TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka mulai kehabisan pasokan vaksin Covid-19 pada Jumat, 21 Mei 2021. Mereka sekarang berharap pada Cina dan Rusia--sebagai dua negara produsen vaksin--untuk memasok bantuan vaksin Covid-19.
Mulai habisnya vaksin Covid-19 di Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka sendiri tak lepas dari situasi pandemi di India. Gelombang kedua pandemi Covid-19 di sana menyebabkan India harus memprioritaskan suplai untuk kebutuhan warganya dulu. Dampaknya, suplai yang sejatinya untuk Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka jadi teralihkan.
Bangladesh, misalnya, mereka dikabarkan tinggal memiliki sekitar 1 juta dosis vaksin AstraZeneca dan Sinopharm. Padahal, sebelumnya, ia mempunyai kesepakatan pembelian 30 juta dosis vaksin Covishield dari Serum Institute India. India hanya mampu memenuhi 7 juta dosis vaksin dari kesepakatan pembelian itu.
"Pasokan itu akan habis dalam beberapa hari saja," ujar Direktur Jenderal Layanan Kesehatan Bangladesh, Abul Mashar Mohammad Khurshid Alam, dikutip dari Channel News Asia.
Sementara itu, untuk Nepal, ada 1,5 juta orang di sana yang menunggu suntikan kedua Covishield. Namun, seperti Bangladesh, pasokannya pun tertahan akibat larangan ekspor India. Stok vaksin Sinopharm dari Cina yang dipunya Nepal pun kian menyusut.
Sri Lanka, dengan populasi 21 juta penduduk, tinggal memiliki 115 ribu dosis vaksin yang tersisa. Otoritas menyatakan mereka memperlambat penyuntikan vaksin menjadi 15 ribu per hari sembari bernegosiasi dengan beberapa negara.
Ketiga negara sudah menghubungi Cina dan Rusia untuk membeli vaksin mereka. Selain itu, mereka juga telah mengontak beberapa negara Barat yang mungkin memiliki kelebihan vaksin Covid-19.
Sejauh ini, permohonan mereka direspon oleh negara-negara yang dihubungi. Walau begitu, mereka meminta ketiganya untuk tidak terlalu berharap bantuan vaksin Covid-19 datang dengan cepat. "Antreannya sangat panjang," ujar Duta Besar Cina di Bangladesh, Li Jiming.
Baca juga: Khawatir Kasus Covid-19 di Nepal, Pendakian Gunung Everest dari Tibet Ditutup
BUDIARTI UTAMI PUTRI | CHANNEL NEWS ASIA