Pasukan Pertahanan Rakyat Myanmar Nyatakan Perang Terhadap Junta Militer

Rabu, 23 Juni 2021 11:00 WIB

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan junta militer Myanmar yang didukung oleh kendaraan lapis baja terlibat pertempuran pada Selasa dengan kelompok gerilya Pasukan Pertahanan Rakyat Myanmar yang baru dibentuk di kota terbesar kedua Mandalay, menurut laporan media yang dikelola militer, keterangan milisi dan seorang saksi mata, yang mengakibatkan sedikitnya dua korban tewas.

Sejak tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari dan menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, pasukan telah menghentikan demonstrasi dan pemogokan pro-demokrasi, serta membunuh atau menangkap ratusan pengunjuk rasa.

Sebagai tanggapan, pasukan pertahanan rakyat bermunculan di seluruh Myanmar untuk menghadapi pasukan keamanan rezim junta.

Sampai sekarang, pertempuran yang melibatkan milisi bersenjata ringan terutama terjadi di kota-kota kecil dan daerah pedesaan, tetapi sebuah kelompok yang mengaku sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat baru Mandalay mengatakan para anggotanya menanggapi setelah tentara menyerbu salah satu pangkalannya, dikutip dari Reuters, 23 Juni 2021.

"Pertempuran telah dimulai. Akan ada lebih banyak pertempuran," kata seorang anggota milisi yang diidentifikasi sebagai Kapten Tun Tauk Naing melalui telepon kepada Reuters.

Advertising
Advertising

Suara tembakan berulang-ulang dapat terdengar dalam rekaman video yang diambil oleh seorang warga di Mandalay, tempat protes anti-kudeta.

Perwakilan Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay (Mandalay PDF) mengatakan bahwa sekitar 20 tentara melakukan serangan pada Selasa sekitar pukul 8 pagi, memicu salah satu bentrokan pertama antara PDF dan militer di daerah perkotaan besar, Myanmar Now melaporkan.

"Mereka datang ke sini karena mendapat informasi tentang keberadaan kami. Tetapi kami tahu sebelumnya bahwa mereka akan datang sehingga kami berada di atas angin," kata juru bicara Mandalay PDF Bo Tun Tauk Naing, menambahkan bahwa pertempuran masih berlangsung pada saat pelaporan.

"Anggota masyarakat di daerah itu telah pindah ke tempat yang aman, dan kami belum mundur. Kami akan terus berjuang," kata Bo Tun Tauk Naing. "Kami telah menyatakan perang. Hari yang kita tunggu-tunggu akhirnya tiba."

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

Penduduk setempat Mandalay mengatakan kepada Myanmar Now bahwa militer sedang berpatroli di kota dengan setidaknya tiga kendaraan lapis baja untuk mencari tersangka yang terlibat dalam baku tembak.

Televisi Myawaddy milik militer mengatakan di saluran pesan Telegramnya, bahwa pasukan keamanan menggerebek sebuah rumah dan "teroris bersenjata" membalas dengan senjata kecil dan bom.

Dikatakan empat tewas dan delapan ditangkap dan beberapa anggota pasukan keamanan terluka parah. Junta militer menyebut lawan-lawannya sebagai "teroris".

Situs berita lokal Myanmar Now mengatakan sekitar 20 tentara melakukan serangan itu, memicu baku tembak, dan tiga kendaraan lapis baja dikerahkan.

Pejabat lain dari kelompok milisi mengatakan kepada portal berita Mizzima bahwa enam anggotanya telah ditangkap dan dua tentara tewas.

Seorang aktivis di Mandalay mengatakan dia mendengar suara tembakan dan melihat sekitar 10 kendaraan lapis baja. "Kami semua takut, tapi setidaknya kami tahu kami mendapat dukungan dari bangsa," katanya. "Semua orang di Myanmar tahu situasi di Mandalay sekarang."

Sekelompok kecil demonstran terlihat berkumpul di belakang milisi Mandalay, membawa spanduk dan membuat salam tiga jari yang melambangkan perlawanan terhadap kekuasaan militer.

Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar. MRTV yang dikelola negara tidak melaporkan kerusuhan Mandalay selama siaran berita malamnya.

Kedutaan Besar AS di Myanmar mengatakan di Twitter bahwa mereka melacak laporan pertempuran di Mandalay dan segera menyerukan penghentian kekerasan.

Militer Myanmar telah menggunakan artileri dan serangan udara dalam menanggapi serangan gerilya terhadap tentara di tempat lain di Myanmar, yang telah menyebabkan korban di kedua sisi dan eksodus puluhan ribu orang.

Aung San Suu Kyi, 76, menghadapi berbagai tuduhan termasuk penghasutan, korupsi, dan pelanggaran rahasia resmi. Dia muncul di pengadilan untuk persidangannya pada Selasa dan dalam keadaan sehat, kata pengacaranya. Pengacaranya mengatakan tuduhan terhadap Suu Kyi tidak berdasar.

Majelis Umum PBB pada hari Jumat menyerukan embargo senjata ke Myanmar dan mendesak junta militer untuk menghormati hasil pemilu Myanmar 8 November dan membebaskan tahanan politik, termasuk Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Uni Eropa Beri Sanksi Baru ke Pejabat dan Perusahaan Myanmar

REUTERS | MYANMAR NOW

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

13 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

13 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

16 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

16 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

17 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

18 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya