Patung Ratu Elizabeth Dirobohkan di Kanada Perihal Penemuan Jenazah Anak Pribumi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Sabtu, 3 Juli 2021 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengunjuk rasa merobohkan patung Ratu Victoria dan Ratu Elizabeth II di Winnipeg, Kanada sebagai bentuk kemarahan atas penemuan ratusan jenazah anak-anak di bekas sekolah pribumi. Pengunjuk rasa menyatakan penemuan-penemuan jenazah tersebut adalah bukti telah terjadi genosida terhadap penduduk Kanada di masa lalu.
"Kami tidak bangga dengan genosida," teriak mereka sebelum merobohkan kedua patung, dikutip dari Reuters, Jumat, 2 Juli 2021.
Perobohan itu terjadi pada hari Kamis kemarin waktu setempat. Pada hari itu, sejatinya, Kanada akan merayakan Canada Day. Namun, PM Justin Trudeau memutuskan untuk tidak merayakannya dan menganggap Canada Day tahun ini sebagai hari berkabung.
Per berita ini ditulis, kurang lebih ada 1000 kuburan massal tanpa penanda yang berhasil ditemukan. Kuburan-kuburan tersebut ditemukan di komples sekolahan di British Columbia dan Sakatchewan. Kebanyakan dari gereja tersebut dikelola oleh Gereja Katolik yang mendorong PM Justin Trudueau mendesak permintaan maaf dari Vatikan.
Berdasarkan catatan sejarah, aksi penindasan dan kekerasan di sekolah-sekolah tersebut sudah terjadi selama 165 tahun. Penindasan terakhir terjadi di tahun 1996.
Dalam praktiknya, sekolah memisahkan paksa anak-anak pribumi dari orang tua mereka. Dan, selama berada di sekolah, anak-anak tersebut dibiarkan kelaparan dan menjadi subjek kekerasan fisik maupun seksual. Komisi Rekonsiliasi dan Kebanaran di Kanada, dalam laporannya, menyebut apa yang terjadi sebagai genosida budaya.
Kembali ke perobohan patung, aksi tersebut dirayakan dengan meriah oleh pengunjuk rasa. Usai merobohkan kedua patung, mereka mencoret-coretnya dan menari di sekitarnya.
Unjuk rasa juga terjadi di beberapa kota. Selain di Winnipeg, juga ada di Toronto dan Ottawa. Di Ottawa, ribuan warga memviralkan tagar #CancelCanadaDay sebagai wujud berkabung terhadap keluarga korban maupun penyintas.
Di Inggris, PM Boris Johnson sudah menerima kabar soal perobohan patung itu. Ia mengcam perusakan yang terjadi, namun berjanji akan terus terlibat dalam penanganan kasus genosida anak-anak pribumi.
"Kami berduka terhadap komunitas pribumi Kanada perihal penemuan tragis ini. Kami akan terus memantau perkembangan isu ini dan berkomunikasi dengan Pemerintah Kanada perihal warga pribumi," ujar pernyataan pers Boris Johnson.
Baca juga: PM Kanada Desak Paus Fransiskus Minta Maaf
ISTMAN MP | REUTERS