Parlemen Israel Voting Pemerintahan Baru Pekan Depan

Selasa, 8 Juni 2021 16:00 WIB

Kombinasi file foto menunjukkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada konferensi pers di Tel Aviv, Israel, 8 Maret 2021 dan Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett saat resepsi di Yerusalem 14 Mei 2018. [Miriam Alster / Pool via REUTERS dan REUTERS / Ammar Awad]

TEMPO.CO, Jakarta - Israel kian dekat dengan pemerintahan yang baru. Dikutip dari kantor berita Reuters, Parlemen Israel (Knesset) dipastikan menggelar voting untuk pemerintahan baru pada Senin pekan depan, 14 Juni 2021. Voting tersebut bertujuan mengesahkan pemerintahan baru yang dibentuk koalisi Yair Lapid dan Naftali Bennett atas perintah Presiden Reuven Rivlin.

Bennett, yang merupakan politisi sayap kanan, meminta Ketua Parlemen Yariv Levin untuk tidak menunda-nunda voting tersebut. Dengan begitu, pemerintahan baru yang terdiri atas partai sayap kiri, sentris, sayap kanan, dan kelompok Muslim itu bisa segera diwujudkan.

Levin, yang merupakan loyalis Netanyahu, tidak menunjukkan niat untuk menunda-nunda voting. Ia berkata, Yair Lapid telah menghubunginya dan Presiden Reuven Rivlin bahwa koalisi pemerintahan baru terlah terbentuk dan siap menjalani voting.

"Pengumuman soal jadwal dari sesi untuk membentuk pemerintahan ke-36 Israel akan segera disampaikan ke anggota-anggota Parlemen," ujar Levin, Selasa, 8 Juni 2021.

Jika pemerintahan Lapid-Bennett gagal mendapatkan suara mayoritas dari 120 suara di Knesset (Parlemen Israel), maka pemilu baru tak terhindarkan. Skenario pemilu, jika terjadi, maka akan menjadi pemilihan kelima di Israel dalam dua tahun terakhir.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat memberikan pidato kepada para pendukungnya setelah pengumuman hasil polling dalam pemilihan umum Israel di markas besar partai Likud di Yerusalem pada 24 Maret 2021. [REUTERS / Ammar Awad]


Perubahan pemerintahan ini merupakan imbas dari kisruh anggaran tahun lalu. Pada tahun 2020, Parlemen Israel gagal menyetujui APBN pada bulan Desember. Hal itu memicu pembubaran koalisi dan parlemen pada 23 Desember 2020. Sesuai aturan yang berlaku, dalam 90 hari harus segera ada pemilu legislatif baru untuk menyusun ulang pemerintahan.

Pada pemilu legislatif tahun ini, koalisi bentukan PM Benjamin Netanyahu gagal memenangkan suara mayoritas. Hal itu mempersulitnya untuk membentuk pemerintahan baru, dengan tenggat 4 Mei 2021, sesuai perintah Rivlin. Ia kemudian berharap Partai Yamina, yang dipimpin Naftali Bennett, bergabung ke koalisinya.

Di luar dugaan Netanyahu, Bennett 'berkhianat'. Ia bergabung dengan koalisi bentukan Yair Lapid dari Partai Yesh Atid. Koalisi Netanyahu runtuh dan ia gagal memenuhi tenggat. Rivlin beralih ke Lapid untuk membentuk pemerintahan yang baru. Dalam koalisi itu, Bennett disiapkan menjadi pengganti Netanyahu.

Netanyahu dikabarkan tidak terima dengan langkah Bennett bergabung ke kubu Yair Lapid. Menurutnya, upaya mengganti dirinya dengan Bennett adalah wujud kecurangan besar dalam sejarah demokrasi di Israel. Netanyahu kemudian memperingatkan bahwa koalisi Bennett - Lapid akan membawa bencana ke Israel. Hal itu melingkupi berbagai hal mulai dari ancaman nuklir Iran hingga ancaman milisi Palestina Hamas.

Baca juga: Netanyahu Tuduh Koalisi Naftali Bennett - Yair Lapid Bermain Curang

ISTMAN MP | REUTERS



Berita terkait

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

1 jam lalu

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel sedang menyiapkan skenario ihwal ICC yang dikabarkan berencana menangkap Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 jam lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

2 jam lalu

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

Sebanyak 13 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

3 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hamas Soal Proposal Gencatan Senjata dari Israel: Tak Masalah

3 jam lalu

Hamas Soal Proposal Gencatan Senjata dari Israel: Tak Masalah

Sumber di Hamas mengatakan tak ada masalah dalam proposal gencatan senjata yang diajukan Israel.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

4 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

4 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

4 jam lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

6 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

10 jam lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya