Prancis Mengancam Bakal Tarik Pasukannya Jika Islam Radikal Berkuasa di Mali

Senin, 31 Mei 2021 08:00 WIB

Presiden Prancis Macron menghadiri konferensi video KTT Iklim, di Istana Elysee di Paris, Prancis, 22 April 2021. [Ian Langsdon / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengancam bakal menarik pasukannya dari Mali apabila Islam radikal berkuasa di sana. Pernyataan tersebut menyusul terjadinya kudeta di Mali pada pekan lalu yang dikhawatirkan berbagai pihak bakal berdampak pada perang dengan ISIS dan Al Qaeda.

Prancis diketahui memiliki 5100 personil yang tersebar di lima negara Afrika Barat. Mali adalah salah satunya, bersama Burkina Faso, Chad, Mauritinia, dan Niger. Penempatan pasukan tersebut adalah bagian dari operasi militer Prancis, Operation Barkhane, yang bertujuan untuk memukul mundur ISIS dan Al Qaeda di kawasan Sahel.

"Saya sudah pernah mengatakan pada Bah Ndraw (Presiden Mali sebelumnya) bahwa Prancis akan menarik pasukan jika Mali menuju Islamisme Radikal. Islam Radikal di Mali dengan tentara kami di sana? Jangan harap," ujar Emmanuel Macron, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Ahad, 30 Mei 2021.

Macron melanjutkan bahwa ia sudah menitipkan pesan terhadap Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) bahwa Prancis juga tidak akan mendukung negara yang tidak menghormati demokrasi. Oleh karenanya, untuk Mali, Macron mengancam bakal ada sanksi untuk pemerintahan barunya. Macron tidak menjelaskan seperti apa sanksi itu nantinya.

Assimi Goita, 38 tahun, pada Jumat, 28 Mei 2021, diputuskan oleh Pengadilan Konstitusi untuk menjadi Presiden Mali sementara. Sumber; Reuters


Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kudeta kembali terjadi di Mali dalam rentang waktu sembilan bulan. Salah satu pejabat militer Mali, Assimi Goita, menggulingkan pemerintahan Presiden Bah Ndaw dan Perdana Menteri Moctar Ouan pada pekan lalu. Usut punya usut, Goita melakukannya karena merasa militer disingkirkan dalam reshuffle kabinet Mali.

Kudeta itu sendiri bukan yang pertama bagi Goita. Agustus tahun lalu, ia melakukan hal senada terhadap pemerintahan Presiden Ibrahim Boubacar Keita. Aksi tersebut memberikan Goita kursi Wakil Presiden di Mali yang kemudian naik tingkat menjadi PLT Presiden pada kudeta berikutnya. Adapun kenaikan tingkat itu atas putusan Pengadilan Konstitusi Mali.

"Kami tidak akan mendukung pemerintahan yang tidak lagi memiliki legitimasi demokratik ataupun transisi yang legal," ujar Macron perihal kudeta di Mali dan kenaikan Assimi Goita sebagai presiden.

Per berita ini ditulis, situasi Mali tengah dibahas pada konferensi tingkat tinggi yang digelar oleh ECOWAS di Ghana. Assimi Goita, selaku PLT Presiden Mali, ikut diundang untuk memberikan penjelasannya soal kudeta plus rencana sesudahnya. Hal itu diperkirakan berbagai pihak bakal menentukan sanksi untuk Mali atau Goita sendiri.

Baca juga: Assimi Goita Jadi Presiden Mali Sementara

ISTMAN MP | AL JAZEERA




Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

9 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

11 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya