Laboratorium Hancur Diserang Israel, Tes Covid-19 di Gaza Terhenti
Reporter
Non Koresponden
Editor
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Rabu, 19 Mei 2021 08:30 WIB
TEMPO.CO, - Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra, mengatakan laboratorium utama yang melayani wilayah tersebut hancur karena kena serangan udara Israel. Alhasil semua tes Covid-19 di sana berhenti, kata jurnalis Aljazeera, Sami Abu Salem.
"Ini merupakan bahaya baru selain pemboman dan pembunuhan," kata Abu Salem, melaporkan dari dalam kompleks kementerian kesehatan yang rusak parah selama pemboman Israel seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu, 19 Mei 2021.
“Hal lain yang dia (Ashraf) sebutkan adalah bahwa di Gaza kini sedang kekurangan obat-obatan," tuturnya.
Ashraf mendesak organisasi internasional untuk membantu penduduk Palestina terutama dalam membantu memenuhi kebutuhan medis.
Selain itu, pemerintah setempat juga menyebutkan adanya kekurangan peralatan untuk dapat memperbaiki jaringan listrik dan air. "Ada kekurangan air karena stasiun desalinasi di tepi laut telah berhenti berfungsi karena pemboman Israel," ucap Salem dalam laporannya.
Setidaknya 218 warga Palestina, termasuk 63 anak-anak, telah tewas di Gaza sejak serangan dimulai. Sekitar 1.500 warga Palestina terluka. Dua belas orang di Israel tewas, termasuk dua anak, sementara setidaknya 300 lainnya luka-luka.
Konflik ini bermula dari serangan pasukan Israel para warga Palestina di Masjid Al-Aqsa dan upaya penggusuran paksa di Sheikh Jarrah di hari-hari terakhir Ramadan.
Hamas bereaksi dan meminta Israel segera menarik pasukannya dari Masjid Al-Aqsa. Peringatan itu diabaikan dan Hamas pun menembakkan beberapa roket ke arah Yerusalem. Tak lama kemudian, Israel melakukan serangan udara di Gaza.
Baca juga: 52.000 Warga Palestina Terlantar Akibat Serangan Israel
Sumber: ALJAZEERA