Kementerian India Minta Perusahaan Media Sosial Hapus Kata Varian India

Sabtu, 22 Mei 2021 15:00 WIB

Pasien Covid-19 menggunakan oksigen di dalam "Oxygen on Wheel" di Bangalore, India, 13 Mei 2021. Xinhua/Str

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Teknologi Informasi (TI) India menyurati semua perusahaan media sosial untuk meminta mereka menghapus konten apa pun yang mengacu pada "varian Covid-19 India", menurut surat yang dikeluarkan pada hari Jumat.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada 11 Mei bahwa varian virus corona B.1.617, yang pertama kali diidentifikasi di India tahun lalu, diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian global.

Pemerintah India sehari kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan laporan media yang menggunakan istilah "Varian India" tidak berdasar, mengatakan WHO telah mengklasifikasikan varian tersebut hanya sebagai B.1.617.

Dikutip dari Reuters, 22 Mei 2021, dalam sebuah surat kepada perusahaan media sosial pada hari Jumat, kementerian TI meminta perusahaan untuk "menghapus semua konten" yang menyebutkan atau menyiratkan "varian India" dari virus corona.

"Ini benar-benar SALAH. Tidak ada varian Covid-19 yang secara ilmiah dikutip oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO tidak mengaitkan istilah 'Varian India' dengan varian B.1.617 dari virus corona dalam laporannya," kata surat itu, yang tidak dipublikasikan.

Advertising
Advertising

Sumber senior pemerintah India mengatakan pemberitahuan itu dikeluarkan untuk mengirim pesan keras dan jelas bahwa penyebutan "varian India" seperti itu menyebarkan miskomunikasi dan merusak citra negara.

Kementerian TI belum berkomentar terkait bocornya surat tersebut.

Di seluruh dunia, varian virus corona secara umum telah dirujuk oleh dokter dan pakar kesehatan berdasarkan tempat identifikasi virus tersebut, termasuk varian Afrika Selatan dan Brasil.

Seorang eksekutif media sosial mengatakan akan sulit untuk menghapus semua konten menggunakan kata tersebut karena akan ada ratusan ribu konten seperti itu. "Langkah seperti itu akan mengarah pada sensor berbasis kata kunci di masa mendatang," katanya.

Pemerintah India menghadapi kritik atas penanganannya terhadap pandemi virus corona, dengan Perdana Menteri Modi dan otoritas negara disalahkan karena tidak mempersiapkan dengan baik untuk gelombang kedua Covid-19 yang saat ini sedang berlangsung.

India memiliki penghitungan kasus Covid-19 tertinggi kedua di dunia dan telah melaporkan sekitar 250.000 infeksi dan 4.000 kematian setiap hari.

Baca juga: Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka Mulai Kehabisan Stok Vaksin Covid-19

REUTERS

Berita terkait

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

1 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

6 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

2 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya