WHO: 200 Ribu Warga Palestina Membutuhkan Bantuan Kesehatan

Kamis, 3 Juni 2021 12:45 WIB

Warga Palestina berada dalam tenda darurat di tengah puing-puing rumah mereka yang dihancurkan oleh serangan udara Israel selama pertempuran Israel-Hamas di Gaza 23 Mei 2021. Perumahan Gaza mengatakan bahwa 1.800 unit rumah sudah tidak layak huni dan 1.000 unit sudah hancur. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - WHO menyatakan peperangan dengan Israel bulan lalu berdampak besar terhadap kesehatan ratusan ribu warga Palestina. Mereka tak bisa lagi mendapatkan layanan kesehatan ataupun bantuan medis karena hancurnya rumah sakit akibat roket-roket Israel.

Perhitungan WHO, ada 200 ribu warga Palestina yang membutuhkan bantuan medis sekarang. Mereka tersebar di berbagai titik, mulai dari Gaza hingga Tepi Barat. Serangan Israel, kata mereka, telah memperburuk krisis kemanusiaan di Palestina.

"Lebih dari 77 ribu orang kehilangan rumah dan 30 fasilitas kesehatan dalam kondisi rusak..Kami berusaha meningkatkan bantuan kesehatan untuk 200 ribu orang yang membutuhkan," ujar WHO dalam keterangan persnya, dikutip dari Al Jazeera, Rabu waktu setempat, 3 Juni 2021.

Juru bicara WHO, Rik Peeperkorn, mengatakan situasi di Palestina juga masih volatil. Konflik bisa terjadi sewaktu-waktu yang semakin memperburuk krisis. Oleh karenanya, ia meminta kooperasi dari Palestina maupun Israel untuk memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan, mulai dari obat-obatan hingga petugas medis, tidak terganggu.

Warga Palestina membuat api unggun dalam tenda darurat di tengah puing-puing rumah mereka yang dihancurkan oleh serangan udara Israel selama pertempuran Israel-Hamas di Gaza 23 Mei 2021. REUTERS/Mohammed Salem


"Dan kami juga meminta pasien dari Gaza bisa dipindahkan atau dirujuk ke rumah sakit luar dengan mudah," ujar Peeperkorn.

Sementara itu, Dewan Palang Merah Internasional menambahkan bahwa setidaknya dibutuhkan dana US$16 juta untuk menolong orang-orang di Gaza. Hal itu baik dari sisi medis maupun non medis.

Oleh karenanya, ia memohon kepada pemerintah berbagai negara maupun masyarakat untuk ikut membantu penanganan itu. Ia memastikan bahwa bantuan dari Palang Merah tidak akan berhenti di Palestina.

"Meski eskalasi pada Mei lalu lebih singkat dibanding sebelumnya, tetap dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memperbaiki apa yang rusak dalam 11 hari," ujar mereka.

Pertempuran Palestina - Israel yang berlangsung selama 11 hari itu dimulai pada 10 Mei lalu. Sebanyak 154 orang meninggal dalam pertempuran, 66 di antaranya adalah anak-anak. Korban terbanyak berada di Gaza, Palestina.

Baca juga: WHO: Sudah Saatnya Ada Perjanjian Global Soal Pandemi

ISTMAN MP | AL JAZEERA

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

3 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

5 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

6 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

7 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

11 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

12 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

13 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

13 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

14 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

14 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya