Lakukan Pengayaan Uranium Metal, Iran Membuat Bom Nuklir?

Rabu, 7 Juli 2021 13:30 WIB

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]

TEMPO.CO, Jakarta - Badan pengawas atom PBB melaporkan bahwa Iran telah memulai proses pengayaan uranium metal. Uranium jenis tersebut, kata mereka, mengindikasikan bahwa Iran sudah mulai mengembangkan senjata pemusnah massal seperti bom buklir.

Di sisi lain, mereka mengatakan bahwa langkah yang diambil Iran bertentangan dengan perjanjian nuklir yang diteken pada tahun 2015 (JCPOA).. Dalam perjanjian itu, dikatakan bahwa segala pengerjaan atau pengayaan terhadap uranium metald dilarang karena bisa digunakan untuk mengembangkan bom nuklir.

"Hari ini, Iran megumumkan kepada kami bawha AU02 (Uranium Dioskida) telah mengalami pengayaan hingga 20 persen. Selanjutnya dikirimkan ke pabrik fabrikasi di Esthefan, dikonversi menjadi UF4 (Uranium Tetrafouride) dan kemudian pegayaan uranium metal hingga 20 persen," ujar keterangan pers Badan Pengawas Nuklir PBB, dikutip dari Reuters, Rabu, 7 Juli 2021.

Langkah Iran tak ayal menimbulkan kegemparan di antara negara-negara yang terlibat dalam Perjanjian Nuklir Iran (JCPOA). Menurut mereka, langkah tersebut akan mempersulit pembaharuan perjanjian nuklir. Diberitakan sebelumnya, proses negosiasi antara Iran dengan negara-negara anggota JCPOA tengah berlangsung saat ini.

Salah satu kekhawatiran datang dari Inggris. Inggris mengaku khawatir karena langkah Iran sudah bertentangan dengan perjanjian nuklir. Mengacu pada perjanjian di tahun 2015, segala pengerjaan yang melibatkan Uranium Metal dilarang karena bisa digunakan untuk membuat hulu ledak bom nuklir.

Kerusakan bangunan setelah kebakaran yang melanda fasilitas nuklir Iran, Natanz, di Isfahan, Iran, 2 Juli 2020.[Organisasi Energi Atom Iran/WANA/REUTERS]

"Iran tidak memiliki alasan yang kredibel untuk terus melanjutkan penelitian, pengembangan, dan produksi Uranium Metal."

"Langkah terbaru mereka mengancam negosiasi perjanjian nuklir yang berlangsung di Wina. Padahal, langkah negosiasi di sana sudah berjalan selama enam bulan," ujar Kementerian Luar Negeri Inggris dalam keterangan persnya.

Kekhawatiran juga datang dari Amerika. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, Ned Price, mengatakan pengayaan uranium metal oleh Iran akan berdampak terhadap pandangan mereka soal kelanjutan Perjanjian Nuklir. Jika perjanjian nuklir itu tak terwujud, makan sanksi ekonomi terhadap Iran akan dipertahankan.

"Mengkhawatirkan mendapati Iran terus melanggar kesepakatan, terutama eksperimen yang akan berguna untuk riset senjata nuklir. Ini adalah langkah mundur bagi Iran," ujar Ned Price.

Iran, dalam pembelaannya, mengatakan pengayaan uranium metal tidak bertujuan untuk pengembangan bom nuklir, melainkan untuk reaktor riset.

Sebagai catatan, ini bukan pertama kalinya Iran mengayakan uranium metal. Sebelumnya, mereka sudah melakukan hal tersebut, namun dalam jumlah atau kapasitas yang lebih kecil.

Baca juga: Iran Batasi Akses Pengawas Nuklir PBB ke Fasilitas Pengayaan Uranium Natanz

ISTMAN MP | REUTERS



Berita terkait

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

7 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

11 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

12 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

17 jam lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

20 jam lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

1 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya