TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India berusaha menambah suplai obat untuk mengatasi infeksi mucormycosis atau 'black fungus'. Kelangkaan obat antifungal ini terjadi di tengah kesulitan India mengatasi gelombang kedua pandemi Covid-19.
Beberapa hari terakhir, kasus infeksi 'jamur hitam' yang berpotensi mengakibatkan gangguan penglihatan (kabur atau ganda), nyeri dada, dan kesulitan bernapas melonjak di India. Sebagian besar di antaranya dialami oleh pasien Covid-19. Media lokal melaporkan, setidaknya ada 7.250 kasus semacam ini di seluruh India per 19 Mei 2021.
"Dalam pertempuran (melawan Covid-19) kita ini, tantangan baru lainnya adalah black fungus yang juga muncul akhir-akhir ini," cuit Perdana Menteri India Narendra Modi lewat akun Twitternya pada Jumat, 21 Mei 2021, dikutip dari Reuters.
India tercatat memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi kedua di dunia. Setidaknya ada sekitar 250 ribu kasus infeksi dan 4.000 kasus kematian akibat Covid-19 setiap harinya. India khawatir angka itu akan bertambah akibat kasus mucormycosis.
Dengan meningkatnya kasus mucormycosis, Kementerian Kesehatan India kini mencari lebih banyak perusahaan untuk memproduksi obat antijamur amphotericin B yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur hitam. Selain itu, juga meningkatkan impor obat tersebut.
Kementerian menyatakan, usaha tersebut akan meningkatkan pasokan sebesar hampir 250 persen. Hal itu setara 570 ribu botol pada Juni mendatang.
Beberapa negara bagian India seperti Maharasthra, ibu kota keuangan Mumbai, menyatakan mereka kehabisan amphotericin B karena melonjaknya kasus jamur hitam. Oleh karenanya, mereka mendesak otoritas federal untuk segera menyuplai lebih banyak obat antifungal.
"Satu pasien memerlukan 60 hingga 100 suntikan (amphotericin B), tergantung keparahan penyakitnya. Dengan banyaknya jumlah kasus saat ini. kami memerlukan lebih dari 150 ribu suntikan," kata Menteri Kesehatan Maharasthra, Rajesh Tope kepada wartawan.
Baca juga: Survei: Dukungan untuk Narendra Modi Turun Gara-gara Covid-19
BUDIARTI UTAMI PUTRI | REUTERS