TEMPO.CO, Jakarta - Para rabi terkemuka Israel pada Sabtu malam merilis sebuah surat terbuka yang menyerukan para pendukung mereka untuk melakukan segala upaya untuk menggagalkan "pemerintah persatuan" Naftali Bennett dan Yair Lapid.
Surat itu dirilis tak lama setelah direktur dinas keamanan Shin Bet, Nadav Argaman, dalam sebuah pernyataan langka memperingatkan terhadap kekerasan politik dan hasutan yang bisa mengakibatkan korban luka.
Nadav Argaman juga mendesak para tokoh masyarakat untuk meredakan ketegangan di tengah pembentukan koalisi yang muncul.
Dikutip dari Times of Israel, 6 Juni 2021, dalam pernyataan lanjutan pada Sabtu malam, Rabi Chaim Druckman, salah satu penandatangan surat tersebut, membantah bahwa seruan publik para rabi dapat ditafsirkan sebagai hasutan dan mengatakan dia menentang segala bentuk kekerasan.
Penandatangan lainnya, Rabi Shlomo Aviner, pada hari Minggu pagi mengatakan bahwa jelas dengan sendirinya bahwa para rabi menentang tindakan kebencian atau bahkan pikiran kebencian.
"Kami tidak dapat menerima kenyataan di mana sebuah pemerintahan akan dibentuk di Israel, yang akan merugikan hal-hal yang paling mendasar dari agama dan negara yang diterima sejak berdirinya Negara Israel dan sampai hari ini oleh semua pemerintah Israel," bunyi surat itu.
"Tidak ada keraguan bahwa pemerintah ini juga akan membahayakan masalah keamanan, yang berkaitan dengan keberadaan kita, karena bergantung pada pendukung teror dan termasuk menteri yang mendesak Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag untuk menyelidiki perwira IDF atas kejahatan perang," katanya lanjut, mengacu pada komentar masa lalu dari partai Islamis Ra'am dan pemimpin Meretz Nitzan Horowitz di ICC.
"Pemerintah ini sepenuhnya bertentangan dengan kehendak rakyat seperti yang tercermin langsung dari pemilu yang lalu. Kita harus berusaha dan melakukan segalanya agar pemerintahan ini tidak terbentuk," katanya.
Druckman, dalam sebuah pernyataan video pada Sabtu malam, menyatakan tidak ada hasutan dalam surat itu.
"Tidak dapat dibayangkan bahwa ini akan dilihat sebagai seruan kekerasan fisik atau bahkan kekerasan verbal. Sebaliknya, pemerintah harus dicegah hanya melalui cara-cara demokratis," katanya.
12 tahun masa jabatan Netanyahu sebagai perdana menteri terancam berakhir, setelah pemimpin oposisi tengah Israel Yair Lapid, mengumumkan pada hari Rabu bahwa ia telah berhasil membentuk koalisi pemerintahan setelah pemilihan 23 Maret, menurut Reuters.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat memberikan pidato kepada para pendukungnya setelah pengumuman hasil polling dalam pemilihan umum Israel di markas besar partai Likud di Yerusalem pada 24 Maret 2021. [REUTERS / Ammar Awad]
Pemerintahan baru, yang belum dilantik, merupakan tambal sulam dari partai-partai sayap kiri, liberal, kanan, nasionalis dan agama, serta untuk pertama kalinya dalam sejarah Israel, bergabungnya sebuah partai Islamis Arab.
Netanyahu dalam pernyataan online telah memperingatkan koalisi itu sebagai pemerintah kiri yang berbahaya.
Beberapa kelompok sayap kanan marah pada Naftali Bennett, kepala partai ultra-nasionalis kecil yang dijadwalkan untuk menggantikan Netanyahu dalam pakta pembagian kekuasaan dengan Lapid. Banyak sayap kanan yang marah terhadap Bennett di media sosial.
Bennett merupakan seorang tokoh sayap kanan sama seperti Netanyahu tetapi membawa pemikiran yang lebih liberal dan moderat terhadap isu-isu seperti LGBT. Para sayap kanan Ortodoks bertentangan dengan Bennett.
Sejak Bennett mengumumkan dia bergabung dengan Lapid, dinas keamanan Israel telah meningkatkan perlindungannya, ketika demonstrasi sayap kanan yang diadakan di dekat rumah anggota partainya berharap agar mereka tidak bergabung dengan pemerintah.
Argaman meminta para pemimpin politik dan agama untuk menunjukkan tanggung jawab dan meredam potensi hasutan.
Peringatannya mengingatkan beberapa orang di Israel pada hari-hari menjelang pembunuhan tahun 1995 terhadap Perdana Menteri Yitzhak Rabin, yang ditembak oleh seorang ultra-nasionalis Yahudi karena menupayakan kesepakatan tanah untuk perdamaian dengan Palestina.
Yair Lapid dan Naftali Bennett mengatakan mereka berharap pemerintah persatuan mereka akan menyembuhkan perpecahan politik yang mendalam di antara orang Israel dan mengakhiri kebencian.
Dikutip dari Reuters, sebuah jajak pendapat oleh televisi Israel N12's Meet the Press pada hari Sabtu menunjukkan bahwa 46% orang Israel mendukung pemerintah Naftali Bennet dan Yair Lapid, 38% menginginkan pemilu lain atau yang kelima dalam waktu sekitar dua tahun, dan 15% tidak menyatakan pendapat apa pun.
Baca juga: Palestina Skeptis Israel Bakal Berubah di Bawah Kepemimpinan Naftali Bennett
TIMES OF ISRAEL | REUTERS