Negara-negara Barat Akhirnya Hukum Belarus atas Insiden Pembajakan Ryanair

Selasa, 22 Juni 2021 13:30 WIB

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko sempat mengumumkan dirinya terinfeksi virus corona pada Juli 2020. Sebelum terinfeksi, Alexander pernah pernah membagikan tips untuk kebal corona yang berbeda dengan saran ahli kesehatan, di antaranya meminum 50 ml vodka, mengunjungi sauna, dan tetap bekerja di lapangan. BelTA / Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah beberapa pekan dibahas, akhirnya negara-negara Barat secara formal memberikan sanksi kepada Belarus atas insiden pembajakan Ryanair, Mei lalu. Dikutip dari kantor berita Reuters, negara atau pihak yang memberikan sanksi adalah Uni Eropa, Amerika, Inggris, dan Kanada.

Keempat negara/ pihak terkait tidak memberikan keterangan secara spesifik soal siapa saja yang mereka beri sanksi. Mereka hanya menyebutkan bahwa target terdiri atas pejabat negara serta anggota parlemen dari partai Presiden Belarus Alexander Lukashenko.

"Kami berempat bersatu oleh rasa khawatir terhadap rezim (Presiden) Alexander Lukashenko yang menyerang hak asasi manusia, kebebasan individu, serta hukum internasional," ujar Uni Eropa, Amerika, Inggris, Kanada dalam pernyataan bersamanya, Selasa, 22 Juni 2021.

Keempatnya melanjutkan bahwa sanksi yang diberikan meliputi beberapa hal mulai dari larangan berkunjung, pembekuan aset, serta larangan berbisnis. Karena salah satu pemberi hukuman adalah Uni Eropa, maka pejabat Belarus yang dikenai sanksi tak bisa lagi ke Eropa ataupun mengecek asetnya di sana.

Dari mereka berempat, Uni Eropa adalah pemberi sanksi paling banyak. Total, sudah ada 166 orang yang mereka kenai sanksi. Adapun Uni Eropa mensinyalkan sanksi-sanksi tambahan dalam waktu dekat yang menyasar bisnis migas, tembakau, dan kalium karbonat Belarus.

Pesawat Ryanair. REUTERS/Phil Noble


Administrasi Presiden Alexander Lukashenko belum berkomentar apapun soal sanksi baru ini. Namun, ia sempat mengatakan bahwa akan ada reaksi keras dari negaranya jika sampai Belarus menjadi sasaran sanksi negara tetangga.

"Sesuai prediksi kami, banyak pihak di luar dan di dalam Belarus mengubah caranya untuk menyerang kami. Mereka telah melanggar batas, mengesampingkan logika dan moral," ujarr Lukashenko pada Mei lalu.

Diberitakan sebelumnya, insiden Pembajakan Ryanair terjadi pada 27 Mei lalu. Saat itu, Belarus tengah memburu aktivis oposisi pemerintah, Roman Protasevich, yang disebut sebagai organiser utama kegiatan unjuk rasa di Belarus. Hasil penelusuran mereka mengantarkan pada temuan Protasevich akan pergi ke Lithuania dengan Ryanair.

Mengetahui Protasevich akan pergi ke Lithuania, di mana oposisi-oposisi Belarus berkumpul, administrasi Lukashenko langsung memerintahkan pengiriman jet tempur untuk mencegat pesawat yang ditumpangi aktivis itu. Dengan begitu, penerbangan Ryanair bisa dibelokkan ke Belarus, bukan ke Lithuania.

Strategi Belarus berhasil. Pilot Ryanair menurut untuk mendarat di Minsk, Belarus, setelah "diancam" dengan kehadiran jet MIG-29 dan informasi ada bom di dalam pesawat. Setibanya pesawat mendarat di Minsk, Protasevich dan kekasihnya langsung ditangkap atas tuduhan melawan pemerintahan. Rangkaian peristiwa itulah yang disebut berbagai pihak sebagai pembajakan pesawat.

Baca juga: Uni Eropa Incar Maskapai Penerbangan Belarus Perihal Pembajakan Ryanair

ISTMAN MP | REUTERS







Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

2 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

4 hari lalu

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

5 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

AS Jatuhkan Sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda, Apa Tuduhannya?

6 hari lalu

AS Jatuhkan Sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda, Apa Tuduhannya?

Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda Israel atas perlakuan mereka terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM

7 hari lalu

Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM

Pemimpin Partai Buruh Israel mengatakan batalion Netzah Yehuda dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh warga Palestina "tanpa alasan yang jelas".

Baca Selengkapnya

AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

7 hari lalu

AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Baca Selengkapnya