Pelaku penembakan belum diketahui. Namun Joseph mengatakan para penyerang berbicara dalam bahasa Inggris dan Spanyol. "Penembakan itu adalah tindakan keji, tidak manusiawi dan barbar," ujarnya, Rabu, 7 Juli 2021.
Moïse telah berkuasa sejak 2017, namun sejak lama dia dituntut mundur karena dugaan korupsi.
Sejumlah kepala negara telah mengutuk penembakan tersebut. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunggah status di akun Twitter resminya bahwa dia terkejut dan sedih atas kematian Mr Moïse. Johnson menyebut tindakan tersebut menjijikkan. Sementara Gedung Putih menyebut pembunuhan itu sebagai kejahatan yang mengerikan.
Ibu Negara Martine Moïse juga menjadi korban penembakan. Saat ini ia dirawat di rumah sakit tetapi kondisinya belum jelas.
Baca di sini untuk berita selengkapnya.
<!--more-->
2. Istri Presiden Haiti Jovenel Moise Dalam Kondisi Kritis
Istri dari mendiang Presiden Haiti Jovenel Moise, Martine Moise, berjuang bertahan hidup di rumah sakit. Dilaporkan oleh kantor berita Reuters, ia dalam kondisi kritis akibat luka-luka serangan kelompok bersenjata di kediamannya.
Diberitakan sebelumnya, kelompok bersenjata misterius menyerang kediaman Presiden Hati Jovenel Moise pada Rabu dini hari waktu setempat, 7 Juli 2021. Mereka membunuh Jovenel Moise dan melukai Martine sebelum kabur meninggal kediaman yang berlokasi di Port-au-Prince itu.
"Ia sudah stabil, namun masih dalam kondisi kritis. Berbagai upaya untuk menyelamatkannya tengah dilakukan," ujar Duta Besar Haiti untuk Amerika, Bocchit Edmond, Kamis, 8 Juli 2021.
Rencananya, Martine Moise akan dirujuk ke rumah sakit lain untuk perawatan lebih lanjut. Jika tidak ada halangan, ia akan dirawat di Miami. Kapan rencananya ia akan dipindahkan belum diketahui. Bocchit hanya mengatakan persiapan tengah dilakukan.
Sementara itu, di Port-au-Prince, baku tembak antara Kepolisian Haiti dan kelompok terduga pembunuh Presiden Jovenel Moise masih berlangsung. Sebanyak empat orang dari kelompok tersebut telah tewas dibunuh dan dua ditangkap.
"Kami langsung memblokir jalur ketika mereka kabur dari lokasi kejadian. Sejak saat itu, kami terus bertarung dengan mereka. Kami akan menghentikan mereka, hidup atau mati," ujar Direktur Jenderal Kepolisian Haiti, Leon Charles
Latar belakang pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise belum terungkap detil. Beberapa keterangan yang sudah diketahui adalah mereka bisa berbicara bahasa Spanyol dan menyamar sebagai anggota Badan Pemberantasan Narkotika Amerika (DEA). Penyamaran tersebut membuat mereka bisa masuk ke kompleks kediaman Presiden Haiti dengan leluasa.
Berita selengkapnya baca di sini.
<!--more-->
3. Usai Jadi Presiden, Rodrigo Duterte Tertarik Turun Pangkat Jadi Wapres Filipina
Presiden Filipina Rodrigo Duterte melempar sinyal dirinya akan mencalonkan diri lagi meskipun batas masa jabatan kepresidenannya sudah habis. Dikutip dari kantor berita Reuters, ia mengatakan dirinya tengah mempertimbangkan untuk maju sebagai calon Wakil Presiden Filipina.
Hal itu disampaikan Duterte pada rapat partai koalisi. Ia mengaku tersentuh oleh dukungan orang-orang di sekitarnya yang menginginkan dia bertahan di pemerintahan dengan posisi strategis.
"Bagi yang menyarankan saya maju sebagai Wakil Presiden Filipina, saya tertarik dengan ide tersebut. Saya benar-benar mempertimbangkan untuk maju sebagai wakil presiden," ujar Rodrigo Duterte, Kamis, 8 Juli 2021.
Ini bukan pertama kalinya Duterte melempar sinyal akan maju sebagai wakil presiden pada pemilu tahun depan. Bulan lalu, ia juga mengatakan proposal dirinya maju sebagai wakil presiden adalah gagasan menarik. Namun, saat itu, Duterte tidak mengatakan bahwa dirinya mempertimbangkan hal itu.
Duterte menjelaskan, dirinya tertarik untuk kembali ke pemerintahan karena masih ada banyak pekerjaan yang menurutnya belum usai. Salah satu di antaranya soal membasmi peredaran narkotika. Sebagai catatan, Duterte dikenal karena kebijakan tembak di tempat untuk bandar narkotika.
Berita selengkapnya baca di sini.