PM Imran Khan Dikecam karena Salahkan Pakaian Perempuan dalam Pemerkosaan

Rabu, 23 Juni 2021 13:00 WIB

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tidak difoto) di Putrajaya, Malaysia, 4 Februari 2020. [REUTERS / Lim Huey Teng / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dikecam luas setelah dia menyalahkan pakaian perempuan karena meningkatnya kasus pemerkosaan di negaranya.

"Jika seorang perempuan mengenakan pakaian yang sangat sedikit, itu akan berdampak pada pria, kecuali jika mereka adalah robot. Itu hanya akal sehat," kata Khan dalam wawancara dengan Axios di HBO, dikutip dari India Today, 23 Juni 2021.

Khan melanjutkan dengan menyarankan bahwa itu tergantung pada apa yang dapat diterima dalam budaya di mana seseorang tinggal. Dia mengatakan dalam masyarakat di mana orang belum melihat hal semacam itu, itu akan berdampak pada mereka. "Jika Anda tumbuh dalam masyarakat seperti Anda, mungkin itu tidak akan berdampak," katanya, merujuk pada budaya Barat, dikutip dari The Independent.

"Ini adalah imperialisme budaya," klaimnya. "Apa pun yang dapat diterima dalam budaya kita, harus dapat diterima di tempat lain. Bukan itu," tambahnya.

Pernyataan Imran Khan menyebabkan kemarahan di media sosial, dengan para pemimpin oposisi, seniman, dan jurnalis mengkritiknya.

Advertising
Advertising

Dalam cuitannya, penasihat hukum di Internastional Commission of Jurist, Reema Omer, menyebut komentar Imran Khan menjijikan dan berulang kali menyalahkan korban pemerkosaan.

Aktor Pakistan Osman Khalid mengecam pernyataan Imran Khan, menyebut pemerkosaan bukan karena pakaian tetapi racun maskulinitas.

"Tentu saja laki-laki bukan robot," tulis Osman Khalid Butt dalam serangkaian cuitan. "Ya, ada keinginan, godaan, ketertarikan."

Dikutip dari BOL News, aktor itu menulis bahwa meningkatnya insiden pemerkosaan bukan tentang pakaian seseorang, tetapi tentang dominasi kekuasaan yang dapat menghancurkan perempuan, anak, atau pria mana pun.

"Ini adalah tindakan yang sangat tidak beradab yang tidak boleh diterima di masyarakat mana pun," kata Osman Khalid

Pemimpin oposisi Pakistan Bilawal Bhutto Zardari mengecam Perdana Menteri Imran Khan, menyebutnya pengecut atas pernyataannya.

"Kejahatan seperti itu tidak boleh dikaitkan dengan satu penyebab... pakaian seseorang tidak ada hubungannya dengan pemerkosaan atau pelecehan," kata ketua Partai Rakyat Pakistan (PPP) Bilawal Bhutto-Zardari, Hindustan Times melaporkan.

"Pernyataan Imran Khan sebelum dan sesudah berkuasa berbeda...Dia pengecut sejak hari pertama," kata pemimpin PPP itu.

Baca juga: Kaitkan Pemerkosaan Dengan Pakaian Wanita, PM Pakistan Diprotes

AXIOS | INDIA TODAY | THE INDEPENDENT | HINDUSTAN TIMES

Berita terkait

Polisi Beberkan Kronologi Pemerkosaan dan Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Nia Kurnia

2 jam lalu

Polisi Beberkan Kronologi Pemerkosaan dan Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Nia Kurnia

Tersangka pemerkosaan dan pembunuhan gadis penjual gorengan di Padang Pariaman itu dikenakan pasal pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati.

Baca Selengkapnya

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

1 hari lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Tersangka Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan, Dikenal Pendiam

1 hari lalu

Fakta-fakta Tersangka Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan, Dikenal Pendiam

Selain menjadi tersangka kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari, IS merupakan residivis kasus pencabulan dan narkoba.

Baca Selengkapnya

Majalah Femina: Jatuh Bangun Majalah Perempuan di Tengah Hiruk-pikuk Media Hard News

1 hari lalu

Majalah Femina: Jatuh Bangun Majalah Perempuan di Tengah Hiruk-pikuk Media Hard News

Majalah mingguan ini diterbitkan Femina Group yang dikerjakan sepenuhnya oleh perempuan dan berisi soal perempuan. Bagaimana perjalanan majalah ini?

Baca Selengkapnya

34 Tahanan Perempuan Iran Mogok Makan, Peringati Kematian Mahsa Amini

4 hari lalu

34 Tahanan Perempuan Iran Mogok Makan, Peringati Kematian Mahsa Amini

Tiga puluh empat tahanan perempuan melakukan mogok makan di penjara Iran pada Ahad untuk menandai dua tahun kematian Mahsa Amini.

Baca Selengkapnya

Eks Produser Hollywood, Harvey Weinstein Hadapi Dakwaan Baru Tuduhan Pelecehan Seksual

4 hari lalu

Eks Produser Hollywood, Harvey Weinstein Hadapi Dakwaan Baru Tuduhan Pelecehan Seksual

Harvey Weinstein, mantan produser Hollywood, kembali didakwa oleh juri agung New York atas tuduhan pelecehan seksual baru.

Baca Selengkapnya

Perempuan Prancis Demo, Dukung Nenek 72 Tahun yang Diperkosa Ratusan Kali

5 hari lalu

Perempuan Prancis Demo, Dukung Nenek 72 Tahun yang Diperkosa Ratusan Kali

Ratusan perempuan di Prancis memprotes pemerkosaan yang dilakukan terhadap Gisele Picolot, perempuan 72 tahun.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno-Hatta Deportasi 4 WNA ke Pakistan, Nigeria dan Guinea

9 hari lalu

Imigrasi Soekarno-Hatta Deportasi 4 WNA ke Pakistan, Nigeria dan Guinea

WNA lain yang terjaring operasi Jagratara dan patroli keimigrasian masih dalam pemeriksaan oleh tim penyidik Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Pelaku Pencurian dan Percobaan Pemerkosaan di Kos Tangerang

12 hari lalu

Polisi Buru Pelaku Pencurian dan Percobaan Pemerkosaan di Kos Tangerang

Polda Metro Jaya memburu seorang pria yang hendak melakukan aksi pencurian di sebuah rumah kos di Kelurahan Selapanjang Jaya, Tangerang

Baca Selengkapnya

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

12 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.

Baca Selengkapnya