Gaza Dibombardir, Joe Biden Mau Jual Bom Pintar JDAM Buatan Boeing ke Israel

Selasa, 18 Mei 2021 14:50 WIB

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang sektor lapangan pekerjaan dan ekonomi di Gedung Putih di Washington, AS, 7 April 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joe Biden menyetujui rencana penjualan senjata berpemandu presisi senilai US$ 735 juta (Rp 10,4 triliun) ke Israel.

Sumber-sumber kongres AS juga mengatakan pada Senin bahwa anggota parlemen AS diperkirakan tidak akan menolak kesepakatan tersebut meskipun ada kekerasan antara Israel dan militan Palestina.

Dikutip dari Reuters, 18 Mei 2021, tiga pembantu kongres mengatakan Kongres secara resmi diberitahu tentang rencana penjualan senjata ke Israel pada 5 Mei, sebagai bagian dari proses peninjauan reguler sebelum perjanjian penjualan senjata asing utama dapat dilanjutkan.

Penjualan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Washington Post.

Kongres diberitahu tentang penjualan yang direncanakan pada bulan April, sebagai bagian dari proses peninjauan informal sebelum pemberitahuan resmi pada 5 Mei. Di bawah undang-undang AS, pemberitahuan resmi memberikan waktu 15 hari bagi Kongres untuk menolak penjualan tersebut. Namun, sumber mengatakan Kongres AS tampaknya tidak akan keberatan dengan penjualan senjata itu.

Advertising
Advertising

Penjualan Joint Direct Attack Munition, atau JDAM, yang dibuat oleh Boeing Co, dianggap sebagai penjualan rutin pada saat itu, sebelum kekerasan pecah di Yerusalem dan Gaza.

Joint Direct Attack Munition adalah perangkat ekor pemandu yang dipasang pada bom dan mengubah bom menjadi amunisi "pintar" yang bisa menghantam target secara akurat meski dalam cuaca buruk, menurut situs web Boeing.

JDAM terdiri dari bagian ekor baru yang berisi sistem navigasi inersia/sistem pemosisian global (INS/GPS) dan sayap untuk stabilitas dan daya angkat tambahan.

Personel AS mempersiapkan GBU-31 Joint Direct Attack Munition.[Foto Angkatan Udara AS oleh Sersan Staf Jessica Kochman/US Airforce]

Tidak ada keberatan pada saat itu oleh para pemimpin Demokrat dan Republik dari komite urusan luar negeri kongres yang meninjau penjualan tersebut, kata para ajudan, Reuters melaporkan.

Saat dimintai komentar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mencatat bahwa departemen tersebut dibatasi berdasarkan undang-undang dan peraturan federal untuk memberikan komentar secara terbuka, atau mengkonfirmasi detail aktivitas pemberian lisensi yang terkait dengan penjualan komersial langsung seperti perjanjian JDAM.

"Kami tetap sangat prihatin tentang kekerasan saat ini dan berupaya untuk meredakan ketegangan," kata juru bicara itu.

Dukungan kuat untuk Israel adalah nilai inti bagi anggota Demokrat dan Republik dari Kongres AS, meskipun ada seruan dari beberapa Demokrat yang paling progresif untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu.

Undang-undang AS mengizinkan Kongres untuk menolak penjualan senjata, tetapi tidak mungkin melakukannya dalam kasus ini. Karena Israel termasuk di antara segelintir negara yang kesepakatan militernya disetujui dalam proses yang dipercepat, periode untuk keberatan penjualan senjata akan ditutup sebelum anggota parlemen dapat mengeluarkan resolusi ketidaksetujuan, bahkan jika mereka menginginkannya.

Baca juga: Erdogan Sebut Joe Biden Miliki Tangan Penuh Darah Karena Dukung Israel

REUTERS | BOEING

Berita terkait

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

51 menit lalu

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

Seorang staf PBB tewas di Rafah setelah kendaraannya ditabrak saat sedang melakukan perjalanan ke sebuah rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

1 jam lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Pasien Penerima Transplantasi Ginjal Babi Hasil Rekayasa Meninggal

3 jam lalu

Top 3 Dunia; Pasien Penerima Transplantasi Ginjal Babi Hasil Rekayasa Meninggal

Top 3 dunia pada 13 Mei 2024, di antaranya berita pasien penerima transplantasi ginjal babi hasil rekayasa genetika pertama meninggal

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

4 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

11 jam lalu

UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

Jumlah warga Palestina yang terpaksa meninggalkan Rafah karena serangkaian serangan militer Israel meningkat menjadi 360 ribu orang.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

12 jam lalu

Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

Pasukan Israel menyerbu jauh ke dalam reruntuhan di tepi utara Gaza , di saat bersamaan tank dan tentara Israel menerobos jalan raya menuju Rafah

Baca Selengkapnya

Shin Bet Selidiki Kegagalan Keamanannya dalam Serangan 7 Oktober: Seharusnya Bisa Dicegah

14 jam lalu

Shin Bet Selidiki Kegagalan Keamanannya dalam Serangan 7 Oktober: Seharusnya Bisa Dicegah

Kepala Shin Bet Ronan Bar mengakui Shin Bet gagal memberikan payung keamanan kebanggaannya bagi Israel dalam serangan 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai di Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Kota Gaza

15 jam lalu

Ketua Partai di Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Kota Gaza

Anggota politbiro Front Demokratik Palestina untuk Pembebasan Palestina (DFLP) dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

15 jam lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

15 jam lalu

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

Jelang 76 tahun Nakba, Palestina merilis laporan mengenai kematian, penahanan, dan pembangunan permukiman ilegal yang dilakukakukan Israel

Baca Selengkapnya