Putin Akui Hubungan Rusia dengan Amerika Berada pada Fase Terburuk

Sabtu, 12 Juni 2021 09:30 WIB

Undang-undang yang ditandatangani oleh Putin sebenarnya membatasi presiden masa depan untuk dua masa jabatan. Namun UU ini mengatur agar masa jabatan Putin dihitung ulang. Undang-undang tersebut disahkan di majelis rendah dan atas parlemen Rusia pada bulan lalu. Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin mengakui hubungan Rusia dan Amerika Serikat saat ini sedang berada pada fase terburuknya dalam beberapa tahun terakhir.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu untuk pertama kali sebagai kepala negara di Jenewa, Swiss, pada 16 Juni.
Gedung Putih mengatakan Biden akan membawa isu serangan ransomware dari Rusia, ancaman agresi Rusia terhadap Ukraina, penahanan aktivis pro-demokrasi, dan beberapa isu lain yang menghantui hubungan dua negara, dikutip dari Reuters, 12 Juni 2021.

"Kami memiliki hubungan bilateral yang telah memburuk ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir," kata Putin dalam wawancara dengan NBC yang ditayangkan pada Jumat.

Pada kesempatan terpisah, juru bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov, juga menggemakan hal serupa saat wawancara dengan CNN pada Jumat.

"Alasan utama dia (Putin) pergi menemui Biden, adalah buruknya hubungan antara kedua negara kita. Dan tingkat kritis dari hubungan ini yang menuntut pertemuan puncak antara kedua negara kita karena ini adalah satu-satunya cara...ntuk mencegah degradasi lebih lanjut dari dialog kami," kata Peskov kepada CNN.

Advertising
Advertising

AS mengumumkan sanksi besar-besaran pada bulan April, menghukum Rusia karena campur tangannya dalam pemilihan AS 2020, pendudukannya atas Krimea, dan serangan siber SolarWinds, salah satu pelanggaran data terburuk yang pernah menimpa pemerintah AS.

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada personel Angkatan Udara AS dan keluarga mereka yang ditempatkan di RAF Mildenhall, menjelang KTT G7, dekat Mildenhall, Inggris, 9 Juni 2021. [REUTERS/Kevin Lamarque]

Biden mengatakan kepada hanggar pasukan AS pada Rabu, bahwa dia berada di Eropa untuk membela konsep demokrasi dan memperingatkan Putin bahwa dia berencana untuk mengangkat masalah sensitif selama obrolan mereka.

"Saya menuju ke G7, kemudian ke menteri NATO dan kemudian bertemu dengan Tuan Putin untuk memberi tahu dia apa yang saya ingin dia ketahui," kata Biden.

Putin membandingkan Biden dengan mantan Presiden Donald Trump.
Ia memuji Trump sebagai "individu yang luar biasa, individu yang berbakat," sementara mengatakan Biden, sebagai politisi karir yang "sangat berbeda" dari Trump.

Ditanya tentang Biden yang menyebutnya sebagai pembunuh dalam sebuah wawancara pada Maret, Putin mengatakan dia telah mendengar puluhan tuduhan semacam itu. "Ini sama sekali bukan sesuatu yang saya khawatirkan," kata Putin.

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov ditarik dari Washington setelah Biden menyebut Putin sebagai pembunuh pada Maret. Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan meninggalkan Moskow setelah Rusia menyarankan agar dia kembali ke Washington untuk berkonsultasi.

Joe Biden, pada awal kunjungan delapan hari ke Eropa minggu ini, mengatakan, "Kami tidak mencari konflik dengan Rusia."

"Kami menginginkan hubungan yang stabil dan dapat diprediksi ...tapi saya sudah jelas: Amerika Serikat akan merespons dengan cara yang kuat dan terukur jika pemerintah Rusia terlibat dalam kegiatan berbahaya," katanya.

Putin ditanya tentang beberapa pembangkang Rusia yang kematiannya dituduh dilakukan oleh Moskow, termasuk mantan mata-mata KGB Alexander Litvinenko yang diracun pada tahun 2006.

Putin menolak tuduhan itu. Dia mengatakan beberapa dari mereka yang bertanggung jawab atas kematian berada di penjara.

Mengenai masalah serangan ransomware baru-baru ini yang dilacak Amerika Serikat berasal dari Rusia, Putin membantah mengetahui peretasan itu dan meminta Biden untuk mencapai kesepakatan dengannya untuk ranah dunia maya, kata NBC News.

Putin juga menepis laporan di Washington Post minggu ini bahwa Rusia sedang bersiap untuk memasok Iran dengan satelit canggih yang akan memungkinkannya melacak target militer potensial di Timur Tengah.

"Itu hanya berita palsu. Paling tidak, saya tidak tahu apa-apa tentang hal semacam ini," kata Putin kepada NBC News, dan menyebutnya berita itu "sampah omong kosong."

Baca juga: Vila Abad ke-18 di Swiss Akan Menjadi Tempat Pertemuan Joe Biden dan Putin

REUTERS | NBC | CNN

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

4 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

6 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

8 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

8 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

8 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

8 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

11 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

12 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

13 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

16 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya