Israel Laporkan Penurunan Efektivitas Vaksin Pfizer karena Varian Delta

Selasa, 6 Juli 2021 09:30 WIB

Seorang pria Yahudi ultra-Ortodoks menerima vaksinasi Covid-19 di pusat vaksinasi sementara di pemukiman Yahudi Beitar Illit, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 16 Februari 2021. REUTERS/Ronen Zvulun

TEMPO.CO, Jakarta - Israel pada Senin melaporkan penurunan efektivitas vaksin Pfizer dalam mencegah infeksi dan penyakit simtomatik Covid-19, tetapi mengatakan vaksin Covid-19 itu tetap sangat efektif dalam mencegah penyakit serius.

Penurunan tersebut bertepatan dengan merebaknya varian Delta dan berakhirnya pembatasan social distancing di Israel.

Efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech dalam mencegah infeksi dan penyakit bergejala turun menjadi 64% sejak 6 Juni, kata Kementerian Kesehatan Israel, dikutip dari Reuters, 6 Juli 2021. Pada saat yang sama, vaksin itu 93% efektif dalam mencegah rawat inap dan penyakit serius akibat virus corona.

Kementerian dalam pernyataannya tidak mengatakan apa tingkat sebelumnya atau memberikan rincian lebih lanjut. Namun pejabat kementerian menerbitkan laporan pada bulan Mei bahwa dua dosis vaksin Pfizer memberikan lebih dari 95% perlindungan terhadap infeksi, rawat inap dan penyakit parah.

Seorang juru bicara Pfizer menolak mengomentari data dari Israel, tetapi mengutip penelitian lain yang menunjukkan bahwa antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin mereka masih mampu menetralkan semua varian yang diuji, termasuk varian Delta, meskipun dengan kekuatan yang berkurang.

Advertising
Advertising

Sekitar 60% dari 9,3 juta penduduk Israel telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin Pfizer dalam kampanye vaksinasi, yang berhasil menurunkan 10.000 lebih kasus harian pada Januari menjadi satu digit bulan lalu.

Penurunan infeksi ini mendorong Israel untuk mencabut hampir semua jarak sosial serta persyaratan untuk memakai masker, meskipun wajib masker diberlakukan kembali dalam beberapa hari terakhir. Pada saat yang sama varian Delta, yang telah menjadi varian virus corona yang dominan secara global, mulai menyebar.

Sejak itu kasus harian secara bertahap meningkat, mencapai 343 pada hari Minggu. Jumlah yang sakit parah naik menjadi 35 dari 21.

Sekitar 343 pembawa virus baru diidentifikasi pada hari Minggu, dengan 0,7% dari 50.000 tes yang diproses mengembalikan hasil positif, menurut laporan Jerusalem Post.

Empat minggu sebelumnya, hanya ada enam kasus baru, dari sekitar 17.000 tes yang dilakukan dengan kurang dari 0,1% positif. Pada hari kerja terakhir minggu lalu, sekitar 300-320 kasus baru ditemukan per hari. Para ahli percaya bahwa dalam beberapa hari mendatang, Israel akan mendaftarkan sebanyak 500-600 pembawa virus baru per hari, dan jumlahnya bisa meningkat lebih jauh.

Pada saat yang sama, sejak awal wabah baru, peningkatan morbiditas serius sangat minim. Pada hari Senin, jumlah pasien serius mencapai 35 orang. Pada titik terendah pada pertengahan Juni, mencapai 21.

Ilmuwan data Eran Segal dari Institut Sains Weizmann Israel mengatakan Israel tidak mungkin mengalami tingkat rawat inap yang tinggi yang terlihat pada awal tahun karena jauh lebih sedikit yang sakit kritis.

Dia mengatakan tidak apa-apa untuk melanjutkan kehidupan normal dan tanpa batasan sambil meningkatkan langkah-langkah seperti penjangkauan vaksinasi dan memastikan pengujian untuk orang Israel yang pulang dari luar negeri.

Kementerian Kesehatan Israel memberi lampu hijau untuk suntikan dosis penguat vaksin Pfizer untuk pasien dengan gangguan kekebalan, ketika kabinet virus corona bersiap untuk bertemu hari ini untuk membahas langkah-langkah baru untuk memerangi wabah baru di tengah ancaman varian Delta, Jerusalem Post melaporkan.

Pada Senin Perdana Menteri Naftali Bennett juga mengumumkan bahwa Israel akan melakukan penelitian untuk memahami lebih lanjut tentang kemanjuran vaksin Pfizer.

Baca juga: Vaksin Pfizer dan Sinovac, Mana yang Lebih Manjur?

REUTERS | JERUSALEM POST

Berita terkait

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

2 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

8 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

11 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

13 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

14 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

16 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

1 hari lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya