Inggris Umumkan Rencana New Normal, Bersiap Cabut Lockdown pada 19 Juli

Selasa, 6 Juli 2021 10:30 WIB

Orang-orang, beberapa mengenakan masker, berjalan di atas Jembatan Westminster, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di London, Inggris, 4 Juli 2021.[REUTERS/Henry Nicholls]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Boris Johnson pada Senin menetapkan rencana New Normal dengan mengakhiri semua pembatasan sosial dan ekonomi Covid-19 di Inggris dalam waktu dua minggu atau 19 Juli.

Langkah ini akan menjadi taruhan bagi pemerintahan Johnson, apakah peluncuran vaksin cepat pemerintahannya menawarkan perlindungan yang cukup dari varian Delta yang sangat menular.

Boris Johnson mengkonfirmasi bahwa pemerintah bertujuan untuk mengakhiri tindakan pembatasan pada 19 Juli, dengan keputusan akhir akan diambil minggu depan. Dia mengatakan langkah itu akan menghilangkan batasan formal pada kontak sosial, instruksi untuk bekerja dari rumah, dan mandat untuk memakai masker wajah, Reuters melaporkan, 6 Juli 2021.

Setelah menerapkan batasan sosial paling ketat dalam sejarah masa damai Inggris untuk memerangi virus corona baru, Johnson bertaruh pada program vaksinasi yang telah melemahkan hubungan antara infeksi dan jumlah perawatan di rumah sakit.

Berdasarkan rencana tersebut, klub malam akan diizinkan untuk dibuka kembali dan tidak akan ada batasan kapasitas untuk tempat perhotelan. Pedoman jarak sosial akan dihapus.

Advertising
Advertising

"Kita harus jujur pada diri sendiri bahwa jika kita tidak dapat membuka kembali masyarakat kita dalam beberapa minggu ke depan, ketika kita akan dibantu oleh kedatangan musim panas dan liburan sekolah, maka kita harus bertanya pada diri sendiri kapan kita bisa kembali ke kehidupan normal?" Boris Johnson mengatakan pada konferensi pers.

"Kami akan menjauh dari pembatasan hukum dan mengizinkan orang membuat keputusan sendiri tentang cara mengelola virus," katanya.

Pemerintah Johnson menetapkan kebijakan kesehatan untuk Inggris, tetapi tidak untuk Skotlandia, Wales, atau Irlandia Utara.

Tiga mahasiswi Sophie Langford, Emily Campbell, dan Tamzida Mulai berjalan ke pusat vaksinasi massal di Liverpool Pier Head yang menawarkan vaksin Covid-19 langsung di tempat di Liverpool, Inggris, 23 Juni 2021. [REUTERS/Jason Cairnduff]

Inggris telah menderita angka kematian Covid-19 global tertinggi ketujuh, dan Johnson dikritik terlalu lambat menerapkan tiga lockdown Inggris.

Tetapi kampanye vaksinasi di Inggris berlangsung cepat, dengan 86% orang dewasa menerima dosis pertama dan 64% menerima dua dosis pada hari Senin, menurut data pemerintah.

Angka yang dirilis Public Health England menunjukkan bahwa vaksin sangat efektif dalam mencegah varian Delta menyebabkan penyakit parah atau masuk rumah sakit, terutama setelah dua dosis.

Johnson juga mengatakan bahwa orang di bawah 40 tahun akan menerima suntikan vaksin Covid-19 kedua mereka dari delapan minggu setelah dosis pertama, bukan 12 minggu, sehingga sejalan dengan kebijakan untuk di atas 40-an.

Dia menambahkan bahwa meskipun dia yakin ini adalah waktu terbaik untuk mengakhiri pembatasan, orang-orang harus tetap berhati-hati dan tindakan pengendalian wabah dapat dilakukan kembali jika diperlukan.

"Saya tidak ingin orang-orang merasa bahwa ini adalah momen untuk bersukacita...ini sangat jauh dari akhir penanganan virus ini," kata Johnson.

"Jelas, jika kami menemukan varian lain yang tidak merespon vaksin ...maka jelas, kami harus mengambil langkah apa pun yang perlu kami lakukan untuk melindungi publik."

Politisi, dokter, wali kota regional, serikat pekerja, dan badan amal kesehatan, termasuk di antara mereka yang telah menyatakan kekhawatirannya atas langkah-langkah yang dilonggarkan.

Pemimpin Partai Buruh Oposisi Keir Starmer mengkritik rencana tersebut, dan mengatakan bahwa beberapa tindakan hukum, seperti persyaratan untuk memakai masker di transportasi umum, harus tetap diberlakukan.

"Menyingkirkan semua perlindungan ketika tingkat infeksi naik adalah tindakan yang sembrono," katanya.

"Kita membutuhkan pendekatan yang seimbang, kita perlu menjaga perlindungan utama, termasuk masker, termasuk ventilasi dan yang terpenting...pembayaran yang layak kepada mereka yang perlu mengisolasi diri," katanya, Sky News melaporkan.

Sementara Dr Chaand Nagpaul dari British Medical Association mengkhawatirkan implikasi pelonggaran lockdown meskipun ada peringatan meningkatnya kasus dan kematian di rumah sakit.

Dia mendesak para menteri untuk memastikan pemakaian masker adalah wajib sampai penyebaran infeksi yang merajalela telah dikendalikan dan lebih banyak populasi divaksinasi sepenuhnya.

Pemerintah mengharapkan untuk melanjutkan tahap akhir dari peta jalan untuk mengakhiri tindakan lockdown pada 19 Juli, dan keputusan konkret tentang apakah akan melanjutkan akan diambil Senin depan.

Jika rencana New Normal ini terus berlanjut, orang-orang di Inggris akan dipersilakan mengelola risiko virus berdasarkan penilaian pribadi mereka, dan hanya akan diberi saran mengenakan masker dapat mengurangi risiko bagi diri mereka sendiri dan orang lain di lingkungan seperti tempat ramai.

Baca juga: Jelang Normal Baru, Ratu Elizabeth Ucap Terima Kasih ke Petugas Medis Inggris

REUTERS | SKY NEWS

Berita terkait

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

12 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

5 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya