saad al-Hariri, Najib Mikati, Fouad Siniora dan Tammam Salam bertemu di Beirut, Lebanon 25 Juli 2021. [Dalati Nohra/Handout via REUTERS]

Mikati, seorang Muslim Sunni, dipilih sebagai perdana menteri sementara pada April 2005, ketika protes atas pembunuhan Rafik al-Hariri memaksa Suriah menarik pasukannya dari Lebanon. Mikati menjabat tiga bulan sampai pemilihan dimenangkan oleh aliansi partai Sunni, Druze dan Kristen yang dipimpin oleh putra Hariri, Saad.

Mikati, 65 tahun, dinominasikan sebagai perdana menteri lagi pada Juni 2011, mengundurkan diri pada Mei 2013 dan tetap dalam kapasitas sementara hingga Februari 2014.

Sebagai lulusan Harvard yang dikenal bertutur halus, ia mulai membangun bisnis Investcomnya di tengah perang saudara Lebanon 1975-1990. Dia menjual saham telekomunikasinya ke Grup MTN Afrika Selatan seharga US$5,5 miliar (Rp79,6 triliun) pada tahun 2006.

Pada tahun 2007 ia mendirikan Grup M1, yang memiliki berbagai saham investasi. Bulan ini, operator telekomunikasi Norwegia Telenor menjual operasinya di Myanmar ke M1 Group seharga US$105 juta (Rp1,5 triliun).

Mikati pernah menjabat sebagai menteri pekerjaan umum dan transportasi di tiga kabinet antara tahun 1998 dan 2004.

Tidak seperti banyak pemimpin Lebanon, Najib Mikati tidak berasal dari salah satu dari banyak dinasti politik, menjadikannya kandidat kompromi yang lebih mungkin untuk perdana menteri Lebanon.

Baca juga: Eksklusif: Duta Besar Hajriyanto Ungkap Sebab Krisis Ekonomi Lebanon

REUTERS

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

7 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

12 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

13 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

13 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

16 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

19 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

24 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

31 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

33 hari lalu

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya