IKEA Prancis Didenda Rp17 Miliar karena Mata-matai Karyawan

Rabu, 16 Juni 2021 11:35 WIB

Logo perusahaan terlihat di luar toko IKEA Group di Pace dekat Rennes, Prancis, 15 Juni 2021. [REUTERS/Stephane Mahe]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Prancis pada Selasa memerintahkan IKEA untuk membayar denda 1 juta euro (Rp17,2 miliar) karena memata-matai stafnya, setelah ritel furnitur terbesar di dunia itu dinyatakan bersalah karena mengumpulkan dan menyimpan data karyawannya tanpa izin.

Cabang Prancis dari Ingka Group, yang memiliki sebagian besar toko IKEA di seluruh dunia, dituduh mengintai para pekerja dan beberapa kliennya selama beberapa tahun.

IKEA, yang telah mengakui ada beberapa praktik yang tidak pantas, dituduh melanggar privasi karyawan dengan meninjau catatan rekening bank mereka dan terkadang menggunakan karyawan palsu untuk menulis laporan tentang staf, dikutip dari Reuters, 15 Juni 2021.

Perwakilan pekerja mengatakan informasi itu digunakan untuk menargetkan pemimpin serikat dalam beberapa kasus, atau digunakan untuk keuntungan IKEA dalam perselisihan dengan pelanggan, setelah perusahaan menjaring data keuangan masyarakat dan bahkan memata-matai mobil apa yang mereka kendarai. IKEA juga terbukti telah membayar untuk akses ke file polisi.

Jaksa menuntut denda 2 juta euro (Rp34,5 miliar). Pengacara untuk serikat CGT Prancis dan beberapa individu yang mencari kompensasi mengatakan nominal kompensasi putusa akhir tidak besar dan kuat, tetapi menyambut hasilnya.

Advertising
Advertising

"Simbolisme di sini yang penting," kata Solene Debarre, seorang pengacara yang mewakili CGT.

Perusahaan furnitur asal Swedia itu mengatakan sedang meninjau keputusan pengadilan untuk melihat apakah tindakan lebih lanjut diperlukan, setelah mengambil langkah-langkah untuk menghapus taktik pengawasan.

"IKEA Retail France mengecam keras praktik tersebut, meminta maaf dan menerapkan rencana aksi besar untuk mencegah hal ini terjadi lagi," kata kelompok Ingka.

IKEA mempekerjakan sekitar 10.000 orang di Prancis, pasar terbesar ketiga setelah Jerman dan Amerika Serikat, dan telah bereksperimen dengan format baru di sana, termasuk toko yang diluncurkan pada 2019 di jantung kota Paris.

IKEA juga terkenal dengan toko swalayannya yang luas di luar kota tetapi banyak pembeli telah beralih ke online, terutama selama lockdown pandemi ketika permintaan untuk perabot kantor, toples makanan, dan produk memsak semakin banyak.

Laba usaha grup Ingka pada tahun hingga akhir Agustus 2020 turun, dirugikan oleh penutupan toko selama krisis Covid-19, meskipun telah memproyeksikan rebound.

Mantan kepala eksekutif perusahaan di Prancis, Jean-Louis Baillot, dinyatakan bersalah dalam kasus tersebut dan dijatuhi hukuman percobaan dua tahun penjara. Hakim mendendanya 50.000 euro (Rp 863 juta) karena menyimpan data pribadi.

Tuduhan berpusat pada periode 2009-2012, meskipun jaksa mengatakan taktik mata-mata dimulai pada awal 2000-an.

Total 15 orang menghadapi tuduhan dalam persidangan.

Dua dari terdakwa dinyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan terhadap mereka, termasuk seorang petugas polisi, dan Stefan Vanoverbeke, yang menjalankan IKEA di Prancis dari 2010 hingga 2015 dan masih memiliki posisi senior dalam operasi ritel grup.

Lainnya dibebaskan dari beberapa tuduhan, seperti membocorkan informasi rahasia secara sistematis, tetapi dinyatakan bersalah atas orang lain, termasuk memperoleh data pribadi secara ilegal.

Sanksi berkisar dari denda 5.000 euro untuk mantan manajer sumber daya manusia hingga beberapa hukuman penjara yang ditangguhkan.

IKEA memecat beberapa manajer dan merombak kebijakan internalnya setelah tuduhan itu terungkap pada tahun 2012.

Perusahaan asal Swedia itu telah lama membantah membuat sistem spionase yang tersebar luas.

IKEA beroperasi melalui sistem waralaba. Ingka Group adalah pemegang waralaba utama untuk pemilik merek internasional IKEA Group.

Baca juga: Setelah 70 Tahun, IKEA Putuskan Tak Cetak Lagi Buku Katalognya

REUTERS

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Spanyol Buka Kembali Penyelidikan Spyware Israel yang Memata-matai PM Pedro Sanchez

5 hari lalu

Spanyol Buka Kembali Penyelidikan Spyware Israel yang Memata-matai PM Pedro Sanchez

Pengadilan Tinggi Spanyol membuka kembali penyelidikan atas penggunaan perangkat lunak Pegasus milik perusahaan intelijen siber Israel, NSO Group.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

7 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Tips Optimalkan Space untuk Rumah Minimalis

9 hari lalu

Tips Optimalkan Space untuk Rumah Minimalis

Kamu juga ingin punya hunian berkonsep minimalis? Simak beberapa tips untuk mengoptimalkan space rumah minimalis menjadi hunian impian.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

12 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

18 hari lalu

Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

Pada Maret 2024, penjualan ritel Daihatsu tercatat mencapai 17.352 unit atau naik sekitar 17,1 persen dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

20 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

21 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

21 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

26 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya