Rusia Uji Coba Sistem S-500 yang Diklaim Mampu Cegat Senjata Hipersonik

Rabu, 21 Juli 2021 13:00 WIB

S-500 dapat menyerang rudal balistik pada jarak hingga 600 kilometer dan dapat menargetkan hingga sepuluh hulu ledak rudal terbang dengan kecepatan lebih dari empat mil per detik. Pabrikan, Almaz-Antey, mengklaim bahwa S-500 juga dapat mengancam jenis satelit orbit rendah tertentu. Sputniknews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia pada Selasa merilis rekaman pertama dari sistem rudal permukaan-ke-udara baru S-500 saat sedang beraksi, senjata yang diharapkan akan memperkuat pertahanannya dan diharapkan akan menjadi ekspor senjata terlaris.

Pendahulunya, sistem S-400, telah menjadi sumber ketegangan geopolitik dengan Amerika Serikat yang secara aktif mencegah negara-negara untuk membelinya, dan dalam kasus Turki, tidak berhasil membujuk Ankara untuk mengembalikannya.

Uji coba itu dilakukan sehari setelah Rusia menguji coba rudal jelajah hipersonik Tsirkon (Zirkon), senjata yang oleh Presiden Vladimir Putin disebut-sebut sebagai bagian dari sistem rudal generasi baru yang tak tertandingi di dunia.

Dikutip dari Reuters, 21 Juli 2021, rekaman yang dirilis oleh kementerian pertahanan menunjukkan tabung peluncuran sistem berbasis truk raksasa menembakkan rudal dengan kecepatan tinggi ke langit di tempat pengujian di Rusia selatan.

Advertising
Advertising

Kantor berita negara Rusia RIA mengatakan itu adalah pertama kalinya kementerian pertahanan menunjukkan sistem S-500 menjalani uji tembakan langsung. Bagian dari rekaman sengaja diburamkan untuk mempersulit pemeriksaan sistem secara detail.

Kementerian mengatakan rudal pertahanan udara itu berhasil mengenai "target balistik berkecepatan tinggi".

"Sistem rudal anti-pesawat S-500 tidak memiliki analog di dunia dan dirancang untuk mengalahkan seluruh spektrum senjata serangan kedirgantaraan yang ada dan menjanjikan senjata yang ampuh untuk mencegat musuh potensial di seluruh rentang ketinggian dan kecepatan,” kata kementerian itu.

"Setelah siklus uji penuh selesai, rencana peralatan menyediakan pengiriman sistem S-500 pertama ke unit Pertahanan Udara dan Pertahanan Rudal di dekat Moskow,” katanya, tanpa menentukan kerangka waktu.

Peluncuran Selasa berlangsung di wilayah Astrakhan selatan di tempat pelatihan Kapustin Yar, kata kementerian pertahanan.

Awal bulan ini, Panglima Angkatan Udara Sergei Surovikin mengatakan S-500 akan mampu menghancurkan pesawat tempur musuh dan bahkan senjata hipersonik di ruang dekat Bumi, ratusan kilometer jauhnya. "Oleh karena itu, ini adalah generasi pertama dari senjata pertahanan anti-ruang angkasa, dan tidak ada sistem seperti itu," katanya, dikutip dari Russia Today.

Menurut pengembang, pekerjaan pada peluncur roket selesai pada bulan April. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada bulan Juni bahwa S-500 akan segera didistribusikan ke pasukan setelah membuktikan dirinya dalam uji lapangan

Sistem S-500, yang disebut Prometheus, mampu menghancurkan rudal balistik dan jelajah, serta pesawat dan helikopter, dan memiliki radius intersepsi sekitar 600 km, lapor RIA.

Mengutip Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexei Krivoruchko tahun lalu, RIA mengatakan sistem S-500 dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun 2025, dengan kontrak negara akan ditandatangani tahun ini.

Baca juga: Rusia Sukses Uji Coba Rudal Hipersonik Tsirkon dengan Kecepatan 8.000 Km/jam

REUTERS | RT

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

14 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

4 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya