Presiden Palestina Mahmoud Abbas di sidang Dewan Keamanan PBB, Selasa, 11 Februari 2020. Sumber: reuters/Shannon Stapleton
TEMPO.CO, Jakarta - Dua negara yang kerap berurusan dengan Israel, Iran dan Palestina, memiliki pandangan serupa. Keduanya beranggapan kebijakan Israel ke negara mereka tidak akan berubah meskipun PM Benjamin Netanyahu sudah lengser dan digantikan oleh Naftali Bennett.
Kementerian Luar Negeri Iran, misalnya, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak berekspektasi bakal ada perubahan kebijakan luar negeri dan keamanan di Israel. Menurut mereka, Israel akan tetap bersikap antagonis terhadap Iran.
"Musuh Iran (Netanyahu) telah hilang dan kami tetap di sini. Saya pikir kebijakan Israel tidak akan berubah meski dengan pemerintahan baru," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, Senin, 14 Juni 2021.
Bunyi pernyataan administrasi Presiden Palestina Mahmoud Abbas serupa dengan milik Iran, namun mereka menggarisbawahi unsur Yerusalem. Menurut mereka, pandangan Israel terhadap Palestina (sebagai musuh) tidak akan berubah dan begitu pula sebaliknya. Hal itu, kata mereka, mungkin baru akan berubah jika ada perubahan status Yerusalem di bawah pemerintahan Naftali Bennett.
Pemimpin partai Yamina Naftali Bennett menyampaikan pernyataan di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem 30 Mei 2021. Yonatan Sindel / Pool via REUTERS
Saat ini, Yerusalem dinyatakan sebagai ibu kota Israel. Hal tersebut mendapat legitimasi dari mantan Presiden Amerika Donald Trump ketika ia masih memimpin.
"Apa yang terjadi di Israel adalah urusan internal mereka. Posisi kami tetap jelas. Apa yang kami inginkan adalah negara Palestina di garis batas 1967 dengan Yerusalem menjadi ibu kotanya," ujar juru bicara Mahmoud Abbas.
Naftali Bennett secara tidak langsung mengkonfirmasi pernyataan Iran. Usai dinyatakan sebagai PM Israel yang baru, ia mengatakan tidak akan mendukung pembaharuan perjanjian kulir Iran oleh Amerika. Menurutnya, hal itu adalah sebuah kesalahan karena sama saja membiarkan Iran mempersenjatai dirinya dengan senjata nuklir.
Perihal Palestina, Bennett belum memberikan pernyataan jelas soal sikapnya usai dilantik. Namun, ia pernah mengatakan bakal mengesampingkan isu pencaplokan Tepi Barat, Palestina untuk sementara waktu walaupun ia mendukung hal tersebut. Menurutnya, ada isu yang lebih penting untuk ditangani seperti pandemi COVID-19 dan pemulihan perekonomian di Israel.