El Profesor Pedro Castillo: Anak Petani, Guru, dan Presiden Peru

Kamis, 17 Juni 2021 07:00 WIB

Kandidat presiden Peru Pedro Castillo berbicara kepada para pendukung dari markas besar partai Peru Libre di Lima, Peru, 15 Juni 2021. REUTERS/Sebastian Castaneda

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin Pedro Castillo kecil tidak menyangka akan menjadi presiden Peru, ketika dia masih seorang bocah laki-laki di pedesaan utara Peru, tatkala mengumpulkan dan menghancurkan batang tebu di pertanian kecil orang tuanya.

Castillo adalah mantan guru dan pemimpin serikat pekerja yang kemudian menjadi kandidat dari partai sayap kiri Marxis yang telah memecah belah Peru dan mengguncang politik negara Andes, perusahaan pertambangan tembaga, dan pasar bebas Peru.

Pria 51 tahun itu mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden Peru pada Selasa, setelah penghitungan suara putaran kedua berakhir, meskipun saingan sayap kanan Keiko Fujimori bersumpah untuk menggugat hasilnya dan badan pemilihan belum mengonfirmasi Castillo sebagai pemenang. Pada akhir penghitungan resmi, Castillo unggul 44.058 suara dari Fujimori.

"Sekarang saatnya bagi rakyat Peru untuk bersatu, untuk melancarkan perjuangan tidak hanya melawan pandemi, tetapi juga 'pandemi' lain yang telah terjadi dalam 30 tahun terakhir," kata Castillo kepada para pendukung yang bersorak dari balkon, Selasa, dikutip dari Reuters, 16 Juni 2021.

Dia mengunggah foto dirinya dengan tangan terangkat dan kata 'Presiden' dalam font besar di Twitter, menambahkan, "Era baru telah dimulai."

Advertising
Advertising

Kebangkitannya didorong oleh kekecewaan yang meluas terhadap partai-partai politik lama dan meningkatnya kemiskinan di negara berpenduduk sekitar 33 juta orang, yang membuat kemajuan pembangunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir tetapi dihantam oleh wabah virus corona paling mematikan di dunia.

"Jangan pernah lagi menjadi orang miskin di negara kaya!" adalah slogan Castillo saat kampanye sambil mengenakan topi khas Andes bertepi lebar, kadang-kadang menari dan membawa balon besar berbentuk pensil, simbol partainya dan lambang latar belakangnya dalam pendidikan.

Kandidat presiden Peru Pedro Castillo tiba untuk mengadakan konferensi pers di Lima, Peru 15 Juni 2021. [REUTERS/Sebastian Castaneda]

Castillo telah berjanji untuk menyusun ulang konstitusi Peru untuk memperkuat peran negara, mengambil bagian keuntungan yang jauh lebih besar dari perusahaan pertambangan yang katanya telah "menjarah" negara. Ia juga mengancam akan menasionalisasi industri-industri utama.

"Proyek Gas Camisea harus kita nasionalisasi, emas, perak, uranium, tembaga, lithium yang baru saja diserahkan ke negara lain, itu harus untuk Peru," katanya pada April di daerah asalnya, Cajamarca.

Baru-baru ini dia telah melunakkan retorikanya, dengan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia akan menjamin ekonomi yang stabil, menghormati kepemilikan pribadi dan menghormati investasi swasta.

Dalam sebuah wawancara setelah pemilu, penasihat ekonomi utama, Pedro Francke, mengatakan sebagai presiden Castillo akan menghindari intervensi besar-besaran, meskipun kenaikan pajak pertambangan diperlukan untuk mendanai reformasi sosial.

Analis dan investor mengatakan kongres yang terfragmentasi kemungkinan akan membatasi kekuasaannya untuk membuat perubahan ekonomi mendadak.

Tetapi para kritikus masih khawatir rencananya akan mengguncang fondasi politik dan ekonomi Peru setelah lebih dari tiga dekade kebijakan ramah pasar yang telah membuat Peru menjadi tempat yang relatif aman di Amerika Latin yang bergejolak.

Castillo awalnya dikenal rakyat Peru sebagai pemimpin pemogokan guru yang panjang pada tahun 2017. Dia tinggal di kota kecil Chugur bersama istrinya Lilia Paredes, juga seorang guru, dan memiliki tiga anak.

Dia berasal dari distrik di mana kaum kiri memilih dan di mana ia menyambut awak media saat sarapan bersama anggota keluarga, banyak yang mengenakan topi pucat berbingkai lebar yang sama dan berbagi roti bersama.

Adegan itu mencerminkan warisan Andes-nya. Sebuah poster keagamaan berbunyi, dalam bahasa Inggris, "Jehovah is my shepherd" yang merefleksikan nilai-nilai konservatif yang dianut Castillo, yang sesuai dengan kepercayaan sosialisnya.

"Kami dibuat dengan nilai-nilai Kristen dan moral dan tidak ada tempat untuk hal-hal di luar itu," Raul Oblitas, keponakan Castillo, mengatakan di luar rumah sederhana kandidat presiden di Chugur.

Oblitas berbicara panjang lebar tentang latar belakang Castillo dalam pendidikan dan perjuangannya untuk hak-hak guru sebagai tonggak penting dalam perkembangan politiknya. Dia mengatakan Castillo tidak didorong oleh uang, dia juga tidak ingin mendirikan pemerintahan bergaya komunis seperti yang diklaim beberapa orang.

Sebaliknya, ia ingin memecah kesenjangan geografis dan ras yang membuat masyarakat pedesaan Peru telah ditinggalkan, karena kota-kota besar seperti ibu kota Lima, mengambil manfaat utama dari pertumbuhan yang didorong oleh pertambangan selama beberapa dekade.

"Kelas-kelas yang terlupakan sekarang menemukan perlindungan dalam usulan Profesor Pedro Castillo. Mengapa? Karena dia mewakili rakyat. Pedro Castillo adalah guru biasa seperti orang lain, dia adalah seorang petani," kata Oblitas.

Kandidat presiden Peru Pedro Castillo berbicara kepada media saat sarapan bersama anggota keluarganya sebelum memberikan suaranya, di Chugur, Peru 6 Juni 2021. [REUTERS/Alessandro Cinque]

Castillo memasuki politik pada tahun 2002 ketika ia gagal mencalonkan diri sebagai wali kota untuk partai Possible Peru yang berhaluan tengah dari mantan presiden Alejandro Toledo.

Baru pada tahun 2020 Castillo bergabung dengan partai Peru Libre-nya saat ini, yang didirikan oleh mantan gubernur dan dokter Vladimir Cerron, seorang pengagum Marxis-Leninis Kuba, Venezuela, dan Bolivia yang dilarang mencalonkan diri karena tuduhan korupsi di masa lalu.

Castillo berusaha menjaga jarak dari Cerron. "Di sini keputusan dibuat oleh Castillo. Senor Cerron secara hukum dihalangi dan Anda bahkan tidak akan melihatnya menjabat di lembaga negara mana pun," katanya selama kampanye.

Castillo, yang tiba dengan menunggang kuda untuk memberikan suara dalam pemungutan suara putaran pertama, tetap teguh pada kebutuhan untuk mendistribusikan kembali kekayaan dan pandangan sosial konservatifnya, termasuk menentang aborsi.

Nilai-nilai Castillo itu telah membantu meyakinkan pemilih seperti Jose Diez Dias, 75 tahun, di Plaza de Chota di Cajamarca.

"Dia dikenal sebagai guru dan dia adalah orang yang baik," katanya. "Kita akan kelaparan dan kita harus mendukung rakyat Peru."

Dari rumah sederhananya, Pedro Castillo akan menempati rumah baru: Istana Pemerintah Lima, juga disebut Casa de Pizarro, dinamai dari penakluk Spanyol Francisco Pizarro Gonzalez yang sekitar 500 tahun lalu menaklukkan pemimpin adat Atahualpa di Cajamarca.

Baca juga: Jalan Pedro Castillo ke Kursi Presiden Peru Selangkah Lagi

REUTERS

Berita terkait

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

27 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Dina Boluarte Beralasan Koleksi Jam Tangan Rolexnya Pinjam dari Teman

28 hari lalu

Dina Boluarte Beralasan Koleksi Jam Tangan Rolexnya Pinjam dari Teman

Dina Boluarte menyebut skandal jam tangan Rolex yang menjeratnya sebagai kebohongan dan tabir asap..

Baca Selengkapnya

Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

30 hari lalu

Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

Dina Boluarte, Presiden Peru gunakan jam tangan Rolex mengundang guncangan politik di negara itu. Begini profil perusahaan jam tangan mewah ini.

Baca Selengkapnya

6 Menteri Langsung Mundur Gara-gara Jam Tangan Rolex Presiden Peru, Ini Profil Dina Boluarte

30 hari lalu

6 Menteri Langsung Mundur Gara-gara Jam Tangan Rolex Presiden Peru, Ini Profil Dina Boluarte

Presiden Peru disorot rakyatnya karena gunakan jam tangan Rolex. Enam menteri langsung mundur. Ini profil Dina Boluarte.

Baca Selengkapnya

Presiden Peru Digerebek Gara-gara Skandal Jam Rolex, Enam Menteri Mundur

32 hari lalu

Presiden Peru Digerebek Gara-gara Skandal Jam Rolex, Enam Menteri Mundur

Presiden Peru Dina Boluarte terlibat skandal suap jam tangan Rolex. Rumahnya digeledah polisi akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Presiden Peru Ogah Mundur Usai Rumahnya Digeledah Perkara Jam Rolex

34 hari lalu

Presiden Peru Ogah Mundur Usai Rumahnya Digeledah Perkara Jam Rolex

Rumah dan istana Presiden Peru Dina Boluarte digerebek dalam penyelidikan terhadap kepemilikan jam tangan mewah Rolex.

Baca Selengkapnya

3 Kepala Negara yang Mundur Karena Skandal Korupsi, Terbaru Presiden Vietnam Vo Van Thuong

43 hari lalu

3 Kepala Negara yang Mundur Karena Skandal Korupsi, Terbaru Presiden Vietnam Vo Van Thuong

Selain, Presiden Vietnam Vo Van Thuon ternyata ada beberapa kepala negara di dunia yang mengundurkan diri akibat kasus korupsi.

Baca Selengkapnya

Terjerat Skandal dengan Perempuan, PM Peru Mengundurkan Diri

59 hari lalu

Terjerat Skandal dengan Perempuan, PM Peru Mengundurkan Diri

PM Peru Alberto Otarola mengumumkan pengunduran dirinya setelah percakapan dengan kekasihnya beredar di media

Baca Selengkapnya

Akses Machu Picchu Dibuka Lagi Setelah Aksi Protes Berakhir

1 Februari 2024

Akses Machu Picchu Dibuka Lagi Setelah Aksi Protes Berakhir

Pembukaan akses Machu Picchu dilakukan setelah tercapainya kesepakatan antara pemerintah dan kelompok pengunjuk rasa tentang sistem penjualan tiket.

Baca Selengkapnya

Akses ke Machu Picchu Ditutup karena Aksi Protes Sistem Baru Penjualan Tiket

30 Januari 2024

Akses ke Machu Picchu Ditutup karena Aksi Protes Sistem Baru Penjualan Tiket

Masyarakat khawatir bahwa platform penjualan tiket online Machu Picchu akan merugikan bisnis lokal dan hanya memberikan keuntungan ke satu perusahaan.

Baca Selengkapnya