Iklan New York Times Serang Dua Lipa dan Hadid Bersaudara karena Bela Palestina

Senin, 24 Mei 2021 09:00 WIB

Iklan satu halaman penuh di New York Times yang menyerang penyanyi Dua Lipa dan model Gigi dan Bella Hadid telah dikecam secara luas.[Twitter/Middle East Eye]

TEMPO.CO, Jakarta - Iklan satu halaman penuh surat kabar New York Times menyerang penyanyi Inggris Dua Lipa dan model bersaudara Gigi dan Bella Hadid setelah ketiganya vokal mendukung Palestina.

Pada hari Sabtu, 22 Mei 2021, New York Times memuat iklan satu halaman penuh yang menyerang Dua Lipa dan saudari Hadid setelah pernyataan pro-Palestina mereka.

"Bella, Gigi dan Dua. Hamas menyerukan Holocaust kedua. KUTUK MEREKA SEKARANG," tulis judul iklan, dikutip dari Middle East Eye, 24 Mei 2021.

Iklan itu menampilkan foto ketiganya di atas gambar serangan roket dari Hamas, dan disertai dengan teks panjang yang mencoba menghubungkan tiga bintang dengan antisemitisme, genosida dan terorisme.

"Bella, Gigi dan Dua harus menyadari bahwa 6 juta orang Yahudi dimusnahkan dalam Holocaust hanya 75 tahun yang lalu dan piagam genosida Hamas secara terbuka menyerukan pembunuhan orang Yahudi," katanya. "Apakah fitnah yang sedang berlangsung terhadap orang Yahudi dan Israel di media sosial mungkin menjadi alasan kita melihat orang Yahudi dipukuli di Time Square?"

Advertising
Advertising

Iklan, yang tayang pada 22 Mei 2021 di bagian utama surat kabar New York Times, menyebut Lipa dan Hadid bersaudara sebagai mega-influencer yang telah "menuduh Israel melakukan pembersihan etnis" dan "memfitnah Negara Yahudi." [Twitter / Arab News]

Bagian sensasional lainnya dari iklan tersebut mengkritik Bella Hadid karena mengutuk pos pemeriksaan Israel yang "didirikan setelah 700 orang Yahudi dan Arab Israel yang tidak bersalah diledakkan oleh pembom bunuh diri di bus dan kafe".

Pos pemeriksaan dikutip dalam laporan 213 halaman Human Rights Watch bulan lalu sebagai bukti Israel melakukan kejahatan apartheid terhadap Palestina.

Iklan New York Times dibayar oleh The World Values Network, sebuah organisasi yang didirikan dan dijalankan oleh Shmuley Boteach, seorang rabi Amerika sayap kanan yang terkenal karena sering mengeluarkan iklan serangan terhadap tokoh-tokoh yang mengkritik Israel, The Independent melaporkan.

Bella dan Gigi Hadid memiliki ayah Palestina, arsitek Mohammad Hadid, dan selalu vokal tentang dukungan mereka untuk tanah air ayah mereka. Dua Lipa secara romantis dikaitkan dengan adik laki-laki mereka Anwar Hadid.

"Saya benar-benar menolak tuduhan palsu dan mengerikan," kata Dua Lipa menanggapi iklan satu halaman penuh dalam cuitan Twitter.

"Ini adalah harga yang Anda bayar untuk membela hak asasi manusia Palestina melawan pemerintah Israel yang tindakannya baik Human Rights Watch dan kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem menuduh penganiayaan dan diskriminasi," tegas Dua Lipa.

Iklan New York Times itu telah dikritik oleh pengguna media sosial dan jurnalis, yang melihatnya sebagai upaya untuk membungkam suara-suara pro-Palestina dari tokoh terkenal.

"Mereka bingung dan mereka akan mencoba dan mencoreng siapa pun yang vokal tentang pembebasan Palestina dan hak asasi manusia lebih keras dari sebelumnya," kicau Twitter penulis Palestina Jennine Khalik, Middle East Eye melaporkan.

"Itu tidak akan berhasil. Tetaplah pecundang yang bingung," cuit Khalik.

Aktivis terkemuka Palestina-Amerika Linda Sarsour mengunggah ulang pernyataan Dua Lipa, sementara aktivis hak asasi manusia Abier Khatib mengatakan penyanyi itu telah memutus rantai intimidasi.

"Orang-orang yang mendukung apartheid Israel mengandalkan fitnah dan mengintimidasi mereka yang berbicara selama bertahun-tahun," tulis analis Palestina-Amerika Yousef Munayyer.

"Tapi kenyataannya, begitu orang mulai berdiri melawan mereka, penghalang ketakutan mulai pecah dan perubahan transformasional menjadi mungkin," katanya.

Beberapa komentator mengarahkan kritik mereka terhadap New York Times karena menerbitkan iklan tersebut sejak awal.

"Ini adalah Islamofobia, penindasan rasis," kata penulis Pakistan Fatima Bhutto. "NY Times, Anda mengambil uang untuk menjalankan kampanye pelecehan terhadap tiga perempuan muda ini? Ini mencemarkan nama baik dan saya membacanya sebagai ancaman."

Bella dan Gigi Hadid belum menanggapi iklan New York Times yang menyerang mereka ketika berita ini ditayangkan.

Pekan lalu, Bella Hadid terlihat saat pawai pro-Palestina di New York City, dan banyak pihak yang meminta merek fesyen seperti Dior untuk membatalkan kontraknya karena berkampanye mendukung Palestina.

Keluarga Hadid telah menjadi salah satu selebritas terkenal yang paling vokal memprotes penggusuran keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Bella Hadid secara keliru dituduh oleh akun Twitter resmi Israel, yang menuduh Bella menganjurkan agar orang Yahudi dilempar ke laut, setelah dia bergabung dengan nyanyian perjuangan pro-Palestina "Dari sungai ke laut, Palestina akan bebas" selama protes di Brooklyn akhir pekan kemarin.

Baca juga: 5 Selebriti dan Tokoh Mengkritik Serangan Israel ke Palestina

MIDDLE EAST EYE | THE INDEPENDENT

Berita terkait

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

1 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

8 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

8 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

9 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

9 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

10 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

10 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

11 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

11 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya