Pemimpin Junta Myanmar untuk Pertama Kalinya Kunjung Rusia Sejak Kudeta

Senin, 21 Juni 2021 11:00 WIB

Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing (kanan) menghadiri KTT ASEAN di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta, Sabtu, 24 April 2021. Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing dan sejumlah pemimpin serta utusan dari negara-negara ASEAN akan hadir. ANTARA FOTO/HO/ Setpres-Muchlis Jr

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, dikabarkan tengah terbang ke Moskow, Rusia, untuk menghadiri sebuah konferensi di sana. Adapun kunjungan tersebut adalah kunjungan luar negeri kedua Min Aung Hlaing setelah ke Jakarta untuk KTT ASEAN pada Mei lalu.

"Jenderal Min Aung Hlaing akan menghadiri Konferensi Keamanan Internasional Moscow yang akan berlangsung pada 22-24 Juni 2021," ujar keterangan Pemerintah Myanmar, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 20 Juni 2021.

Apa agenda lengkap Min Aung Hlaing di sana belum diketahui. Adapun Rusia dan Myanmar selama ini dekat untuk kerjasama perdagangan senjata.

Rusia adalah salah satu pemasok persenjataan ke Myanmar. Menurut Pemerintah Bayangan Myanmar, National Unity Government (NUG), junta militer belum lama ini mengirim pejabatnya ke sana untuk melihat helikopter perang.

Jika kunjungan itu nantinya berkaitan dengan perdagangan senjata, hal itu akan berbenturan dengan embargo perdagangan senjata yang diteken PBB. Pada Jumat kemarin, 119 anggota PBB menyetujui resolusi yang pada intinya menerapkan embargo perdagangan senjata ke Myanmar serta mendesak junta militer untuk menghentikan kekerasan dan membebaskan para tahanan politik.

Kendaraan militer Myanmar dikerahkan untuk berjaga-jaga di pos pemeriksaan menuju kompleks kongres di Naypyitaw, Myanmar, 1 Februari 2021. Militer Myanmar menyerahkan kekuasaan kepada Panglima Min Aung Hlaing yang langsung memberlakukan status darurat nasional selama setahun. REUTERS/Stringer

Hanya empat negara anggota PBB yang tidak mendukung resolusi itu. Rusia adalah satunya, diikuti Cina, India, dan Belarus.

Secara hukum, resolusi PBB soal embargo perdagangan senjata tersebut tidak bersifat mengikat secara hukum. Namun, ada beban politik yang diberikannya di mana akan membuat Myanmar makin disudutkan oleh negara-negara lainnya.

Militer Myanmar sendiri menganggap resolusi PBB itu berat sebelah. Mereka tidak setuju dengan resolusi yang ada karena diteken berdasarkan tuduhan sepihak. "

Resolusi itu berdasarkan tuduhan yang berat sebelah dan asumsi yang salah," ujar Junta Myanmar. Belum diketahui apa langkah mereka selanjutnya.

Per berita ini ditulis, krisis di Myanmar masih berlangsung. Krisis yang dipicu kudeta oleh Min Aung Hlaing itu telah membunuh 800 lebih orang dan menahan ribuan tahanan politik. Dua tahanan di antaranya adalah Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.

Baca juga: Junta Myanmar Tolak Embargo Perdagangan Persenjataan oleh PBB

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

11 menit lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

17 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya