Anggota G7 Capai Konsensus Soal Kasus HAM dan Nilai Ekspor Cina
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Minggu, 13 Juni 2021 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi Cina menjadi salah satu fokus utama dalam KTT G7 yang berlangsung di Cornwall, Inggris, pekan ini. Dikutip dari kantor berita Reuters, negara anggota G7 bahkan telah mencapai konsensus perihal praktik nilai ekspor yang tidak adil dari Cina serta pelanggaran HAM yang dilakukan negeri tirai bambu itu.
"Saya bisa mengatakan telah tercapai kata mufakat perihal ketersediaan untuk merespon pelanggaran HAM dan kebebasan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang kami anut," ujar salah seorang diplomat di G7, yang enggan disebutkan namanya, Sabtu, 12 Juni 2021.
Diplomat itu melanjutkan bahwa G7 kali ini berbeda dengan sebelumnya. Pada final communique tiga tahun lalu, kata ia, Cina tidak sekalipun disinggung.
Mengacu pada struktur legal Organisasi Dagang Dunia (WTO), designasi "non-market economy" pada Cina memungkinkan rekan dagangnya seperti Amerika untuk menggunakan kerangka khusus perihal nilai ekspor. Tujuannya, untuk merespon apakah nilai ekspor dari Cina terlalu rendah atau tidak di mana akan mematikan persaingan.
Jika hal tersebut terbukti, bahwa Cina mematok harga terlalu terhadap ekspornya hingga tak adil, maka kebijakan anti-dumping bisa diberlakukan untuk "menormalkan" nilainya.
Dalam KTT G7, yang berlokasi di Cornwall, Inggris, Amerika dan sekutu-sekutunya sepakat bersatu untuk menghadapi pengaruh Cina yang menguat. Salah satu respon mereka adalah membuat inisiatif Build Back Better World (B3W) yang menawarkan kerjasama infrastruktur untuk memangkas angka US$40 triliun yang dibutuhkan negara berkembang untuk terus maju per 2035.
Di satu sisi, inisiatif tersebut juga untuk menandingi rencana jalur sutra modern Cina yang dinamai Presiden Xi Jinping sebagai Belt and Road Initiative. Project tersebut pertama kali diluncurkan Xi Jinping pada 2013 lalu di mana meliputi pembangunan dan investasi yang mengcover Asia hingga Eropa.
Sebanyak 100 negara telah bergabung dengan inisiatif tersebut dan akan berperan dalam pembangunan infrastruktur seperti jalur kereta api, pelabuhan, jalan tol, dan sebagainya. Hal inilah yang dianggap negara anggota G7 bisa memperkuat pengaruh Cina jika tidak direspon.
Baca juga: Negara G7 Janji Sumbang 1 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 untuk Negara Miskin
ISTMAN MP | REUTERS