TEMPO.CO, Jakarta - Tim bola tangan perempuan Norwegia didenda 1.500 euro (Rp25,6 juta) karena berpakaian tidak pantas setelah para atlet perempuan mengenakan celana pendek alih-alih bikini pada pertandingan kejuaraan Eropa di Bulgaria.

European Handball Federation (EHF) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komisi disiplinernya telah menangani "kasus pakaian yang tidak pantas" dalam pertandingan medali perunggu melawan Spanyol.

Dikutip dari Reuters, 22 Juli 2021, EHF mengatakan celana pendek itu tidak sesuai dengan Peraturan Seragam Atlet yang ditentukan dalam Aturan Permainan Bola Tangan Pantai IHF.

Komite Disiplin Federasi Bola Tangan Eropa (EHF) pada Senin mendenda tim Norwegia 1.500 euro untuk "pakaian yang tidak pantas" setelah mereka mengenakan celana pendek dalam perebutan medali perunggu dari Spanyol di Piala Eropa Kejuaraan Bola Tangan Pantai di Varna, Bulgaria, pada hari Minggu.

Denda itu, yang dikenakan pada 150 euro (Rp 2,5 juta) per pemain, dikritik oleh federasi Norwegia, sementara itu Menteri Olahraga Norwegia Abid Raja mengatakan denda itu "benar-benar konyol".

"Pada tahun 2021, seharusnya tidak menjadi masalah," kata presiden Federasi Bola Voli Norwegia, Eirik Sordahl, kepada kantor berita nasional NTB, CBS melaporkan.

Federasi Bola Tangan Norwegia mengatakan di Twitter bahwa mereka bangga dengan sikap para atlet perempuan.

"Kami di NHF berdiri di belakang Anda dan mendukung Anda. Bersama-sama kami akan terus berjuang untuk mengubah aturan pakaian, sehingga pemain dapat bermain dengan pakaian yang nyaman bagi mereka," katanya.

Pakaian telah lama menjadi masalah dalam olahraga pantai, dengan beberapa pemain perempuan menganggap bikini merendahkan atau tidak praktis.

Ketika bikini tidak diwajibkan bagi pemain voli pantai sejak 2012, peraturan Federasi Bola Tangan Internasional (IHF) menyatakan atlet bola tangan perempuan harus mengenakan bawahan bikini dan harus pas di badan dengan potongan samping tidak lebih dari 10 sentimeter, sementara pemain pria memakai celana pendek.

Baca juga: Inggris Diprotes karena Pasang Iklan Bernada Seksis

REUTERS | CBS