Netanyahu Tuduh Koalisi Naftali Bennett - Yair Lapid Bermain Curang

Senin, 7 Juni 2021 13:00 WIB

Kombinasi file foto menunjukkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada konferensi pers di Tel Aviv, Israel, 8 Maret 2021 dan Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett saat resepsi di Yerusalem 14 Mei 2018. [Miriam Alster / Pool via REUTERS dan REUTERS / Ammar Awad]

TEMPO.CO, Jakarta - PM Benjamin Netanyahu masih belum terima dirinya akan dilengserkan oleh koalisi kanan - sentris Naftali Bennet dan Yair Lapid. Menurutnya, upaya mengganti dirinya dengan Bennet adalah wujud kecurangan pemilu dalam sejarah demokrasi di Israel.

"Kita sedang menyaksikan salah satu kecurangan pemilu terbesar dalam sejarah Israel. Menurut saya, bahkan dalam sejarah demokrasi di manapun," ujar Netanyahu dalam pertemuan partainya, Likud, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 6 Juni 2021.

Menurut Netanyahu, unsur kecurangan bisa dilihat pada janji Bennet. Ia berkata, Bennett berjanji kepadanya untuk tidak berkoalisi dengan kubu sayap kiri ataupun sentris demi memperkuat kubu sayap kanan. Kenyataannya, kata Netanyahu, Bennet malah mengkhianati dirinya dengan merapat ke Yair Lapid dari kubu sentris.

Netanyahu memperingatkan kembali bahwa koalisi Bennet - Lapid akan membawa bencana ke Israel. Hal itu melingkupi berbagai hal mulai dari ancaman program nuklir Iran hingga ancaman milisi Palestina Hamas. Sebagai catatan, Israel dan Hamas sempat bertarung selama 11 hari perihal isu penggusuran Sheikh Jarrah.

"Kami, saya dan rekan-rekan di Likud, dengan sepenuhnya hati menentang koalisi kebohongan dan berbahaya ini," ujar Netanyahu kesal.

Pernyataan Netanyahu itu nyaris berbarengan dengan ucapan Kepala Keamanan Domestik Israel Shin Bet. Shin Bet berkata, ada potensi kekerasan politis atas perubahan di pemerintahan. Diskursus online, kata Bet, bisa berubah menjadi kekerasan fisik.

Menanggapi pernyataan Netanyahu, Naftali Bennett yang berasal dari partai ekstrim kanan Yamina itu menyebutnya sebagai satu kebohongan lagi. "Biarkanlah negeri ini untuk maju. Jangan rusak jasa-jasa kamu selama ini. Kami, seluruh warga Israel, ingin mengingat seluruh jasa kamu," ujar Bennett.

Diberitakan sebelumnya, partai koalisi oposisi pada Rabu malam mengumumkan bahwa mereka sepakat untuk membentuk pemerintahan baru, manuver politik yang akan menggeser perdana menteri terlama Israel, Benjamin Netanyahu.

Hal itu merupakan tindak lanjut tugas dari Presiden Israel Reuven Rivlin untuk membentuk kabinet baru. Rivlin mendapati Netanyahu telah gagal membentuk kabinet baru usai Pemilu Israel pada 23 Maret lalu. Pemilu itu sendiri berakhir imbang antara blok sayap kanan dan blok agama yang dipimpin Netanyahu.

Baca juga: Para Rabi Terkemuka Israel Menolak Pemerintahan Naftali Bennett dan Yair Lapid

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

3 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

3 jam lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

9 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

12 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

14 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

15 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

17 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

1 hari lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya